Setiap kata yang keluar dari mulut lelaki tersebut terasa seperti anak panah yang menghujam tubuhnya. Perih sakit menjadi satu kesatuan.“Aku tidak tidur dengannya!” sanggah Kevin yang tak mau disalahkan.“Tidak. Tapi kau menginginkannya bukan?” Dea merasa tak percaya dengan ucapan suaminya. Ia jelas-jelas tau jika Kevin telah bersenggama dengan Icha.“Tidak!” tolak Kevin yang tak setuju dengan pertanyaan istrinya.“Omong kosong. Apakah dia lebih cantik dariku?” Kini Dea mulai membandingkan dirinya dengan selingkuhan suaminya. Pada kenyataannya Icha termasuk wanita cantik yang populer di kalangan pria. Memiliki tubuh semok dengan paras rupawan jelas membuat banyak pria terpincut ingin memilikinya.“Tidak!” Kevin mendekat dan langsung menggenggam tangan istrinya. Dengan cepat Dea menyibakkan tangan suaminya.“Pembohong!”“Tidak Dea!” Kevin berusaha meyakinkan istrinya. Pemikiran yang terlintas di kepala Dea itu salah. Dea beringsut turun dari ranjang, merasa jijik berdekatan dengan Kev
Mata Kevin melebar, tubuhnya membeku, dada terasa dihantam batu besar. Degup jantung berdetak dengan cepat.“Bagaimana kau bisa tau? Siapa yang mengatakannya!?” teriak Kevin dengan sorot mata bersalah.Dea tersenyum smrik melihat raut wajah suaminya yang memucat.“Tidak penting siapa yang memberitahuku, kamu sudah mengkhianatiku MAS!!!”“Tidak tidak! Itu tidak benar! Jangan bicara omong kosong.” Lelaki itu mencoba mengelak semua tuduhan istrinya.“Omong kosong?” tanya Dea tak percaya. Kevin menggenggam kedua tangan istrinya. Memandang wajah perempuan itu dengan dalam.“Iya, itu hanya omong kosong Sayang.”“Aku sudah muak mendengar jawabanmu KEVIN! Sudah berapa kali kamu berbohong kepadaku. Aku tau kamu semalam tidur dengan perempuan lain. Kita sudah berakhir!” teriakan Dea menggema di indera pendengaran Kevin.“JANGAN KATAKAN OMONG KOSONG DEA!!!” bentak Kevin di hadapan istrinya. Bibir Dea menganga saking kagetnya.“KAU SUDAH MENGKHIANATIKU BAJING*N!!!” bentak Dea tak kalah kerasnya.
Lelaki itu langsung gelagapan melihat cuplikan dalam ponsel. “Tidak! Ini video amatir Sayang, kamu jangan percaya. Siapa yang mengirimnya? Katakan padaku biar aku-” “Tidak penting, kamu tidak perlu tau siapa yang mengirim video itu. Apa kamu masih mengelak?” tanya Dea. Lelaki itu enggan menjawab pertanyaan istrinya, kali ini dia ketahuan telah melakukan pengkhianatan. Video dimana ia bersenggama dengan istri sirinya sampai pada Dea. Jelas ini membuat istri sahnya sakit hati. Kini Kevin tidak bisa mengelak dari semua kenyataannya perbuatan yang telah ia lakukan. “Kita menikah baru setahun Mas, dan kamu mengatakan ingin menghabiskan sisa usiamu bersamaku? Apa kamu tidak sadar diri? Kamu tidak malu mengatakan itu? Aku tak habis pikir,” keluh Dea. “Aku serius mengatakannya De, aku benar-benar ingin menghabiskan sisa usiaku bersamamu.” Dea lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Aku memang bersama Icha, tapi setelah itu aku sadar. Hanya kamu yang aku inginkan, cuma kamu Sayang
“Tidak, jangan seperti ini Dea. Kamu tahu kan, aku sangat mencintaimu,” mohon Kevin. Ia enggan meninggalkan istrinya. “Aku memang salah, berikan satu kesempatan lagi, aku mohon.” Dea membuang mukanya, tak mau menatap wajah suaminya yang terasa menjijikkan. Hatinya terlanjur sakit menerima semua kebohongan itu. Segalanya sudah hancur sekarang. “Pergilah, rumah ini tak sudi diinjak kakimu itu Mas. Bahkan keberadaanmu terasa menjijikkan disini,” usir Dea. “Tidak! Aku tidak akan pergi,” tolak Kevin. Ucapan Dea membuat lelaki itu sakit hati. “Keluar sekarang.” Dea berdiri, dengan langkah tertatih meninggalkan Kevin sendirian di dalam kamar. Perempuan itu sudah sangat muak menghadapi perdebatan ini. Kevin mengikutinya, dari belakang. Ia tak mau pergi dari rumah ini. “Dea!” panggil Kevin pada Dea yang terus berjalan. Tanpa menoleh Dea mengatakan, “Aku akan menelponmu untuk kembali dan mengambil sampahmu dari sini.” Dea
Kevin turun dari sepeda motornya, tak menggubris istrinya ia langsung masuk ke dalam rumah. Kepalanya terasa berdenyut dengan kuat.“Mas... kamu kenapa?” tanya Icha yang langsung bergelantungan di lengan suaminya.“Layani aku sekarang, cepat!” bentak Kevin.Bukannya takut, wanita itu justru tersenyum genit. Ini adalah hal yang sangat ia tunggu-tunggu. Meskipun semalam mereka telah melakukannya, tapi ia tak merasa lelah melayani pria itu berkali-kali dalam sehari.Kevin langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sedangkan Icha memulai aksinya dengan begitu lihai.“Lakukan dengan cepat!”Icha menuruti perintah lelaki itu. Hingga Kevin merasakan puncak kenikmatan yang ia inginkan.***Tak hanya perdebatan antara Dea dan Kevin, Levi dan Nina ikut ricuh. Sehabis kedatangan Dea, Levi sibuk membereskan dokumen yang diinginkan adiknya itu hingga ia lupa pesan yang diberikan Dea soal istrinya. Sore
Kini Dea dalam keadaan terpuruk, setelah kepergian Kevin ia hanya bisa menangis di dalam kamar. Mbok Lastri dan Bik Asih bergantian membawakan makanan untuknya.“Mbak Dea makan dulu yuk,” bujuk Bik Asih. Sedari tadi ia menemani Dea, hatinya terenyuh mendengar suara tangis majikannya. Sedangkan Mbok Lastri sudah pulang lebih awal.“Mbakk...” panggil Bik Asih lembut. Tangannya mengusap punggung wanita itu, berharap ini menjadi obat penenang dari rasa sakit yang di derita Dea.Dea mengusap air matanya, bantal yang ia tiduri pun terasa lembab akibat tangisannya.Bik Asih tersenyum melihat Dea yang menyandarkan punggungnya ke dashborad.Dengan sigap ia memberikan sepiring bubur ayam untuk Dea.“Makan dulu Mbak,” ucap Bik Asih dengan menyondorkan sendok.Dengan memakan bubur itu sedikit, lalu memberikannya pada Bik Asih. Kembali merebahkan tubuhnya.“Bik, jangan bilang Mama Papa sama mertua y
Nina menyetir mobil itu dengan gesit.“Cepat Nin!” pinta Kevin. Dia sangat panik.“Sabar Vin, ini aku juga berusaha cepat!” pekik Nina yang ikutan panik. Namun, ketika mobil Nina berjalan lurus melewati gang rumahnya membuat Kevin semakin bingung.“Nin! Bukannya salah arah ya?!” tanya Kevin panik.“Tidak!” jawab Nina. Mobil melaju semakin cepat. Lelaki itu terlihat ling lung, ia hanya pasrah mengikuti perempuan yang sedang mengemudikan mobil yang dia tumpangi.Beberapa menit kemudian mobil itu sudah terparkir di rumah bercat putih.“Ayo masuk!!! Cepat!” ajak Nina yang tergesa-gesa.“Ini rumah siapa? Apa Dea disandera seseorang?” benak Kevin yang overthinking memikirkan banyak kemungkinan yang sedang terjadi.Pria itu segera turun dari mobil, dan melangkahkan kakinya mengikuti Nina. Ketika sampai di ruang tamu, Nina langsung mengunci pintu dan menyimpan kunc
Keadaan benar-benar kacau sekarang, tangan Icha tengah bersimbah darah. “Pa! Panggil dokter ke rumah Pah!” teriak wanita itu. Kevin terpaku melihat pemandangan di depannya. Icha tengah tersungkur dengan pergelangan tangan yang bersimbah darah. Lelaki itu sangat membenci darah. Detak jantungnya berdetak cepat tak terkontrol. Ia perlahan melangkahkan kakinya mundur. Menjauhi tempat itu, dan memilih duduk di atas sofa. Beberapa menit kemudian, Seno datang dengan seorang wanita lengkap kotak P3K di tangannya. Dari pakaiannya wanita itu hanya memakai daster, tapi dia sangat cekatan menutup luka Icha. Ketika semua telah selesai, dan kondisi Icha sudah membaik karena mendapatkan pengobatan dan infus dari dokter itu. Semua orang berkumpul di kamar. “Kevin!” panggil Nina dari dalam kamar. “Cepat sini.” Dengan malas Kevin menghampiri perempuan itu, orangtua Icha menatapnya dengan garang. Sorot kebencian terlihat jelas dari bola mata mereka.