All Chapters of Legenda Raja Pendekar: Chapter 361 - Chapter 370

463 Chapters

JILID 364 | Aku hanya percaya kamu

Mendengar cerita itu, bukan hanya Jiu Long juga empat pendekar Himalaya itu terkejut. Ini peristiwa luar biasa. Kini Kumarawet dan Malini mengerti alasan Mayleen menolak Wasudeva. Tetapi orangtua Mayleen pasti akan ngamuk mengapa putrinya mau mengawini Jiu Long, orang luar dan musuh perguruan. Tidak mustahil mereka akan menghukum Mayleen, bahkan juga semua yang terlibat dalam urusan ini. Empat orang itu termenung, bingung tak tahu harus bersikap. Mereka suka dan bersedia menolong Mayleen, tetapi mereka lebih takut kepada ayah dan ibu Mayleen. Apa jalan keluarnya?Kumarawet bertanya kepada Jiu Long apakah sungguh-sungguh mencintai Mayleen. Jiu Long mengiyakan. Kumarawet menanyakan kepada Mayleen apakah sudah berpikir matang menjadi isteri Jiu Long, sebab itu sama artinya memutus hubungan dengan orangtua bahkan juga dengan perguruan. Mayleen mengiyakan. Kumarawet setuju menikahkan dua sejoli itu dalam upacara adat Himalaya.Wajah Xinxin dan Xiuying pucat "Kami p
Read more

JILID 365 | Kita pergi saja

Keduanya mengeroyok, memegang dan membanting Jiu Long ke lantai. "Kamu harus ngaku bahwa kamu yang beruntung mendapatkan isteri secantik aku dan Mayleen." Dua perempuan itu mencopot busana masing-masing. "Lihat tubuh kita, indah dan molek."Jiu Long terangsang. "Kalian benar, aku salah. Memang aku yang beruntung mendapatkan kalian sebagai isteri, kemarilah sayang."Dua perempuan itu melompat keluar kamar. Jiu Long berseru "Hei tunggu dulu!" Dua gadis cantik itu tertawa cekikikan menatap Jiu Long yang juga tertawa.Tanpa berunding lagi, Gwangsin menyatakan setuju perkawinan adat Himalaya. Tetapi Kumarawet protes, "Bagaimana mungkin seorang lelaki kawin sekaligus dengan dua perempuan, aku belum biasa."Tiga perempuan itu, Malini, Xinxin dan Xiuying membela Mayleen. "Lakukan saja, yang penting upacaranya sakral," kata Malini.Pernikahan dilaksanakan malam itu juga. Xinxin, Xiuying dan Malini mencari perlengkapan. Bunga, dedaunan, kulit pohon warna war
Read more

JILID 366 | Hati Hwang Mi Hee Hancur

Malam itu juga mereka menuju penginapan Partai Naga Emas. Di tengah jalan Jiu Long cerita pada Gwangsin, bahwa ia akan menceraikan Hwang Mi Hee dan Mei Li Tsu. Tetapi Mayleen justru mengusul agar Hwang Mi Hee diampuni. "Keadaan satu satu. Tinggal kamu Gwangsin, apapun keputusanmu, maka itulah keputusanku," tegas Jiu Long.Tertegun sesaat Gwangsin berkata lirih, "Sulit, apabila pada awalnya sudah ada perasaan tidak suka atau tidak percaya. Lama-lama bisa bagaikan api dalam sekam, sekali waktu bisa meletus dan membakar kita sekeluarga. Ceraikan saja, Jiu Long!"Mayleen terkejut. Gwangsin mendekati dan memeluknya "Kamu dan aku, yang paling dirugikan nantinya"Mayleen berbisik lirih, "Aku ikut apa katamu."Jiu Long dan dua isterinya tiba di rumah Partai Naga Emas. Mereka menyambut ketuanya. Sedikit basa-basi, Jiu Long mengumumkan dia baru saja melakukan upacara sederhana perkawinan dengan Gwangsin dan Mayleen. Kontan saja, semua murid terperanjat. Kabar ini m
Read more

JILID 367 | Alasan Jiu Long

Para murid Partai Naga Emas kecewa melihat sepak terjang Jiu Long. Hal ini tak luput dari pengamatan Jiu Long. Ia Memanggil Diaochan, Lan Yan, Gan Nung dan Satrung Agar tidak beredar kabar yang tidak benar, Jiu Long menjelaskan perihal ia menceraikan Hwang Mi Hee dan Mei Li Tsu. Apa perbuatan dua perempuan itu dan alasan mengapa ia harus menceraikan mereka. Keduanya kini bebas untuk mencari jodoh lelaki lain.Hwang Mi Hee tak menyangka mendapat perlakuan setegas itu dari Jiu Long. Malam itu kepada Lan Yan dan Diaochan, ia mengatakan menyesal mengikuti saran dan ajakan Mei Li Tsu. "Aku tahu tak seharusnya malam itu aku dan Mei Li Tsu memukul Mayleen muntah darah. Karena aku melihat bahwa ketua dan Mayleen tidak tarung, mereka seperti menikmati musik dan tari. Tak ada sesuatu pun yang membahayakan jiwa ketua. Aku marah dan cemburu, sehingga begitu Mei Li Tsu mengajak menyerbu masuk dan menghantam Mayleen, seperti orang tolol aku ikut saja."Hwang Mi Hee menyesal, tetapi
Read more

JILID 368 | Perempuan Hamil

Senja di hari terakhir bulan Cakra, matahari bersinar merah lembut. Desa Limo di lereng gunung Laojun biasanya tenang dan damai. Semua penduduk sudah mengungsi. Tetapi kehadiran para pendekar membuat suasana ramai. Tidak lama lagi, saat tengah malam dan gelap menyelimuti gunung, itulah saat binatang sakti sakti keluar dari persembunyiannya, mencari mangsa atau dimangsa.Di sana sini tampak para pendekar bersiap dan siaga. Ada yang mengasah senjata, ada yang semadi menata tenaga dalam. Semua dengan kesibukannya. Sayup-sayup dari jauh terdengar suara seruling yang merdu. Seorang lelaki usia empatpuluhan berbaju putih muncul dari kaki gunung. Ia diikuti sepuluh pria dan wanita yang semuanya berbaju hitam Mereka mendatangi rumah rombongan Partai Naga Emas."Aku dari Gunung Dingjun, namaku Raka chuang, aku murid pendekar Senpai Han dari Gunung Dingjun. Aku datang untuk menemui Kak Jiu Long, ketua Partai Naga Emas."Diaochan dan Gan Nung memberi hormat. "Tak disangka
Read more

JILID 369 | Orang itu bukan ketua kami

Hwang Mi Hee memotong bicara, nadanya agak marah. "Jika kamu benar diperkosa, tentu kamu mengenal wajah dan tubuhnya, coba kamu ceritakan bagaimana bentuk wajah dan tampang Kak Jiu Long.""Ia memerkosa aku beberapa kali sampai pagi, setelah memerkosa, ia pergi dan berpesan supaya aku mencarinya ke Partai Naga Emas, ia mengaku ketua Partai Naga Emas, namanya Jiu Long.""Kamu kenal bentuk tubuh dan wajahnya?" Tanya ulang Hwang Mi Hee.Agak malu-malu Kemini menjelaskan sambil ia menatap ujung kakinya. "Ia tampan, kurus, langsing, rambutnya panjang dikuncir dan digelung di atas kepala.""Usianya kira-kira berapa, sudah tua atau masih muda?""Mungkin sekitar limapuluhan."Terdengar suara kasak-kusuk lagi di rombongan Partai Naga Emas. Gan Nung semakin tidak percaya itu perbuatan Jiu Long. "Rambutnya hitam?""Ya sudah tentu rambutnya hitam!""Sebelum itu, apakah kamu pernah jumpa dengan lelaki tersebut?" Kemini menggeleng kepala. "Da
Read more

JILID 370 | Aku tidak dendam pada Ketua

Raka chuang terkejut. "Gila. Jika benar demikian siapa lelaki itu. Apakah kami bisa berjumpa dengan ketua Kak Jiu Long?""Maaf tuan pendekar yang kami hormati, sudah kami katakan, ketua kami sudah turun gunung, ia tak mau ikut- ikutan berburu binatang sakti, begini saja, jika tuan masih belum percaya boleh saja datang berkunjung ke Partai Naga Emas, mungkin sekitar sepuluh hari lagi ketua sudah pulang."Setelah mengucapkan maaf, Raka chuang dan rombongan pendekar Gunung Dingjun berlalu. Mereka tidak langsung turun gunung, barangkali mau ikut berburu binatang sakti. Sementara murid Partai Naga Emas masuk kembali ke ruang dalam. Hwang Mi Hee masuk ke bilik tempatnya bersama Lan Yan. Murid lainnya berkumpul di ruang tengah. Dalam hati merasa bersalah sempat menyalahkan ketuanya.Diaochan dan Gan Nung membincangkan kejadian aneh itu. Setelah berpikir sejenak, Diaochan mengatakan kemungkinan besar lelaki pemerkosa itu adalah Yun Ching. "Dia amat dendam terhadap ketua
Read more

JILID 371 | Hasutan Mei Li Tsu

"Maksudmu tadi bekerjasama, apa dan bagaimana?" tanya Hwang Mi Hee bingung."Kita pisahkan Mayleen dari Jiu Long. Perempuan itu sekarang luka parah, aku akan kirim orang membunuhnya. Tetapi yang kita perlukan adalah saat perempuan itu berada sendirian, karenanya kiia harus pancing agar Jiu Long pergi meskipun setengah hari saja."Mata Hwang Mi Hee terbelalak. "Tidak, aku tak mau mengkhianati ketua, aku tak mau membunuh orang tak berdosa, kamu pergi saja Mei Li Tsu, aku tidak tertarik."Mei Li Tsu marah. "Kamu perempuan lemah, apakah kamu mami saja dicampakkan begitu saja oleh lelaki setelah dia puas meniduri kamu, benar-benar kamu lemah dan tak bermartabat"Hwang Mi Hee naik darah, setengah berteriak ia mengusir Mei Li Tsu. "Iya, Memang aku lemah, kamu pergi saja, aku tak mau berkawan dengan orang yang akan memusuhi ketua, pergilah kamu."Mendengar suara bernada tinggi Hwang Mi Hee itu, Lan Yan dan Gan Nung masuk kamar, "Ada apa?""Tidak ada
Read more

JILID 372 | Malam Berdarah

Tian Shan merasa tangan Mei Hwa dingin dan basah. ”Koko, aku merasa ngeri dan seram, binatang itu tak mungkin bisa dikalahkan, kurasa lebih baik kita turun gunung saja."Tian Shan memikirkan hal yang sama. “Lebih baik begitu, kita pergi saja, aku sudah kangen pada anak kita. Ayo Mei, sekalian kita ajak ibumu, binatang sakti itu sangat berbahaya."Tetapi Sian Hwa memilih menetap bersama kawan-kawannya. "Aku sudah jumpa dengan kamu, aku sudah senang. Melihat kamu hidup bahagia, aku pun senang. Pergilah kalian, rawat cucuku baik-baik, di sini memang sangat berbahaya seperti katamu itu."Malam kelam makin mencekam ketika turun hujan deras. Suara guruh dan kilat menambah seram suasana. Air hujan mengalir deras menuruni lereng. Tanah menjadi licin. Para pendekar makin kalang kabut dicekam rasa gentar, di sana sini terdengar jeritan orang, lolong serigala dan suara binatang sakti yang mirip jerit kucing. Binatang sakti bergerak cepat seperti kilat halilinta
Read more

JILID 373 | Kamu tak akan mati

Setelah perjalanan santai dari lereng Laojun, senja hari Jiu Long dan empat perempuan itu tiba di desa Kipang, desa terpencil agak jauh dari gunung Laojun. Tak ada warung makan, tak ada penginapan. Jiu Long menyewa rumah penduduk, sekaligus membayar makanan untuk makan malam.Selesai santap malam, Jiu Long dan dua isterinya masuk kamar. Ia berpesan kepada Xinxin dan Xiuying agar berjaga- jaga sementara pengobatan dengan tenaga dalam berlangsung. Tangan Jiu Long menempel di punggung halus isterinya, tenaga dalam menerobos bergantian panas dan dingin. Tubuh Mayleen menggigil kedinginan, saat berikut berkeringat kepanasan.Jiu Long menjelaskan akan lebih cepat sembuh jika bisa mengurut di tempat yang kena pukulan. Mayleen mengangguk. Ia merasa tak perlu malu, meskipun di kamar itu ada Gwangsin. Ia membuka pakaian, membiarkan tubuh atas telanjang. Keduanya berhadapan. Mayleen melihat Jiu Long memejam mata, satu tangan Jiu Long menempel di pundak, satu lainnya di celah anta
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
47
DMCA.com Protection Status