Home / Rumah Tangga / Rahasia Sang Dokter / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Rahasia Sang Dokter: Chapter 81 - Chapter 90

167 Chapters

Ch. 81 Sepasang Mata (2)

“Kamu yakin beli sebanyak itu, Sayang?” tanya Adam sambil menatap sang istri dengan tatapan terkejut.Aline hanya tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia segera menyodorkan mainan-mainan itu ke meja kasir dan memberi kode pada Adam untuk segera membuka dompet dan menyelesaikan pembayaran.“Bakal seneng banget tuh bocah.” gumam Adam sambil merogoh dompetnya.“Sejenis sogokan sih, aku yakin dia nanti bakalan terkejut dan bingung ketika harus berkenalan dengan istri papanya ini.” Aline menerima kartu berwarna hitam itu dari tangan Adam, menggenggam kartu itu di tangan sambil menatap barang belanjaannya yang tengah dihitung oleh petugas kasir.“Cepat atau lambat memang dia harus tau sih. Ya walaupun di usianya yang sekarang tentu dia belum bisa paham.” Adam mendesah, ia kembali merangkul pinggang sang istri, tidak peduli pada banyak orang yang ada di sekitar mereka.Adam hanya merangkul pinggang istrinya, tidak sedang mencumbunya di tempat ini!“Ia bahkan belum pernah lihat bapaknya, ya? Di
last updateLast Updated : 2022-10-13
Read more

Ch. 82 Dinner

“Mandi dan siap-siap, nggak lupa, kan, kalo nanti mama sama papa mau kesini?” mobil Adam sudah berhenti di depan halaman rumah, mereka sudah kembali dari perburuan mencari hadiah untuk Reval besok sore.“Nggak bakalan lupa dong, Sayang!” Aline tersenyum, ia melepaskan seat belt, hendak melangkah turun ketika tangan Adam mencengkeram lengannya.“Mainannya di bawa ke kamar, ya? Takut mama liat dan tanya aneh-aneh.”Kepala Aline terangguk, tentu ia paham dengan maksud di balik perintah yang Adam berikan ke padanya. Cengkeraman tangan itu melonggar, membuat Aline lantas melangkahkan kaki turun setelah membuka pintu mobil. Ia segera mengambil belanjaan yang dia letakkan di bagasi, membawa tas-tas itu masuk ke dalam sesuai perintah yang Adam berikan kepadanya.“Mbak ... ini beneran nanti ibu besar mau kesini?” mak Surati langsung menyambut kedatangan Aline, wajahnya nampak penasaran dengan pertanyaan yang baru saja dia tanyakan.“Iya bener, Mak. Udah siap, kan? Seadanya aja. Mama juga sih n
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more

Ch. 83 Deal!

Acara makan malam sudah selesai. Ruang tengah di lantai atas lah yang menjadi tempat yang dipilih Budi dan Erma untuk duduk menikmati secangkir teh hangat sambil bercengkrama dengan anak dan menantunya.Budi tidak bisa memungkiri bahwa ia begitu bahagia melihat bagaimana Adam dan Aline yang sekarang ini. Raut dan sorot mata mereka menunjukkan bagaimana mereka begitu bahagia dengan pernikahan mereka, tidak peduli kemarin sempat terjadi kesalahpahaman yang membuat keduanya hampir saja tercerai-berai.“Nah Dam ... Lin, mama sama papa kemari itu bukan cuma buat ngungsi makan aja, ada sesuatu yang pengen kami bicarakan dengan kalian.” Jelas Budi setelah meletakkan cangkir di atas meja.“Ah ... papa bahasanya, ngungsi makan katanya!” Adam terkekeh, ia sendiri sudah duduk di sebelah sang istri. “Papa lupa kalau hampir seumur hidup Adam ini, papa sama mama yang kasih makan?”Semua yang ada di sana kompak tertawa, namun tidak lama karena kemudian Budi segera menghentikan tawanya dan menatap ke
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more

Ch. 84 Sweet

"... Nggak perlu lagi diajarin caranya, kan?"Adam dan Aline kompak terbelalak, jika wajah Aline seketika berubah memerah, maka berbeda dengan suaminya. Adam kontan nyengir lebar, memamerkan gigi rapi nan putih itu pada sang papa. "Ah ... nggak perlu, Pa. Udah jago kok!" jawab Adam yang kontan mendapat hadiah sebuah sikutan di perut dari sang istri. Budi dan Erma kompak terbahak, dengan gemas Budi menepuk bahu anak semata wayangnya yang selalu sukses membuat dia sakit kepala sejak dulu sekali. Bahkan sampai hari ini, rasanya Adam masih menjadi salah satu penyebab Budi sakit kepala berkepanjangan. "Kalo gitu sono dipraktekin, gih! Mama mau punya cucu lebih dari satu." gumam Erma yang makin membuat Aline kikuk setengah mati. "Empat mau, Ma? Atau setengah lusin sekalian? Nggak masalah sih, Aline kan masih muda." kembali sebuah jawaban santai itu keluar dari mulut Adam, membuat Aline melotot dan rasanya ingin menelan suaminya itu bulat-bulat. "Mas!" tukas Aline gemas. "Dikira melahir
last updateLast Updated : 2022-10-15
Read more

Ch. 85 Peraturan Baru!

Aline mengulurkan tangan, meraih ponsel yang dia letakkan di nakas samping tempat tidur lalu mematikan alarm yang berdering cukup nyaring. Sudah pukul empat pagi! Ini adalah rekor di mana pada akhirnya Aline harus merubah siklus hidupnya.“Padahal lagi enak-enaknya tidur!” desisnya sambil menguap, ia kembali meletakkan ponsel itu ke tempat semula setelah memastikan matanya terbuka sempurna.Pandangan Aline beralih ke arah sang suami, dengan lembut ia mengelus pipi Adam. Dia harus sudah sampai di rumah sakit pukul enam pagi. Oleh karena itu, Aline tentu tidak akan lupa membangunkan suaminya juga agar Adam bisa bersiap-siap dan tidak lupa sarapan.“Mas ... bangun yuk! Udah pagi, loh!” gumam Aline lirih sambil menggoyangkan bahu lelaki itu.Nampak Adam bereaksi. Tubuhnya bergerak, namun rupanya hanya mengubah posisi. Matanya masih terpejam dan ia masih belum terjaga. Aline menghela napas panjang, ia segera bangkit, duduk lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Adam.“Mas! Masih pengen j
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

Ch. 86 Menyebalkan!

"Mas, ini nggak lucu!"Aline mencebik, wajah yang sudah dia rias tipis dengan make-up tampak begitu masam menatap Adam yang tengah mengenakan kemeja biru, seragam wajib dari rumah sakit. Nampak Adam hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada cermin yang ada di depannya. "Memang nggak lucu, Sayang." komentarnya dengan begitu santai."Ini gede banget, Mas!" kembali protes itu Aline layangkan, seolah-olah hendak menampar Adam agar lelaki itu tersadar dan menyadari masalah yang sejak tadi Aline layangkan kepadanya. "Memang! Kan tadi Mas udah bilang, nggak ada pakaian ketat, oke?" agaknya segala upaya protes yang Aline layangkan tidak berguna sama sekali. Adam tetap pada pendiriannya, tidak berubah sedikitpun. Aline mendesah, andai sana ia tidak kadung janji, Aline tidak akan pergi hari ini! Tapi masalahnya, kan .... "Tapi ini gedenya kebangetan, Mas!" bagaimana tidak? Celana bahan warna hitam yang kini Aline pakai merupakan punya mak Surati! Dengan tubuh Aline yang tinggi dan lang
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Ch. 87 Cukup Percaya!

Aline tersenyum menatap bayangan dirinya di cermin. Celana super besar dan kemeja tadi sudah berganti dengan celana bahan yang pas di badan. Tidak terlalu ketat, tapi juga tidak terlalu besar. Untuk atasan, Aline memilih blouse polos yang dia beri tambahan blazer. "Nah gini kan mendingan!" gumam Aline sambil memutar tubuh di depan cermin. Celana dan kemeja yang tadi dia kenakan, sudah Aline bungkus dengan paper bag dan siap dia bawa pulang kembali. Aline meraih bedak dalam tasnya, menepuk-nepuk spon bedak ke wajah lalu bergegas melangkah keluar dari kamar. "Eh udah ganti kostum?" tanya Aleta yang nampak mengulum senyum. "Bawel! Dah ah pergi dulu!" balas Aline dengan bibir mengerucut. Tawa Aleta pecah, ia kembali terbahak-bahak membuat Aline mempercepat langkahnya. Ia harap sudah tidak ada lagi hal menyebalkan yang terjadi hari ini. Cukup dengan sikap Adam yang terlalu over macam tadi. "Ma, Aline pamit dulu, ya?" pamit Aline yang langsung meraih tangan sang mama. "Udah ganti baj
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more

Ch. 88 Sepasang Mata

Aline segera turun dari mobil. Ia setengah berlari masuk ke dalam bangunan mewah dengan belasan lantai yang akan menjadi kantornya bekerja.Seraya terus melangkahkan kaki, Aline melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Terlambat 15 menit dan itu semua karena Adam, suaminya! "Selama pagi, Bu. Udah ditunggu Bapak di ruangan beliau."Aline tersenyum, ia menganggukkan kepala lalu masuk ke ruang manajemen. Ia harus menyusuri lorong dan naik dengan lift khusus untuk sampai ke ruangan mertuanya itu. "Awas aja kalo pagi-pagi besok masih nyari masalah, ku gepuk!" gerutu Aline mempercepat langkahnya. Ia segera memencet tombol lift begitu sampai di depan pintu lift. Jantung Aline berdegup dua kali lebih cepat, ini adalah kali pertama Aline masuk ke dalam ruangan ini. Pertama kalinya juga untuk Aline kemudian berkerja di tempat yang bahkan tidak pernah hinggap di dalam benak Aline, tidak peduli bapaknya bekerja di industri yang sama. "Ayolah ... jangan ada hal-hal aneh hari in
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

Ch. 89 Apel Istri

Adam segera turun dari mobil begitu beres memarkirkan mobil kesayangannya di parkiran yang ada di depan loby. Nampak seorang security mendekati Adam, sebuah hal yang akan terjadi jika dia parkir di sini. Tapi bukankah Adam punya hak khusus? Dan benar saja, security yang sudah pasang wajah on duty mendadak lembek dan tersenyum manis ke arahnya. "Loh, mas Adam toh? Saya kirain siapa, Mas. Mau ketemu bapak?" sapanya ramah dengan senyum full face. Hilang sudah tujuan awal security itu yang hendak meminta Adam memindahkan mobil ke parkir basement. "Jemput istri, Pak. Kalau ketemu papa sih, agak males. Palingan juga diomelin." jawab Adam asal sambil menjabat tangan security itu. "Ah mas Adam bisa aja! Nyonya di dalam, tadi pagi udah diajak keliling sama bapak. Dikenalin ke semua karyawannya."Mata Adam sontak membulat. "Iyakah? Nggak ada yang macem-macem sama istri saya, kan, Pak?" tanya Adam sedikit terkejut. Lelaki dengan postur tegap itu kontan tertawa terbahak, lucu sekali anak bosn
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Ch. 90 Detik-detik Pertemuan

Rosa tersenyum ketika beres memakaikan setelan hem dan celana jeans di tubuh Refal. Makin lama anak lelaki kesayangannya itu makin mirip bapaknya! Raut wajah yang membuat Rosa selalu merindukan lelaki yang sangat dia cintai. "Papa mau ke sini, Ma?" tanya Refal membuyarkan lamunan Rosa akan mendiang suaminya. "Iya. Kita mau dijemput papa habis ini." jelas Rosa yang masih bingung, bagaimana menjelaskan pada Refal bahwa sebenarnya lelaki yang selama ini dia panggil papa itu bukanlah ayah kandung Refal. "Kita mau kemana?" tanya bocah itu nampak sangat ingin tahu. "Kerumah papa. Sekalian nanti kenalan sama mama Refal yang satunya." jelas Rosa sambil mengigit bibir. Benarkah caranya dia memperkenalkan Aline ini? "Mama Refal ada dua?" mata bocah itu membulat, membuat Rosa tersenyum getir karena tidak tahu lagi harus menjelaskan yang seperti apa. Rosa mengangguk, mungkin dia perlu membahas hal ini dengan Adam nanti. Akan bagaimana Rosa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di antara m
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status