Kupikir, setelah aku ikut Ibu Kumala. Hidupku akan berubah, lebih santai tanpa ada aturan ini dan itu. Ternyata, khayalan tak seindah kenyataan. 'Bodohnya aku!'Ibu Kumala, aku memanggilnya demikian. Orang yang jelas-jelas tanpa ada ikatan darah atau pun perkawinan dengan keluargaku, malah aku panggil Ibu. Ya, aku hanya menuruti keinginannya saja, supaya aku mendapat kebebasanku, tetapi malah sebaliknya.Tante Aira yang sudah jelas, istri dari Omku malah aku sia-siakan kebaikannya. Menyesal, tentu saja. Ibarat pepatah, nasi telah menjadi bubur. Jadi aku tinggal mencari pelengkapnya agar terasa nikmat di lidahku.Nyatanya, semua tidak semudah itu. Sejak aku keluar dari rumah tersebut, kehidupanku malah amburadul. Sekolah pun terpaksa terbengkelai di tengah jalan. Lanjut tidak, lulus pun tidak. Sia-sia sudah.Di rumah Ibu Kumala, pekerjaan rumah malah tak ada habisnya. Padahal, rumahnya hanya sepetak pekarangan milik Tante Aira. Semua pekerjaan aku yang mengerjakannya. Pagi sebelum Sub
Terakhir Diperbarui : 2022-09-14 Baca selengkapnya