Semua Bab Karir Melejit Setelah Dicampakkan Suami: Bab 21 - Bab 30

126 Bab

Janji Diki

Keluar dari gedung sekolah aku segera mencari taksi. Aku berniat untuk pergi ke rumah Yogi. Tapi karena aku tidak mengetahui dimana alamatnya akhirnya ku putuskan untuk meneleponnya.ku buka ponselku, ternyata ada sebuah pesan disana. [Biarkan Reza bersamaku untuk semalam. Besuk kamu boleh mengambilnya] isi pesan dari Yogi.Aku tetap tidak percaya dengan Yogi. Ini pasti hanya taktik dia agar Reza mau bersamanya kelak.Ku panggil nomer Yogi namun tidak mendapatkan jawaban. Aku binggung harus kemana sekarang. "Kemana Kita Bu?" tanya Sopir taksi ditengah kebingunganku.Akhirnya kuberikan alamat rumah Ibu. Aku butuh tempat cerita kali ini. Dan aku memilih Ibu sebagai tempatku bercerita sekarang.Setelah hampir sampai di rumah Ibu tiba tiba sebuah panggilan masuk ke ponselke."Halo?? kamu bawa Reza kemana?!!" Seru ku ketika mengetahui bahwa Yogi yang menelepon."Kamu gak usah khawatir. Reza aman sama aku. Biarkan dia disini dulu.""Jika terjadi apa apa lagi sama Reza, awas kamu Mas!!!""
Baca selengkapnya

Meeting pertama bareng semua manajer

Hari ini aku berangkat bekerja seperti biasa. Aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Semenjak aku diangkat menjadi manajer, Fida jadi tidak pernah menjemputku. Bukan karena iri atau apa, tapi karena ruangan kami sekarang jauh, tidak seperti dulu.[Udah lama gak berangkat bareng. Aku jemput ya] Pesan masuk dari Fida. [Aku dirumah Ibu. Kamu gak tau rumah Ibuku. Besok aja kalau mau jemput pas aku berangkat dari rumah] Balasan pesan dariku.Aku segera berangkat. Tidak lupa berpamitan pada Ibu dan Bapak. Diki hari ini libur kuliah, dia tidak ingin keluar katanya."Kamu anterin kakak kamu sana! Kasian dia berangkat sendiri!" Tutur Bapak."Kata Kak Reina gak udah dianter kok." Jawab Diki."Iya, gak usah dianter. Reina berangkat sendiri aja Pak." Karena tidak ingin telambat aku segera mencium tangan Ibu dan Bapak."Hati hati kamu. Jangan lupa nanti telpon, kabarin tentang Reza.""Baik Bu." Kataku seraya berjalan meninggalkan mereka.Aku menunggu taksi di persimpangan jalan. Ketika aku masi
Baca selengkapnya

Ratna pura pura hamil

Aku begitu penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin Diki katakan. Kenapa dia harus menyuruhku datang. Tidak bisakah dia membicarakannya ditelepon?"Makasih Da. Besuk gak usah jemput. Palingan aku tidur sini, lagian Reza juga gak ada." Kataku seraya turun dari mobil Fida."Oke Re.""Gak masuk dulu?""Egak. Udah sore nih. Kasian anak anak pasti udah pada nunggu.""Oke deh. Hati hati ya."Fida kemudian pergi meninggalkanku. Aku segera masuk kedalam rumah, Namun tidak kulihat Ibu disana. Kemana dia? Gak biasanya dia pergi.Tanpa berpikir lama aku segera menuju kamar Diki. Kulihat dia sedang sibuk memainkan ponselnya."Ada apa Dik? Apa yang ingin kamu bicarakan?"Diki tidak langsung menjawab pertanyaanku. Dia memberikan ponselnya padaku.Disana terlihat pesan percakapan Diki dan Ratna. Ku baca pesan demi pesan, sampai akhirnya aku terkejut ketika kulihat Ratna mengirim sebuah foto. Foto tespack."Ini maksudnya apa?" Tanyaku sengaja. "Kakak pasti paham kan?" dia balik bertanya."Sekaran
Baca selengkapnya

Ruko untuk butik

Pagi itu Fida meneleponku. Dia menanyakan keberadaanku. Dia berniat menjemput jika aku sudah berada dirumah."Ya udah. Aku jemput ya!" Katanya dari ujung telepon.Aku segera berkemas untuk berangkat ke kantor. Tak lupa ku bangunkan Reza juga. Dia akan naik mobil jemputan mulai hari ini.Fida terdengar bersemangat banget tadi waktu menelepon. Hal apa sebenarnya yang membuatnya begitu bersemangat?Tak perlu waktu lama menunggu, Mobil Fida sudah terdengar sampai. Aku segera keluar menghampirinya."Kelihatannya kamu seneng banget. Ada apa Da?""Ini kabar bagus buatmu Re.""Apa??" Tanyaku penasaran. "Ada ruko yang letaknya sangat stragegis dijual. Katanya sih orangnya lagi butuh uang, jadi dia mau jual murah aja." Fida menjelaskan."Beneran??! Cepet banget kamu menenukannya?""Iya Re. Aku sengaja menyuruh Mas Sofyan juga mencari. Aku pikir akan lebih cepat jika dibantu laki laki.""Bener juga sih. Oh ya, Nanti aku cek dulu ya lokasinya. Kalau cocok langsung Aku bayarin." Lanjutku."Kamu p
Baca selengkapnya

Persetujuan Reza

Setengah jam kami menunggu namun Rendi belum juga datang. Reza hampir putus asa dalam menunggunya."Apa mungkin Om Rendi gak jadi kesini Ma?""Kalau gak jadi kesini pasti Om Rendi ngabarin kita Za." Jawabku membuatnya sedikit lega."Kenapa lama banget gak nyampe nyampe?""Sabar, kan rumah om Rendi jauh." Jawabku lagi.Dia hanya mangut mangut dan masih sedikit bete.Selang berapa menit, Rendi terlihat berjalan ke arah kami."Itu Om Rendi Ma.""Iya sayang." Jawabku.Reza segera berlari menghampiri Rendi. Dia terlihat begitu bahagia melihat kedatangan Rendi.Aku sengaja menghampiri mereka karena tidak ingin berlama lama lagi berada di kafe ini. Sudah hampir satu jam aku berada disini, dari saat menemui pemilik ruko sampai setengah jam lebih nungguin Rendi."Maaf telat Re, kejebak macet." Ujarnya."Iya gak papa. Langsung berangkat aja yuk! Kamu udah makan kan?""Udah kok. Jadi mau kemana ini?""Nanti kita bicarakan di mobil aja, Aku juga belum tau soalnya mau ngajak Reza kemana."Akhirnya
Baca selengkapnya

Apartemen

Setelah mendapat pesan yang menyangkut tentang mantan suamiku itu, aku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bukannya aku peduli dengan Mas Yogi, tapi aku tak bisa mencegah rasa keingin tahuanku ini.Ku telepon Diki kemudian untuk mendapat informasi yang lebih detail. Tak perlu menunggu lama, Diki segera menjawab teleponku."Iya kak. Kenapa?""Kakak masih penasaran soal pesan yang kamu kirim. Kenapa kamu gak bales pesan Kakak.""Oh iya maaf kak. Aku lupa, tadi waktu aku ngirim pesan aku sedang berada di apartemen Ratna.""Apartemen?? Memangnya Ratna punya apartemen?" Tanyaku penasaran."Iya gak tau juga sebenarnya. Dia bilang sih itu apartemennya." Jawab Diki."Trus apa yang membuatmu berpikir bahwa Mas Yogi hampir tau tentang perselingkuhannya denganmu?"Diki mulai menceritakan kejadian di apartemen siang itu. Dia mengatakan bahwa Ratna mengajaknya ke sana. Ketika mereka sedang duduk duduk santai tiba tiba terdengar langkah kaki seseorang. "Trus Gimana? Siapa yang datang?"
Baca selengkapnya

Nasihat Bapak dan Ibu

Aku masih menerka nerka tentang apartemen yang Yogi katakan. Apa benar dia punya apartemen baru setelah bercerai dariku? Atau mungkin dia sudah mempunyainya sejak lama? Dalam keadaanku yang masih memikirkan dan menerka nerka soal apartemen, Reza datang menghampiriku. Dia memintaku untuk mengajari mengerjakan PR."Yang ini Ma." Tunjuk Reza. Aku menjelaskan sebisaku, karena pelajaran sekarang pasti berbeda dengan pelajaran dahulu. Usai mengerjakan PR Reza beranjak pergi. Namun sebelum dia keluar dari kamarku, aku segera menghentikannya."Za. Ada yang mau Mama tanyakan." Tuturku."Ada apa Ma?""Apa kamu pernah pergi ke rumah yang bagus yang tidak punya halaman? em maksud Mama rumah didalam gedung seperti hotel gitu Za?""Pernah Ma. Papa sering ngajak Reza ke tempat seperti itu Kalau Reza nginep." Terangnya."Apa disana kamu tinggal bareng tante Ratna?" "Tidak Ma. Reza cuma sama Papa. Tapi kalau siang biasanya tante Ratna nyamperin Papa." Lanjutnya.Mendengar perkataan Reza tersebut m
Baca selengkapnya

Sikap aneh Fida

Hari ini aku berangkat kerja seperti biasa. Aku menunggu taksi ditempat biasa. Fida tidak menjemputku pagi ini. Entah ada apa sebenarnya, dia tidak memberiku kabar. Aku sempat mencoba mengiriminya pesan namun tidak terkirim. Sepertinya nomernya sedang tidak aktif.Ketika sebuah taksi berhenti didepanku aku melihat mobil Fida melewatiku. Ternyata dia berangkat kerja juga, namun kenapa dia tidak menjemputku seperti biasa?? Aku segera masuk ke dalam taksi lalu mengikuti mobil Fida, tentu saja mobilnya menuju kantor kami. Sesampai di depan kantor aku turun lalu menunggu Fida untuk masuk bersama, juga untuk sekedar bertanya kenapa dia tidak menjemputku seperti biasa. Mungkinkah dia marah padaku??? Tapi apa salahku???Aku menunggu hingga Fida muncul. Tak lama setelah itu kulihat dia berjalan ke arahku."Hai Da. Selamat pagi." Sapaku."Hai Re, Pagi." Jawabnya cuek. Dia terus berjalan meninggalkanku yang sedari tadi menunggunya. Aku segera membuntutinya."Oh ya Da tadi aku melihat mobilmu
Baca selengkapnya

Reza Sakit

Malam ini aku masih memikirkan tentang sikap aneh fida hari ini. Apa sebenarnya yang menyebabkan dia marah dan bersikap seperti itu padaku. Aku segera mencari nomer teleponnya lalu ku panggil nomer itu. Satu kali ku coba telepon namun tidak mendapat jawaban darinya. "Mungkin dia lagi sibuk. Akan ku telepon lagi dalam sepuluh menit." Gumamku.Aku merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Jika memang dia tidak mau menjemput atau memberiku tebengan itu tidak jadi masalah buatku, toh banyak taksi yang bisa mengantarku kerja maupun pulang. Namun dari tingkahnya, aku tau jika dia tidak marah karena hal itu. Pasti ada sesuatu yang membuatnya bersikap seperti ini.Setelah sepuluh menit ku coba meneleponnya lagi. Dan kali ini Fida mengangkat teleponku."Halo Da?""Iya. Ada apa?" Tanya Fida terdengar cuek."Apa kamu marah sama aku? Kenapa kamu bertingkah aneh hari ini.""Apa itu penting bagi seorang menajer?" Kataya membuatku terkejut."Maksudmu apa? Kenapa ngomong seperti itu??""Emang aku sa
Baca selengkapnya

Perempuan berambut panjang

Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Reza. Sejak dia sadar tadi, dia bilang dia takut. Dia tidak mau tidur sendiri dan tidak mau ditinggal sendiri di kamar itu walaupun sebentar.Akhirnya aku menelepon salah satu karyawan yang kemarin sudah sempat ku terima buat kerja di butik. Aku serahkan semuanya pada karyawanku itu."Halo Bu Reina. Selamat pagi." Suara Dewi salah satu karyawanku."Ini Dewi ya?" Tanyaku meyakinkan."Iya Bu. Ada apa Bu?""Maaf saya gak bisa menghadiri pembukaan butik baru hari ini, karena tiba tiba anak saya sakit. Saya percayakan sama kamu ya Wi. Wakili saya untuk memotong pitanya juga."Oh baik Bu. Bagaimana keadaan putra Ibu sekarang?" Tanya Dewi kemudian."Dia sudah mendingan karena langsung saya bawa ke rumah sakit. Oh ya tolong semua karyawan diminta kerja samanya ya Wi karena saya gak ada.""Iya Bu tenang saja. Saya akan urus semuanya." Kata Dewi.Setelah menelepon aku merasa lega karena sekarang hanya fokus pada Reza. Dokter datang lalu memeriksa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status