Semua Bab Legenda Raja Pendekar: Bab 191 - Bab 200

463 Bab

JILID 192 | Ilmu Tenaga Bumi

Pada saat tertentu Jiu Long menghabiskan waktu memikirkan pertarungan nanti. Ia pernah bertempur dengan Malini selama tigapuluh jurus di Wuwei. Waktu itu ia terkejut sebab dalam setiap bentrokan tangan, ia merasa tenaganya seperti amblas ke tempat kosong. Malini seperti sebuah sumur yang dalam, yang menyedot seluruh tenaga pukulannya. Ketika ia tanyakan, Yu Jin menegaskan itulah ilmu yang meminjam tenaga bumi. Inti ilmu tersebut, adalah daya tarik bumi. Setiap benda kalau dilempar akan jatuh ke tanah. Makin tinggi keberadaan benda dan makin berat bobot benda itu maka kejatuhannya akan bertambah keras.Prinsip ilmu itu hampir sama dengan Inti Naga Emas Pamungkas. Bedanya Pamungkas meminjam tenaga musuh untuk memukul kembali musuh. Sedang ilmu Tenaga Bumi menyalurkan tenaga pukulan musuh lenyap ke bumi, makin lama musuh akan kehabisan tenaga. Selelah itu barulah musuh dihajar.Jiu Long berpikir, apakah inti Naga Emas Pamungkas bisa mengatasi ilmu pe
Baca selengkapnya

JILID 193 | Sepuh Sun Jian Hadir

Jiu Long hampir pingsan. Benar-benar dia orang sakti yang memberi petunjuk. Tapi petunjuk tentang apa, ilmu? Kalau ilmu, ilmu apa? Tiba-tiba Jiu Long melompat saking terkejutnya. Apakah mungkin itu petunjuk tentang Jurus Penakluk Langit? Kemungkinan besar, iya, sebab bukankah semua tadi diawali dengan Syair Penakluk Langit? Orang itu pasti Sepuh Sun Jian, tidak bisa tidak!Berpikir demikian Jiu Long berlari sambil berseru memanggil, "Eyang! Eyang, jangan pergi!"Suara Jiu Long membangunkan seluruh penghuni hutan, bergema di mana-mana. Jen Ting dan Gwangsin melompat dari tidur saking terkejutnya. Jen Ting mengejar menangkap Jiu Long, "Kenapa? Ada apa, Jiu Long?"Tiba-tiba Jiu Long menelungkup di tanah. Ia menangis sambil memukul tanah. "Bodoh! Tolol! Aku pantas mampus! Kenapa tidak dan awal aku tahu bahwa dia adalah Sepuh Sun Jian!"Jen Ting dan Gwangsin bingung melihat tingkah laku Jiu Long.“Apakah benar Sepuh tadi hadir di sini?” Jen
Baca selengkapnya

JILID 194 | Bertemu lawan

Dua hari Jiu Long berusaha memecahkan petunjuk Sepuh.Tidak sedih, tidak gembira, tidak berani, tidak kuasa, tidak birahi, tidak cinta, tidak selamat, tidak mati. Delapan jalan, satu tujuan. Tidak sedih atau sedih sama saja! ada atau tidak ada, sama saja! Delapan jalan menuju satu tujuan, delapan dan satu, sama saja!Apa maksudnya, 'Delapan jalan menuju satu tujuan, delapan dan satu sama saja!" Bahkan ketika tiba di desa Tajinan, Jiu Long tetap belum temukan pegangan untuk menghadapi dua pendekar Himalaya itu. Siang itu Jiu Long bertiga tiba di warung makan di mana pertama kali ia jumpa Gwangsin. Tampak banyak orang menanti di sana. Ia gembira melihat Tian Shan. Di samping gurunya, ia melihat Mei Hwa dan empat pengawalnya. Di situ juga hadir beberapa murid Wuwei, juga murid perguruan lain.Tak lama kemudian dua pendekar Himalaya itu tiba. Malini mengenakan celana hitam dan sutra merah yang berlapis-lapis dililitkan di tubuhnya. Kumarawet mengenakan celana dan ba
Baca selengkapnya

JILID 195 | Pertarungan Dahsyat

Pertarungan tak terhindarkan lagi. Jiu Long dan Malini saling gempur. Tanpa ayal, Jiu Long menggelar semua ilmu andalannya. Bergantian ia menyerang dengan mengerahkan tenaga Angin Es dan Api-nya. Malini tak mau kalah, ia mainkan jurus-jurus aneh.Malini berkata sinis, "Cuma begini saja ilmu Partai Naga Emas, tak ada yang hebat. Kau bukan tandinganku, Jiu Long. Aku heran, kenapa kau mau membuang jiwa untuk orang tua pengecut itu?"Tigapuluh jurus berlalu. Jiu Long tahu lawan mulai memainkan ilmu Tenaga Bumi. Semua pukulan Jiu Long seperti nyemplung di sumur, tak berbekas. Melihat itu Jiu Long berlaku cerdik memancing lawan untuk menyerang. "Ia pasti menyerang hebat kalau tahu aku tak menggunakan tenaga".Benar perhitungannya. Malini memukul dengan tenaga bagai air bah. Tanpa ragu Jiu Long menyambut dengan jurus Inti Naga Emas Pamungkas.Kembali Jiu Long kalah tenaga. Ia terlempar dua tongkat. Begitu kakinya mendarat Jiu Long merasa dadany
Baca selengkapnya

JILID 196 | Petunjuk

Jiu Long bicara sendiri namun bisa didengar Malini. "Cinta atau tidak cinta, sama saja. Ya, tarung di udara atau pun di bumi, sama saja, aku tetap kalah. Menang atau kalah, sama saja. Dua sifat yang berlawanan namun tetap sama. Kenapa? Dipukul atau memukul, sama saja. Kenapa? Delapan dan satu, sama saja. Delapan jalan menuju satu tujuan, apa itu? Kenapa menyebut delapan, bukannya sembilan atau sepuluh. Tetapi delapan dengan sepuluh, sama saja. Kalau delapan sama dengan satu, empat juga sama dengan delapan, sama juga dengan satu."Malini kesal mendengar jawaban Jiu Long. "Jadi kamu menolak cinta dan uluran tangan berteman denganku, kamu kurang ajar Jiu Long, kuhajar kamu, biar tahu rasa!" Ia menyerang gencar.Jiu Long berpikir. Dia berpikir terus sementara tubuhnya tak henti bergerak menghindar dan menangkis gempuran Malini yang makin gencar dan ganas. Dua pukulan Malini menghantam tubuh Jiu Long. Ia terhempas ke kanan dan ke kiri, dua kali ia muntah darah.Tian
Baca selengkapnya

JILID 197 | Tak habis pikir

Malini terpelanting ke belakang. Ia jatuh berdiri di atas dua kaki. Ia heran, ia tak melihat gerakan Jiu Long, tahu-tahu saja pipinya kena tampar. Ilmu siluman! Bagaimana Jiu Long menamparnya tadi, ia tak tahu. Ia merasa ada cairan kental di mulutnya, ia meludah. Ia marah luar biasa melihat dua giginya copot.Malini marah, menyerang ganas. Jiu Long mengelak dan menampar bokong Malini. Ia tak cuma menampar namun meremas bokong perempuan itu. Malini makin marah. Jiu Long mencengkeram leher, lalu tiba-tiba tangannya ke bawah, meremas buah dada perempuan itu.Kontan Malini melompat mundur. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin Jiu Long bisa meremas bokongnya, meremas buah dadanya tanpa ia sanggup menangkis. "Kurang ajar, ia telah menghina aku habis-habisan, tetapi ilmu apa itu? Bagaimana jika ia menurunkan tangan jahat. Aku bisa mati atau paling tidak terluka parah!" gumamnya dalam hati.Pada saat itu, Kumarawet sudah masuk ke medan tarung, berdiri di sisi Malini. Ia
Baca selengkapnya

JILID 198 | Keroyokan

Melihat rekannya kesakitan, Malini maju mendampingi Kumarawet Keduanya berbincang lirih. Lalu Malini berseru, "Jiu Long kamu menggunakan ilmu siluman, karena itu kami akan maju berdua, apakah kamu takut? Jika takut kamu cepat mundur menyerah dan mengaku di mana Sun Jian bersembunyi"Gwangsin berteriak dari pinggiran, "Hei, wanita goblok, tak punya malu, sudah keok masih tak tahu malu, sekarang mau main curang dua mengeroyok satu""Kamu mau bela kekasihmu, maju saja sekalian biar kucabik-cabik wajahmu yang burik." Malini seperti kelepasan omong. Ia heran tanpa sadar ia berseru, "Hei kamu sudah tidak burik lagi, waktu di Wuwei aku tidak begitu perhatikan. Kamu cantik, pantas saja Jiu Long tergila-gila padamu!"Jiu Long tertawa "Kamu ini tak tahu diri, kenapa masih mau tarung lawan kakek guruku, menghadapi aku cucu muridnya saja, kalian tak ungkulan apalagi melawan Sepuh Sun Jian. Kalian mau maju berdua, ya maju saja, dari dulu aku sudah tahu persis kalian ini tak
Baca selengkapnya

JILID 199 | Pemilik Jurus Penakluk Langit

Pertarungan jadi lain. Tadi seorang diri Malini menghajar Jiu Long sampai babak belur. Kemudian setelah memperoleh pencerahan dan menemukan Inti Naga Emas Pamungkas Jiu Long menghajar balik Malini. Kini berdua, Kumarawet dan Malini bahkan tampak terdesak. Jiu Long memainkan Naga Emas dan Big Bang dengan leluasa. Duapuluh jurus berlalu, dua pendekar asing itu terdesak, bernapas pun sulit! Dalam keadaan bingung dan frustasi, Kumarawet dan Malini berlaku nekad Adu jiwa!Mereka menggelar jurus yang paling diandalkan perguruan mereka Atehai Zaminpar Kabhiyeh Chand Sitare (Kadang bulan dan bintang pun turun ke bumi), jurus yang bisa digunakan dua atau tiga orang secara bersatu padu. Dua pasang tangan saling bantu, mencakar dan memukul dengan seluruh kekuatan yang ada.Jiu Long melihat datangnya serangan, bukannya mengelak malah maju menerjang. Dua tangan melakukan gerak memutar kemudian mendorong. Ia menggabung dua jurus Naga Emas Pamungkas yaitu
Baca selengkapnya

JILID 200 | Kehebatan Jiu Long

Kumarawet dan Malini menyaksikan sepak terjang kakek berjubah putih itu, merasakan angin Lesus bawaan si kakek serta syair yang dinyanyikan dengan tenaga dahsyat serta mengandung wibawa kekuasaan. Dalam hati mereka mengakui takkan mungkin bisa menandingi ilmu tokoh sakti itu. Keduanya duduk bersila di tanah, mengerahkan tenaga mengobati luka dalamnya. Sia-sia. Tenaga mereka belum bisa digunakan. Perlu waktu satu bulan untuk memulihkan tenaga.Jiu Long menghampiri dua musuhnya itu. "Aku tahu rahasiamu. Kalian adalah si syair Maut itu. Kalian membunuh banyak orang. Sekarang kalian luka dan mungkin satu bulan lagi baru bisa sembuh. Kalau aku buka rahasiamu sekarang ini, banyak orang akan mengejar kalian, membalas dendam kematian keluarganya, kalian akan dikejar ratusan orang."Kumarawet dan Malini memandang ketakutan. Butir keringat dingin muncul di wajahnya. Selama ini dengan ilmu yang begitu tinggi, mereka tidak pernah membayangkan akan dikalahkan seseorang apalagi samp
Baca selengkapnya

JILID 201 | Cinta Mei Hwa

Hari itu setelah makan dan istirahat, Jiu Long bertiga Gwangsin dan Jen Ting pamitan kepada semua orang. Tian Shan memeluk murid dan putra sahabatnya itu. "Ilmumu sekarang sudah maju pesat, kamu sudah menjadi pendekar kelas utama, hati-hati dan waspada, jangan terbuai sanjungan dan nafsu kekuasaan. Jiu Long jika kamu butuh sesuatu, kamu cari aku di Pegunungan Salju Meili, sementara aku menetap di sana." Tian Shan berkata sambil melirik Mei Hwa yang berdiri di sampingnya.Keintiman Tian Shan dengan Mei Hwa tak luput dari mata Jiu Long. Ia berbisik, "Guru, apakah kamu dengan Mei Hwa, sudah berkawan akrab ?"Mei Hwa tersenyum agak malu-malu. "Kami sudah kawin, beberapa hari lalu."Karuan saja Jiu Long, Jen Ting dan Gwangsin memberi hormat dan ucapan selamat. Jen Ting bahkan memeluk Mei Hwa. "Syukur, akhirnya kamu bisa mencairkan hati pamanku itu."Mei Hwa menarik Jen Ting menjauh. "Dia sudah cerita semuanya padaku, tentang perasaan cintanya pada ibunya Jiu L
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
47
DMCA.com Protection Status