Beranda / Romansa / DENDAM ISTRI TARUHAN / BAB 11 Pertengkaran Istri

Share

BAB 11 Pertengkaran Istri

Penulis: Dentik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kepergian Kevin membuat dirinya kesal. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dea segera mengangkat telepon itu dengan malas. Meskipun nomor ini tak memiliki nama, tapi Dea tahu jika itu adalah Icha.

“Hallo Assalamualaikum,” jawab Dea santai.

“Waalaikumsalam Mbak,” ucap Icha yang terdengar meninggi.

“Ya ada apa?” tanya Dea to the point, ia tak ingin berlama-lama berbicara dengan wanita murahan seperti Icha.

“Kasihan ya kamu...” ucapan Icha ini membuat Dea naik pintam, belum apa-apa ia sudah dikasihani oleh selingkuhan suaminya. Bukan selingkuhan melainkan istri kedua Kevin.

“Hahhh... Ya, aku kasihan kenapa?” tanya Dea yang mulai gerah mendengar suara Icha. Ini masih pagi tapi dirinya tiba-tiba mendapat gencaran konflik yang membuat batinnya tertekan.

“Kasihan ya, kemarin tidak ditemani suami tercinta padahal posisi lagi sekarat!” ejek Icha.

Dea hanya mencebikkan bibirnya, “Ya terus?”

“Ya tidak apa-apa sih! Aku hanya kasihan sama kamu aja Mbak, kemarin aku sama Kevin bersenang-senang loh!?” pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Handayani
lah malah bisa jadi bukti buat Dea tuh vidio ,simpen aja lain kali bisa berguna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 12 Luka di Atas Kenikmatan

    Perkataan perempuan itu sudah terbukti dengan rekaman video dimana Kevin dan Icha sedang melakukan foreplay sebelum melakukan penyatuan. Betapa sakitnya hati Dea melihat setiap adegan yang terpampang jelas dalam cuplikan itu. Suara kenikmatan yang dikeluarkan oleh kedua insan bagaikan petir yang menyambar ke telinganya. Bahkan suaminya dengan gamblang memuji Icha dengan manis.“Kamu lebih jago daripada istriku BABY!” ucap Kevin lembut di dalam video tersebut. Lelaki itu nampak mengecup leher wanita yang sedang terbaring di atas ranjang tanpa sehelai kain pun.“Aargghhhhhh!!!!” Dea frustrasi mendengar perkataan itu. Hatinya benar-benar sakit mendapati suaminya yang memuji perempuan lain.Ia sudah berusaha melayani Kevin dengan penuh kasih, tapi lelaki itu tak pernah puas dengan dirinya. Bahkan Kevin membandingkannya dengan Icha!“Sial*n Kevin! Aku kan balas dendam padamu KEVINNN!!!” teriak Dea histeris.Hatinya sudah merasakan sakit yang luar biasa. Ini adalah keadaan terpuruk yang har

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 13 Kesayangan Mertua

    Ia segera menyeka bekas air mata di wajahnya.“Masuk,” ucap Dea.Terlihat Bik Asih yang nongol sembari membawa sarapan untuknya.“Mbak Dea, tadi ada yang kirim sarapan.”“Siapa?”“Andre.” Bik Asih mengatur meja lipat di depan Dea.‘Andre? Kenapa dia sampai mengirimkanku sarapan?’ batin Dea yang penasaran.“Ini sendoknya Mbak.” Perempuan paruh baya itu langsung menyondorkan garpu dan sendok pada Dea.Ketika dia menyelesaikan sarapannya hingga tandas, Dea segera merapikan bekas makanan miliknya sendiri. Lagi-lagi pintunya terketuk dan menyembulkan kepala orang tersayangnya.“Adik,” panggil Nala. Disusul dengan mama mertuanya yang terlihat khawatir. Kevin sempat mengatakan jika Mama akan datang ke rumah.“Ya ampun Sayang!” pekik Rita, mama mertuanya yang berada di belakang Nala.“Bagaimana bisa kamu kecelakaan? Kevin kemana Sayang? Astaga! Lututmu sampai luka seperti ini,” cerocos Mama mertuanya histeris mendapati menantu kesayangannya mendapat musibah.“Aduh, anak Mama bagaimana bisa ka

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 14 Sahabat Si Pengkhianat

    Ketika sudah menemukan nomor itu, Dea segera menekan ikon telepon. Nino adalah salah satu sahabat suaminya yang sangat dekat. Dea sangat tau jika Kevin sering berkeluh kesah pada lelaki itu, karena tak jarang Nino memberikan nasihat padanya soal suaminya. Kepercayaan Kevin pada lelaki itu sering membuat Dea cemburu, karena ia merasa gagal menjadi seorang istri yang baik. Suaminya lebih percaya mengeluarkan unek-uneknya pada orang lain ketimbang dirinya. Tutt... Tutt... Tut... butuh waktu yang cukup lama menunggu jawaban dari panggilannya. Dea bahkan harus mengulang panggilan itu kembali karena tak kunjung mendapatkan jawaban. Ketika telepon ketiga, “Hallo assalamualaikum,” salam Nino di seberang telepon. “Waalaikumsalam Mas Nino,” jawab Dea. “Ada apa Dea?” tanya Nino yang kebingungan tiba-tiba istri temannya menelpon. “Aku mau nanya sesuatu Mas, kemarin malam Mas Nino dan Kevin nongkrong dimana?” tanya Dea. “Aku tidak nongkrong De,” jawab Nino. Namun, tiba-tiba hening. “Eh! Kemar

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 15 Dea Vs Kevin

    Kevin langsung mengambil ponselnya di saku karena merasakan getaran yang tak henti sedari tadi. “Ini dia, kau ingin bicara dengannya? Kau bisa bicara dengannya,” ucap Kevin yang mengangkat telepon dari sahabatnya, “Hallo, Nino?” “Dea tahu segalanya. Aku tidak memberitahunya,” jawab Nino di seberang telepon. Kevin terdiam mendengar ucapan Nino. “Kevin? Hallo?” panggil Nino panik. Kevin langsung menutup telepon itu, raut wajahnya tampak kaget. Derai air mata membanjiri pipi mulus Dea, ia merapatkan kelopak matanya menahan rasa sakit di dalam hatinya. Tangannya meremas bedcover yang menutupi setengah tubuhnya. Ia serasa ingin mengamuk melihat suaminya. Sedangkan Kevin hanya mampu menatap istrinya tanpa sepatah katapun. “Kau tak ingin aku berbicara dengannya?” tanya Dea pada Kevin, alisnya berkerut dengan mata yang menyiratkan rasa kecewa. Mulut Kevin enggan terbuka. Lelaki itu merasakan jika pertengkaran ini akan berjalan dengan hebat. Berdesir rasa takut di dalam hatinya. Apalagi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 16 Alasan Memuakkan

    Setiap kata yang keluar dari mulut lelaki tersebut terasa seperti anak panah yang menghujam tubuhnya. Perih sakit menjadi satu kesatuan.“Aku tidak tidur dengannya!” sanggah Kevin yang tak mau disalahkan.“Tidak. Tapi kau menginginkannya bukan?” Dea merasa tak percaya dengan ucapan suaminya. Ia jelas-jelas tau jika Kevin telah bersenggama dengan Icha.“Tidak!” tolak Kevin yang tak setuju dengan pertanyaan istrinya.“Omong kosong. Apakah dia lebih cantik dariku?” Kini Dea mulai membandingkan dirinya dengan selingkuhan suaminya. Pada kenyataannya Icha termasuk wanita cantik yang populer di kalangan pria. Memiliki tubuh semok dengan paras rupawan jelas membuat banyak pria terpincut ingin memilikinya.“Tidak!” Kevin mendekat dan langsung menggenggam tangan istrinya. Dengan cepat Dea menyibakkan tangan suaminya.“Pembohong!”“Tidak Dea!” Kevin berusaha meyakinkan istrinya. Pemikiran yang terlintas di kepala Dea itu salah. Dea beringsut turun dari ranjang, merasa jijik berdekatan dengan Kev

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 17 Bukti Konkrit

    Mata Kevin melebar, tubuhnya membeku, dada terasa dihantam batu besar. Degup jantung berdetak dengan cepat.“Bagaimana kau bisa tau? Siapa yang mengatakannya!?” teriak Kevin dengan sorot mata bersalah.Dea tersenyum smrik melihat raut wajah suaminya yang memucat.“Tidak penting siapa yang memberitahuku, kamu sudah mengkhianatiku MAS!!!”“Tidak tidak! Itu tidak benar! Jangan bicara omong kosong.” Lelaki itu mencoba mengelak semua tuduhan istrinya.“Omong kosong?” tanya Dea tak percaya. Kevin menggenggam kedua tangan istrinya. Memandang wajah perempuan itu dengan dalam.“Iya, itu hanya omong kosong Sayang.”“Aku sudah muak mendengar jawabanmu KEVIN! Sudah berapa kali kamu berbohong kepadaku. Aku tau kamu semalam tidur dengan perempuan lain. Kita sudah berakhir!” teriakan Dea menggema di indera pendengaran Kevin.“JANGAN KATAKAN OMONG KOSONG DEA!!!” bentak Kevin di hadapan istrinya. Bibir Dea menganga saking kagetnya.“KAU SUDAH MENGKHIANATIKU BAJING*N!!!” bentak Dea tak kalah kerasnya.

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 18 Negoisasi Pasutri

    Lelaki itu langsung gelagapan melihat cuplikan dalam ponsel. “Tidak! Ini video amatir Sayang, kamu jangan percaya. Siapa yang mengirimnya? Katakan padaku biar aku-” “Tidak penting, kamu tidak perlu tau siapa yang mengirim video itu. Apa kamu masih mengelak?” tanya Dea. Lelaki itu enggan menjawab pertanyaan istrinya, kali ini dia ketahuan telah melakukan pengkhianatan. Video dimana ia bersenggama dengan istri sirinya sampai pada Dea. Jelas ini membuat istri sahnya sakit hati. Kini Kevin tidak bisa mengelak dari semua kenyataannya perbuatan yang telah ia lakukan. “Kita menikah baru setahun Mas, dan kamu mengatakan ingin menghabiskan sisa usiamu bersamaku? Apa kamu tidak sadar diri? Kamu tidak malu mengatakan itu? Aku tak habis pikir,” keluh Dea. “Aku serius mengatakannya De, aku benar-benar ingin menghabiskan sisa usiaku bersamamu.” Dea lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Aku memang bersama Icha, tapi setelah itu aku sadar. Hanya kamu yang aku inginkan, cuma kamu Sayang

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   BAB 19 Talak

    “Tidak, jangan seperti ini Dea. Kamu tahu kan, aku sangat mencintaimu,” mohon Kevin. Ia enggan meninggalkan istrinya. “Aku memang salah, berikan satu kesempatan lagi, aku mohon.” Dea membuang mukanya, tak mau menatap wajah suaminya yang terasa menjijikkan. Hatinya terlanjur sakit menerima semua kebohongan itu. Segalanya sudah hancur sekarang. “Pergilah, rumah ini tak sudi diinjak kakimu itu Mas. Bahkan keberadaanmu terasa menjijikkan disini,” usir Dea. “Tidak! Aku tidak akan pergi,” tolak Kevin. Ucapan Dea membuat lelaki itu sakit hati. “Keluar sekarang.” Dea berdiri, dengan langkah tertatih meninggalkan Kevin sendirian di dalam kamar. Perempuan itu sudah sangat muak menghadapi perdebatan ini. Kevin mengikutinya, dari belakang. Ia tak mau pergi dari rumah ini. “Dea!” panggil Kevin pada Dea yang terus berjalan. Tanpa menoleh Dea mengatakan, “Aku akan menelponmu untuk kembali dan mengambil sampahmu dari sini.” Dea

Bab terbaru

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   337 END

    "Perutku sakit banget, Sayang. Seperti kontraksi," jawab Dea dengan suara gemetar.Andre segera memeriksa jam tangannya. "Tapi ini belum waktunya, kan? Masih beberapa minggu lagi!" Namun, melihat ekspresi Dea yang pucat, ia tak berani menunda. "Kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu sebentar, aku ambil kunci mobil."Dea mengangguk, meski tubuhnya terus menggeliat karena rasa sakit. Andre kembali dengan mantel dan payung, membantunya bangun dengan hati-hati.Di perjalanan menuju rumah sakit, Dea terus mencengkeram lengan suaminya. Pria itu pun dibuat kalap dengan satu tangan memegang kemudi. "Aduh, Mas sakit banget. Aku nggak kuat," keluhnya.Andre berusaha tetap tenang, meskipun dadanya terasa sesak melihat istrinya kesakitan. "Sayang, bertahan ya. Kita sebentar lagi sampai," katanya sambil mempercepat laju mobil.Setibanya di rumah sakit, para perawat langsung membawa Dea ke ruang bersalin. Andre mendampingi dengan wajah penuh kecemasan. Dokter masuk dan memeriksa kondisi Dea dengan ce

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   336

    “Waalaikumsalam,” jawab Icha cepat-cepat sambil membuka pintu. Berdiri di sana, Kevin dengan setelan kerjanya yang rapi, wajahnya tampak lelah, tetapi ada senyum tipis yang terukir.“Kamu baru pulang?” tanya Icha langsung, nada suaranya sedikit tajam meski ia mencoba menahannya. Evan yang masih dalam gendongannya mulai merengek lagi, membuatnya semakin frustasi.Kevin mengangguk sambil melepas sepatu. “Iya, maaf lama. Ada kerjaan tambahan tadi. Stok baju menumpuk dan harus di display. Ditambah, aku juga menambah manekin sesuai idemu. Aku sudah memasang banyak setelan yang kamu atur.” Ia mendekati mereka, mengusap kepala Evan yang langsung melenguh kecil, tetapi tetap rewel.“Aku hampir gila sendiri di rumah, tahu nggak?” keluh Icha sambil membawa Evan ke ruang tamu. Namun, ada kebahagiaan sendiri karena ide yang sempat ia katakan pada Kevin, sekarang telah teralisasikan. Dia yang dulunya suka shopping dan selalu memakai outfit kece, ternyata bisa merembak ke bisnis toko baju yang mere

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   335

    Beberapa hari setelah kabar kehamilan itu, Andre dan Dea memutuskan untuk mengundang kedua keluarga mereka untuk makan malam di rumah. Andre telah mengatur semuanya, dari makanan hingga dekorasi sederhana yang akan digunakan untuk menyampaikan kabar gembira tersebut.Dea berdiri di depan cermin, mengenakan gaun longgar yang sengaja dipilih karena ia mulai merasa tak nyaman dengan pakaian yang ketat di perut. Ia menyentuh perutnya yang masih datar dengan perasaan takjub, seolah tak percaya bahwa kehidupan baru tengah tumbuh di dalamnya.“Kamu cantik,” komentar Andre yang muncul dari balik pintu kamar. Ia mendekat, melingkarkan lengannya di pinggang Dea.“Kamu yakin mereka akan senang?” tanya Dea sambil menatap Andre lewat pantulan cermin.Andre tertawa kecil, mencium kening Dea dengan lembut. “Ayah dan Mama pasti akan sangat senang. Apalagi Oma. Dia sudah lama menunggu kabar seperti ini.”Dea mengangguk, meski hatinya tetap berdebar. Ia masih merasa gugup untuk menyampaikan kabar terse

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   334

    Setelah hampir dua minggu menikmati bulan madu yang penuh kenangan di Maldives, Dea dan Andre akhirnya kembali ke rumah mereka yang megah. Malam itu, mereka tiba di bandara dengan suasana hati yang lelah tetapi bahagia.“Welcome home, Pak Andre, Bu Dea,” sapa seorang pelayan ketika mereka melangkah masuk ke dalam rumah. Bagi Dea rumah itu terasa lebih besar dari tempat yang selama ini ia tinggali, tetapi kehangatan dari staf yang menyambut mereka membuat Dea merasa nyaman.“Terima kasih,” jawab Andre singkat. Ia menoleh ke arah Dea, yang terlihat sedikit pucat. “Kamu capek? Mau langsung istirahat?”Dea mengangguk sambil tersenyum kecil. “Sepertinya begitu. Perjalanan panjang tadi bikin aku sedikit mual.”Andre mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya. “Kamu yakin cuma capek? Jangan-jangan kamu sakit.”Wanita itu hanya tertawa kecil. “Nggak kok, mungkin hanya masuk angin. Besok juga pasti sembuh.”Andre menghela napas, tapi akhirnya mengangguk. “Kalau gitu, ayo naik. Aku bawakan kopermu

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   333

    Tanpa menunggu lagi, sepasang pengantin yang baru saja melakukan malam pertama segera terbang ke luar negeri."Mas, kita mau ke mana?" tanya Dea. Ia sedari tadi hanya mengekori suaminya. Semua keperluan sudah diatur Andre dan staffnya. Jadi, wanita itu tidak tau mereka akan terbang ke mana. Suaminya pun hanya membalasnya dengan senyuman kecil. "Nanti juga tau," ujar lelaki itu sembari menoel hidung Dea.Namun, jawaban atas rasa penasaran wanita itu langsung terjawab ketika jet yang ia tumpangi landing di salah satu bandara yang ada di Maldives. Dea tak menyangka dan tak terpikirkan akan berada di negara ini. Pagi pertama mereka di Maldives dimulai dengan sinar matahari lembut yang menerobos tirai kamar villa di atas laut. Dea membuka mata perlahan, menghirup aroma udara laut yang menyegarkan. Ia merasakan kain lembut selimut yang menyelimuti tubuhnya dan ketenang di sekitarnya.Ketika ia menoleh, Andre sudah duduk di teras luar, hanya memakai kemeja santai berwarna putih dan celana p

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   332

    Kevin kehilangan kata-kata. Zahra hanya berdiri di tempatnya, matanya kembali berkaca-kaca, tetapi tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.Icha mengusap air matanya dengan kasar, sambil tetap memeluk Evan. Suaranya gemetar saat ia melanjutkan, “Aku meninggalkan keluargaku demi kamu, Kevin. Aku melawan dan menghadapi dunia sendirian, bahkan saat aku melahirkan anak ini. Apa balasanmu? Kamu bawa perempuan lain masuk ke rumah kita!”“Icha, aku tahu aku salah,” Kevin berkata dengan nada putus asa. “Tapi aku ingin memperbaikinya. Demi Evan. Tolong beri aku kesempatan-”Kata-kata itu seperti palu godam yang menghantam Icha. Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya terpaku. Suaminya hanya memikirkan putra mereka, bukan dirinya. Zahra yang tak sanggup melihat perseteruan mereka, berbalik dan melangkah pergi tanpa berkata apa-apa.Icha menunduk, menatap bayi kecil di pelukannya yang akhirnya berhenti menangis. Ia mengusap lembut kepala Evan sambil berbisik, “Kita pergi dari sini, Nak. Kita tid

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   331

    Kevin berdiri terpaku, jantungnya berdegup kencang. Kata-kata Icha tadi seperti pisau yang terus-menerus mengirisnya. Ia ingin mengejar wanita itu, tetapi tubuhnya terasa kaku. Di sebelahnya, Zahra menggenggam tangan di depan dada, matanya berkaca-kaca, penuh rasa bersalah.“Mas, mungkin aku seharusnya tidak datang ke sini,” Zahra berbisik pelan. “Kehadiranku hanya memperburuk keadaan.”Kevin menoleh, pandangannya gelap. “Zahra, ini bukan salahmu. Semua ini salahku. Aku yang mengambil keputusan bodoh, dan sekarang aku harus menanggung akibatnya.”Sebelum Zahra bisa menjawab, suara pintu yang dibanting terdengar keras dari arah kamar. Icha muncul kembali dengan sebuah koper besar di tangannya. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kevin atau Zahra, ia berjalan cepat menuju pintu depan.“Cha, tunggu!” Kevin akhirnya bergerak, berusaha menghentikan istrinya. Ia memegang lengan Icha, tetapi wanita itu menepisnya dengan kasar.“Jangan sentuh aku, Kevin!” seru Icha dengan air mata yang masih me

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   330

    Kevin menatap Zahra sejenak. Pikirannya bergemuruh, tetapi bibirnya akhirnya lolos begitu saja mengungkapkan kenyataan yang selama ini dia sembunyikan. "Zahra adalah istriku, Cha. Dia madumu. Kami sudah menikah secara sah baik di mata hukum maupun agama."Pernyataan itu jatuh seperti petir di siang bolong. Icha menatap Kevin dengan mata membelalak, wajahnya memerah karena amarah yang langsung memuncak. Tubuhnya gemetar, hampir tak mampu berdiri.“Apa?!” jerit Icha dengan suara yang pecah. “Kamu bilang dia MADUKU?! Kamu sudah menikah lagi tanpa bilang apa-apa padaku?!”Pria itu menatap Icha selembut mungkin, berusaha menenangkan. Namun, kata-kata yang ia siapkan tak mampu menahan badai yang jelas sudah datang. “Cha, aku bisa jelaskan. Seharusnya bilang dari awal. Tapi-”“JELASKAN APA?!” potong Icha dengan teriakan melengking. “Kamu menikah lagi di belakangku, Kevin! Kamu mengkhianatiku! Kamu membawanya ke sini, dan kamu pikir aku akan menerima begitu saja?!”Zahra yang berdiri di sampi

  • DENDAM ISTRI TARUHAN   329

    Di ruang tamu, seorang wanita bergamis duduk dengan tenang. Sosok itu membuat darah Icha mendidih seketika.“Kamu?!” seru Icha dengan nada tinggi, tanpa mencoba menyembunyikan kemarahannya.Zahra, yang mengenakan gamis hitam bangkit perlahan. Meski matanya tampak tenang, tubuhnya sedikit gemetar karena situasi yang ia tahu akan sulit.“Iya, Mbak Icha,” jawab Zahra pelan. “Saya diminta Mas Kevin datang.”"Dasar perempuan gatel! Apa-apaan kamu tiba-tiba nggak pake cadar gitu. Mau menggoda suami saya, ya!" Icha melirik Kevin dengan tatapan penuh emosi. “Mas, kamu tega banget bawa dia ke sini?! ngapain kamu suruh datang ke rumah kita?!”“Cha, tenang dulu. Aku cuma—”“Tenang?!” potong Icha tajam. “Kamu mau aku tenang sementara kamu bawa perempuan ini ke rumah kita?! Aku istrimu, Kevin! Dia itu cuma... cuma-”“Saya cuma apa, Mbak?” Zahra menyela lembut, tetapi nadanya tegas. “Kalau saya hanya dianggap sebagai masalah, saya mohon maaf. Tapi saya di sini untuk menyelesaikan semuanya, biar ng

DMCA.com Protection Status