Semua Bab Karir Melejit Setelah Dicampakkan Suami: Bab 31 - Bab 40

126 Bab

Mata-mata

Ketika aku masih terduduk dikursi depan kamar rawat Reza, kulihat Ibu berjalan bersama Diki. Dia terlihat khawatir. Melihatku duduk seorang diri, Ibu segera berlari menghampiriku."Re, Bagaimana keadaan Reza?" Tanyaa Ibu."Reza sudah membaik Bu.""Kenapa kamu tinggalin dia sendirian??" Kata Ibu kemudian berjalan masuk."Ada Mas Yogi Bu." Kataku.Ibu menghentikan langkahnya. "Yogi disini?" Tanya Ibu kemudian."Iya. Aku meneleponnya tadi karena khawatir." Jawabku jujur. Ibu kemudian meneruskan langkahnya. Sepertinya dia tidak menghiraukan keberadaan Mas Yogi."Kak, Maaf tadi aku sedang dikampus.""Iya gak papa Dik, Oh ya Dik ada yang mau kakak bicarakan sama kamu.""Soal apa kak?" Tanya Diki.Karena tidak ingin terdengar oleh Ibu maupun Mas Yogi akhirnya ku ajak Yogi untuk mencari tempat bicara yang agak jauh."Ada apa Kak?""Begini Dik. Aku mau kamu jadi mata mata." Kataku membuat Diki penasaran."Mata mata? Maksudnya?"Akhirnya ku ceritakan semua yang di alami Reza. Diki merasa tida
Baca selengkapnya

Pelakunya ternyata

Sesampai di rumah kami segera membawa Reza ke kamarnya. Membiarkannya melanjutkan istirahat dirumah."Ma. Katanya hari ini peresmian butik baru Mama? Mama gak ke sana?" Tanya Reza."Tidak Za. Mama disini saja temenin Reza." Jawabku."Kamu buka butik Re?" Tanya Ibu yang memang belum mengetahui tentang butik itu."Iya Bu. Sebenarnya aku ingin buat kejutan juga untuk Ibu. Akan ku jemput Ibu mendadak tadi. Tapi karena Reza tiba tiba demam jadi ku batalkan. Ku suruh karyawanku yang mengurusnya." Terangku."Apa sekarang sudah selesai Re? Jika belum selesai, pergi aja sana ada Ibu juga." Kata Ibu.Karena membahas masalah butik, aku kemudian teringat pada Dewi. Apa dia sudah mengurus semuanya dengan baik. Apa semuanya berjalan lancar?"Sebentar Bu, aku telepon karyawanku dulu, siapa tau peresmiannya sudah selesai." Kataku.Aku segera keluar dari kamar Reza, meninggalkan Ibu serta Reza yang sudah berbaring di kasur."Halo Wi, bagaimana disana? Apa semua lancar?" Tanyaku."Alhamdulillah lancar
Baca selengkapnya

Rencana Rendi

Aku akan selalu waspada sekarang. Tidak noleh lengah sedetikpun. Ratna benar benar musuhku sekarang. Sebenarnya selama ini aku masih diam jika dia hanya mengusik kehidupanku. Dia menghancurkan rumah tanggaku itu masih bisa ku maafkan sebenarnya, karena bukan hanya dia yang salah, tapi laki laki brengsek itu juga ikut andil didalamnya. Seandainya mantan suamiku itu tidak merespon dan meladeni Ratna, mungkin perselingkuhan itu tak akan pernah terjadi. Disini berarti dua orang yang bersalah. Jadi aku tidak terlalu menyalahkannya, walaupun memang dia duluan yang memulai. Namun, beda halnya jika dia sudah berani mengganggu kehidupan anakku. Aku sudah tidak bisa diam sekarang. Aku akan membalas semuanya.Sebuah pesan masuk ke ponselku. Ternyata pesan dari Rendi.[Bagaimana peresmian Butik? Lancar?] Isi pesan dari Rendi. Dia belum mengetahui jika Reza sakit. [Aku tidak jadi menghadiri peresmian itu. Reza tiba tiba sakit] Balasku.Setelah membaca pesanku, Rendi lalu meneleponku."Bagaima
Baca selengkapnya

Rencana berjalan lancar

Seperti yang semalam di katakan oleh Rendi, aku mulai menyuruh Diki untuk menjebak Ratna. Karena rasa cinta yang besar terhadap Diki, aku yakin dia akan menuruti bahkan akan merasa senang jika Diki mengajaknya ke hotel.Benar saja dugaanku. Diki berhasil merayu Ratna. Mereka membuat janji ketemuan di hotel."Besuk kami akan ke hotel Kak. Kira kira jam lima sore. Apakah Mas Yogi bisa pergi jam segitu?" Tanya Diki yang baru saja tiba dirumahku."Bagus. Aku akan cari alasan agar Mas Yogi bisa meluangkan waktu jam lima. Satu satunya alasan yang membuatnya selalu siaga adalah Reza." Kataku yakin."Benar Kak. Reza adalah umpan yang tepat. Mas Yogi tidak pernah bisa untuk mengabaikan Reza." Jawabku.Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Reza menginap dihotel sekali kali. Ini juga ada maksud tertentu sebenarnya. Reza tidak bisa berbohong jika aku tidak benar benar mengajaknya ke hotel.Setelah Diki pamit, aku segera menghampiri Reza yang berada dikamarnya ditemani Ibu. "Za, Besuk kita ngin
Baca selengkapnya

Sifat asli Ratna

"Ratnaaaaaa!!!!!!!!" Suara keras Mas Yogi. Dia terlihat sangat marah.Diki segera keluar meninggalkan kami. Sedangkan Ratna masih terduduk lemas di ranjangnya. "Apa apaan kamu?!!!!! Kenapa kamu tega selingkuhi aku???!!!!" Bentak Mas Yogi."Mas. Maafkan aku, Aku salah Mas." Kata Ratna. Aku masih terdiam ditempat. Masih ingin melihat kelanjutan ceritanya."Aku sudah mengorbankan keluargaku demi kamu, tapi apa balasanmu hemmm?!!! Ku kira kamu tulus, ku kira kamu akan menjadi istri yang baik, tapi kenyataannya seperti ini yang ku dapat. Untung kita belum resmi menikah." Sambung Mas Yogi.Sekarang kamu merasakan sakit hati yang pernah ku rasakan Mas. Seperti itu rasanya saat kamu tiba tiba pergi dari rumah waktu itu. "Mulai sekarang, kita putus!!!!" Kata Mas Yogi. Ratna malah tertawa setelah mendengar perkataan Mas Yogi. Dia semakin terbahak bahak."Kamu pikir aku benar benar mencintaimu??? Kamu itu bodoh atau tolol sih??? Hahahahahaha." Kata Ratna sambil tertawa."Apa maksudmu????!!!
Baca selengkapnya

Ajakan makan pak Hisyam

Setelah kejadian dihotel dua hari yang lalu, kini aku kembali menjalankan aktivitasku lagi, Bekerja. "Re, tolong siapkan laporan keuangan minggu kemarin!" Perintah Pak Hisyam."Baik Pak." Segera ku siapkan semua laporan yang sudah ku tanda tangani sebelumnya."Sudah kamu periksa dengan benar kan Re?""Sudah Pak. Semua laporan ini benar." Ujarku."Terimakasih. Sejak kamu menjadi Manajernya, semua menjadi transparan Re. Laba perusahaan juga benar benar seperti target." Puji Pak Hisyam."Sama sama Pak. Saya senang bisa bekerja disini. Apalagi Bapak juga baik sekali dengan saya.""Sudah seharusnya saya berterimakasih padamu Re. Bagaimana jika nanti malam saya traktir kamu makan?""Em, bagaimana ya Pak?""Tidak baik nolak rejeki lo Re." Karena tidak mau membuat Pak Hisyam kecewa akhirnya aku menerima tawarannya."Nah gitu. Kalau boleh, saya minta nomer teleponmu juga agar nanti bisa saya kirim alamat kafe nya."Aku menuliskan nomerku disebuah kertas lalu memberikannya pada Pak Hisyam.
Baca selengkapnya

Makan malam

Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, aku segera bersiap siap untuk berangkat ke alamat kafe yang sudah Pak Hisyam kirimkan lewat pesan. Sebelum berangkat ke kafe, ku bawa Reza ke rumah Ibu terlebih dahulu. Kali ini aku tidak mau meninggalkannya sendirian dirumah."Nanti Mama jemput lagi ya!" kataku seraya pergi meninggalkan Reza yang sudah bersama dengan Ibu."Jangan malam malam!" pesan Ibu. Aku sengaja menunggu taksi didepan gerbang koplek rumah Ibu. Baru sebentar ku menunggu sudah ada taksi yang berhenti.Aku segera berjalan menghampiri taksi itu. Namun tiba tiba seseorang menyerobot taksi yang seharusnya mengantarku itu."Maaf saya duluan. Saya buru buru!" Kata perempuan itu kemudian masuk.Terpaksa aku harus menunggu lagi untuk taksi selanjutnya. Hampir seperempat jam lebih aku menunggu, namun belum ada satu taksi pun yang lewat. Bagaimana ini? Pasti Pak Hisyam sudah menunggu, pikirku.Dalam kegelisahanku tiba tiba sebuah mobil berhenti didepanku. Dia membunyikan klakson tanda b
Baca selengkapnya

Gosip

Hari ini aku sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya. Banyak berkas yang harus di serahkan pada Pak Hisyam pagi ini."Sarapan dulu Re." Seru Ibu ketika melihatku keluar dari kamar."Hari ini Reina sarapan di kantor saja Bu." Kataku. "Ya udah Ibu siapin bekal, sarapan di kantor gak papa." Kata Ibu kemudian masuk untuk mengambil tupperware."Kamu dianter Om Diki saja ya Za. Hari ini Om Diki libur kuliah." Kataku."Om Diki nya belum bangun Ma.""Ya ntar biar Nenek bangunin. Mama berangkat dulu." Kataku kemudian berpamitan dengan bapak dan Ibu."Hati hati kamu." Sambung Bapak.Aku segera berjalan ke depan gang. Seperti biasa ku tunggu taksi disana. "Mungkin aku memang harus segera punya mobil sendiri." Gumamku.Setelah sepuluh menit menunggu, kulihat sebuah taksi berjalan ke arahku. Aku segera menghentikannya."Berangkat pagi ya Bu?" Tanya Pak Sopir."Iya pak.""Ibu pelanggan pertama saya." Katanya kemudian.Setelah itu taksi mengantarku menuju tempat ku bekerja. "Selamat Pagi Bu."
Baca selengkapnya

Ternyata Fida dalangnya

"Iya Saya Reina. Maaf anda siapa ya?" Tanyaku yang memang tidak mengetahui siapa dia."Saya Serli. Istrinya Hisyam!" Katanya dengan mata membesar."Oh, Maaf Bu. Saya belum mengenal Ibu. Perkenalkan saya Reina. Manajer keuangan yang baru." Kataku polos."Jadi benar kan kamu yang berusaha mendekati suami saya???!!""Mendekati Pak Hisyam? Maaf sepertinya Ibu salah paham." Jawabku."Salah paham? Jelas jelas beredar kabar kalau kamu sengaja mendekatinya karena kamu janda kan? Anak kamu harus ada yang urusin kan??? Jadi kamu mendekati suami saya yang seorang Direktur agar kamu cepat naik level? Dasar wanita matre!!!"Karena tidak mau terus direndahkan oleh Bu Serli, akhirnya ku beranikan diri untuk melawannya."Saya memang janda Bu, tapi saya masih punya harga diri. Saya dibesarkan dengan uang halal oleh orang tua saya, tidak mungkin darah kotor mengalir ditubuh saya!" Suaraku mengeras membela diriku sendiri."Gak usah ceramah kamu!! Sekali janda ya tetap janda! Tidak ada janda yang diangga
Baca selengkapnya

Pendamping Hidup

Sesampainya dirumah, segera ku baringkan badanku ke kasur. Aku sengaja tidak menjemput Reza dirumah Ibu. Biarkan dia untuk tetap disana dulu sementara ini.Argggghhhhhhhhh, rasanya hari ini sangat melelahkan pikiran. Banyak kejadian yang diluar kendaliku. Belum selesai dengan Ratna, kini timbul masalah baru lagi. Kali ini lebih berat bagiku, karena dia sahabat baikku."Kenapa Mas Sofyan harus bersikap demikian. Kenapa dia sengaja membuat Fida membenciku!!" Gerutuku. Entah lah apa yang akan ku lakukan selanjutnya. Aku bahkan merasa kesal dengan diriku sendiri. Mungkin nasihat Ibu dan Bapak tempo hari memang benar. Aku harus secepatnya menemukan pendamping hidup, agar tidak selalu dipandang rendah karena status jandaku.Ku pikirkan lagi masalah ini. Inilah satu satunya jalan agar Fida kembali menjadi sahabatku lagi. Malam itu, akhirnya kuputuskan untuk pergi ke rumah Ibu. Akan ku diskusikan masalah ini dengan mereka. Mereka pasti lebih tau apa yang terbaik."Kata Diki kamu gak akan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status