"Emily, katakan kau menyukaiku. Katakan kau mencintaiku.""Ah, J-james ....""Hmm? Apa? Katakan dengan jelas, Sayang." James tersenyum puas seraya mengusap keringat di wajah Emily. Menarik wajah mesum wanitanya agar mata mereka saling bertatapan. Sementara dia terus menggerakan pinggulnya tanpa henti di atas tubuh Emily. Siang ini, James kembali mencumbu mesra sang kekasih tanpa peduli jam makan siang akan segera habis. Makan siang bukanlah alasan sebenarnya, karena dia lebih memilih Emily sebagai makanannya. Melihat wanita itu terkapar tak berdaya menikmati percintaan panasnya, membuat James merasa senang. Dia tahu Emily adalah wanita yang selalu luluh di tangannya. Wanita itu tidak akan bisa menolaknya, bahkan meski setelah menikah, tubuh Emily masih menjadi miliknya. "B-berhenti, James berhenti ....""Apa kau serius ingin berhenti? Bagaimana mungkin kau mengatakan itu saat kau masih mengerang keras, huh?" James melepaskan tangannya dari Emily, tapi tidak dari tubuh itu. Dia just
Read more