“Tidak, jangan seperti ini Dea. Kamu tahu kan, aku sangat mencintaimu,” mohon Kevin. Ia enggan meninggalkan istrinya. “Aku memang salah, berikan satu kesempatan lagi, aku mohon.” Dea membuang mukanya, tak mau menatap wajah suaminya yang terasa menjijikkan. Hatinya terlanjur sakit menerima semua kebohongan itu. Segalanya sudah hancur sekarang. “Pergilah, rumah ini tak sudi diinjak kakimu itu Mas. Bahkan keberadaanmu terasa menjijikkan disini,” usir Dea. “Tidak! Aku tidak akan pergi,” tolak Kevin. Ucapan Dea membuat lelaki itu sakit hati. “Keluar sekarang.” Dea berdiri, dengan langkah tertatih meninggalkan Kevin sendirian di dalam kamar. Perempuan itu sudah sangat muak menghadapi perdebatan ini. Kevin mengikutinya, dari belakang. Ia tak mau pergi dari rumah ini. “Dea!” panggil Kevin pada Dea yang terus berjalan. Tanpa menoleh Dea mengatakan, “Aku akan menelponmu untuk kembali dan mengambil sampahmu dari sini.” Dea
Baca selengkapnya