Home / Pernikahan / DERITA ISTRI PERTAMA / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of DERITA ISTRI PERTAMA: Chapter 111 - Chapter 120

129 Chapters

111. PEMBICARAAN DENGAN SEKAR

Malam semakin menukik naik, Sekar yang masih gelisah di atas ranjangnya tetap tak bisa memejamkan mata dengan tenang mulai bangkit dan berjalan meninggalkan kamar.Meski ia sudah terbiasa menerima bahwa sang suami tak setiap saat ada di sisinya setiap malam, tapi masih saja ada resah yang tersisa setiap kali mendapati ruang di sisi ranjangnya kosong.Selalu saja ia tak bisa menampik gelisahnya setiap kali teringat pada Meyra, sang istri pertama yang masih saja tak mudah dilupakan meski sosok itu sudah sekian lama menjauh.Terlebih tadi siang Sekar melihat bagaimana tatapan wanita itu pada kebersamaannya dengan lelaki yang masih berstatus sebagai suami mereka.Gejolak cemburu yang berselimut rasa iri sangat membuat Sekar tak tenang, yang membuatnya berniat untuk menghampiri sang suami yang Sekar rasa saat ini sedang berada di lantai atas, di ruang kerjanya atau barangkali di kamar yang biasanya dulu sering ditempati oleh Meyra.Perlahan Sekar membuka pintu di depannya, yang segera memb
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

112. UJUNG PENYELESAIAN

Nyatanya Sekar tak langsung menjawab pertanyaan Meyra.Setelah memindai wajah Meyra untuk beberapa lama, wanita itu kemudian mulai menyerahkan sebuah amplop lebar berwarna coklat.Meyra memandangi sejenak amplop itu sembari menyergap mantan sahabatnya itu dengan tatapan lekat.“Apa ini?” tanya Meyra.“Semua yang kamu butuhkan untuk mengajukan gugatan cerai.”Meyra segera membuka dan memeriksanya, lalu menatap Sekar penuh arti.“Aku tahu kamu pasti akan mendapatkan apa yang sedang aku butuhkan ini.”“Jadi kapan kamu akan mengajukan gugatan?” Sekar mulai mengungkapkan pertanyaannya, terdengar nada tidak sabar dalam ucapannya.Meyra melirik penuh arti, tapi kemudian ia malah mengulas segaris senyuman, yang ditangkap Sekar dengan pandangan curiga.Sekar merasa Meyra malah tampak sangat bahagia sekarang, yang membuat dirinya menangkap sebuah keanehan. Hatinya masih meragukan Meyra benar-benar menginginkan perceraian itu, meski Sekar menangkap gurat antusias di wajah Meyra.“Kenapa kamu tam
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

113. KEMBALI MEMOHON KESEMPATAN

“Han, kenapa kamu terburu-buru? Selesaikan dulu sarapannya,” sergah Cyntia yang mulai mengunggah rasa khawatirnya saat melihat gurat gusar di wajah putra semata wayangnya itu. Nehan sudah menyembunyikan surat yang sempat dibukanya tadi yang membuat Cyntia tak tahu apa yang membuat Nehan tampak seperti memendam amarah dan ketegangan yang nyata itu. Sementara Sekar yang sudah mengetahui segalanya, tetap saja tak bisa menampakkan ketenangannya. Walau ia berusaha terlihat baik-baik saja namun tetap saja Sekar menyimpan gundahnya. Karena sewaktu-waktu Nehan akan mengetahui apa yang sudah dilakukannya, yaitu mengambil berkas milik Meyra yang tersimpan di dalam brankas. Sungguh itu sangat mengkhawatirkannya. Nehan menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan maminya. “Ada yang harus aku kerjakan, sangat penting Mi, aku akan sarapan di kantor saja,” ucap Nehan tandas yang kemudia
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

114. BERHAK UNTUK BAHAGIA

“Kalau aku bilang aku tetap tak mau menceraikan kamu, memangnya kamu bisa apa?”Nehan mulai terlihat putus asa yang membuatnya menampakkan sikap sarkas yang kekanak-kanakan.Meyra mendesah jengah sedikit kesal menghadapi sikap lelaki yang sebentar lagi menjadi mantan suaminya itu yang saat ini sudah sedikit kehilangan akal sehat.“Kamu harus bisa berpikir lebih jernih Mas, jangan seperti ini,” ucap Meyra yang tetap berusaha menyajikan ketenangannya.Meyra lalu menarik nafas panjang.“Kukira sudah tak ada yang perlu kita bicarakan lagi.”Nehan masih terlihat gelisah dengan gestur tubuhnya yang menampik segala kenyataan yang terhampar di hadapannya saat ini. Meyra terlihat jelas ingin menghindarinya.Nehan mulai kehilangan kendali dirinya hingga ia memaksa Meyra untuk mendekat padanya dengan menarik lengan Meyra dan meraih kedua pundak wanita yang masih begitu ia cintai itu agar mau menatap ke arah dirinya.Meyra yang sempat memalingkan wajah dan bersiap untuk pergi, langsung ditahan tu
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

115. DI PENGADILAN

Sungguh tak pernah terbesit di dalam benak Meyra sedikitpun sejak awal, bahwa dirinya akan saling berhadapan dengan sosok pria yang sudah menikahinya nyaris dua belas tahun silam, di meja persidangan.Pria yang sebelumnya selalu memandangnya dengan sorot mata yang menyiratkan cinta, kini binar mata itu membias angkuh dengan aura kebencian yang terunggah.Kesedihan merembes di hati Meyra, bahwa kisah indah yang dulu pernah terajut harus usai dengan cara yang menyakitkan seperti ini.“Apa yang membuat Bapak Nehan Asmoro, tidak bersedia mengabulkan gugatan Ibu Meyra?” tanya pengacara yang sudah Meyra tunjuk atas rekomendasi dari Kenrich yang selama ini selalu memberikan dukungan untuknya.“Semua sudah kami paparkan dan materi itu sudah sangat kuat untuk membuat Ibu Meyra mengajukan gugatan, bahwa Ibu Meyra telah menyebutkan jika Bapak Nehan Asmoro telah berpoligami dan sudah mengabaikan Ibu Meyra selama ini.”“Bukankah sudah aku katakan kalau aku sudah berbuat adil meski telah melakukan
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

116. KETEGASAN DI LUAR DUGAAN

Nehan terhenyak ketika mendengar ketegasan Meyra yang diselimuti aura kebencian yang nyata. Rasa takut kehilangan itu kian menyiksanya yang membuat Nehan segera bergeming ketika Meyra menyergapnya dengan tatapan sangat tajam ketika ia terus menyudutkan ibu kandung dari istri pertamanya itu.“Apa kamu hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi saat ini?” sergah Meyra kian menentang.Nehan menghela nafas dalam, tercenung untuk sesaat.“Cukup sekali ini saja aku melihat kamu menyalahkan Ibu, jika aku mendengar kamu menyudutkan Ibuku, aku tak akan tinggal diam.”Setelah itu Meyra mulai mendekati Dahlia yang tampak luruh dalam dekapan suaminya yang selalu berusaha menenangkan kesedihannya.“Ayo Bu, kita tinggalkan tempat ini,” ajak Meyra sembari ikut memapah tubuh ibunya yang sekarang semakin tampak merapuh.Tak ada yang bisa Nehan lakukan lagi, selain memandang kepergian Meyra bersama ibunya dengan membawa rasa kecewa yang dalam.Nehan tak pernah merasa sangat putus asa seper
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

117. HASRAT BERSAMA

Nehan menahan kegeramannya ketika melihat layar CCTV yang menampakkan segala yang sudah dilakukan oleh Sekar. Sekarang segala pertanyaannya terjawab dari mana Meyra mendapatkan kembali dokumen pribadinya yang sudah Nehan tahan, nyatanya Sekar sendiri yang telah memberikan semua itu pada Meyra. Setelah menyaksikan sendiri apa yang sudah diperbuat oleh istri keduanya itu, Nehan segera mendatangi Sekar yang sedang berada di kamar mereka. Ketika Nehan datang, Sekar baru saja keluar dari kamar mandi dan sedikit terkejut dengan kedatangan sang suami dengan menguarkan gurat amarah di raut mukanya. Sekar menghadapinya dengan tenang, dan menampilkan sikap yang wajar. Akhir-akhir ini sikap Nehan memang sangata temperamental yang membuatnya sedikit terbiasa dengan sikap lelaki itu yang mudah meledak-ledak. “Jadi kamu yang sudah memberikan surat-surat itu pada Meyra?!” sergah Neh
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

118. SESUATU YANG TAK INGIN DILIHAT

“Memangnya kamu menginginkan kado seperti apa?” Meyra mengungkapkan pertanyaannya sembari memindai sosok yang sering melirik sekejap padanya sebelum pria itu kembali memalingkan wajah untuk memusatkan perhatian pada suasana jalanan yang sedikit mulai padat. “Kalau aku bilang apa kamu akan mengabulkannya?” tanya Kenrich sembari memberikan lirikan yang penuh misteri. Meyra termangu sesaat meski kemudian ia mengangguk sembari mengunggah senyumnya. “Katakan saja, selama aku bisa memberikan aku akan lakukan.” Kenrich ikut menerbitkan senyumnya. “Kalau aku minta kamu menerima lamaranku, apa kamu bersedia?” Meyra segera menyurutkan senyumnya, dengan tatapan mata yang tersaji tegang. Kenrich menelisik ekspresi wajah Meyra yang tampak tertekan itu, menghadirkan gelisah perlahan.
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

119. SATU SYARAT

 “Katakan memangnya kamu tahu apa yang sedang aku lihat sekarang?” Hati Meyra mulai tergelitik oleh rasa ingin tahu. Kenrich yang sebenarnya ikut menyaksikan segala fragmen yang terjadi di belakangnya lewat pantulan cermin besar di depannya, segera memandang lurus pada Meyra yang sedang mengunggah kesedihannya itu. “Kamu sedang bersamaku sekarang, jadi kamu bisa melakukan apa yang sedang mereka lakukan itu denganku,” ungkap dengan sangat santai bahkan sebelah matanya mengerling nakal. Meyra mencelos kesal hingga ia melemparkan serbet yang ada di sampingnya di hadapan Kenrich. Kenrich menyambut dengan tawanya yang lebar. Tapi saat melihat wajah Meyra yang masih saja sendu, Kenrich segera meraih tangan wanita di depannya dan menggenggamnya erat. “Lupakan yang sudah pernah kamu lewati bersama Nehan.
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

120. TERSERET ARUS GAIRAH

“Katakan Mey, apa syaratnya?” tanya Kenrich yang sudah mulai bersiap untuk mengeluarkan beberapa sayuran dan aneka seofood yang masih tersimpan dalam bungkusan plastik. Meyra dengan sigap segera membantu dan mulai menyiapkan perlengkapan yang akan mereka pakai. “Syaratnya kamu harus mengijinkan aku untuk membantu kamu.” Kenrich mengulas senyumnya kala mendengar ucapan Meyra, sebuah kalimat yang segera membuat hatinya disusupi aura bahagia. “Baiklah ayo kita lakukan dengan cepat karena aku juga sudah sangat lapar.” Meyra sontak mengernyit lugas. “Apa tadi kamu juga tak menyentuh makanan pesanan kamu?” tanya Meyra heran. “Aku juga tak berselera makan saat melihat wajah kamu yang sedih.” Meyra termangu sesaat dengan sedikit menghadirkan kembali gurat sendunya. I
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status