Home / Horor / ANGELA (Sang Perias Jenazah) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ANGELA (Sang Perias Jenazah): Chapter 61 - Chapter 70

135 Chapters

Siapa Dia?

Angela tidak begitu peduli dengan semua celoteh Rachel. Baginya yang terpenting adalah anggota keluarga inti memberikan restu. Itu sudah sangat cukup. "Sekarang ceritakan padaku bagaimana seorang Antoni Hakim bisa masuk ke dalam lingkaran rencana jahat Lula?" tanya Angela, duduk manis di tepi tempat tidur memandangi wajah tampan kekasihnya. "Pak Kardiman. Dia menceritakan hal menyedihkan tentang keluarganya yang mati karena perbuatan ibunya Lula.""Kok bisa?""Dulu saudara perempuan Pak Kardiman bekerja pada Tuan Gerald, sama seperti ibunya Lula. Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan ibunya Lula dan seseorang. Intinya ibunya Lula ingin menjadi nyonya rumah dengan menyingkirkan istri Tuan Gerald, mamanya Miranda.""Tapi tidak berhasil karena saudaranya Pak Kardiman membocorkannya pada Tuan Gerald.""Kurang lebih seperti itu.""Lalu kematian saudara Pak Kardiman bagaimana ceritanya?""Menurut orang yang mengerti. Kematian mendadak saudara Pak Kardiman karena kena santet.""Ibunya Lu
Read more

Perempuan dalam Mimpi

Perempuan tersebut lalu menjambak rambut Angela sekuat tenaga. Angela mendorong tubuh perempuan itu menggunakan kedua kakinya. Sementara tangannya menahan tangan perempuan tersebut yang tidak mau melepaskan cengkerama di kepala Angela. "Gumawang! Tolong!" Angela berteriak sekuatnya. Namun perempuan itu tidak peduli dan Gumawang pun tidak memunculkan diri. "Aduh!" Angela merasa kepalanya membentur sesuatu. Ia memegang kepalanya menahan sakit. Mata Angela menyipit, mengerjap beberapa kali untuk memastikan keberadaan dirinya. Ia sudah tergeletak di lantai rumah sakit tepat di samping tempat tidur khusus penunggu pasien. Ia terjatuh karena mimpi yang baru saja dialaminya. Mimpi itu seperti nyata. Perempuan yang berusaha menyakitinya pun seakan ingin menyampaikan sesuatu. Aura dendam pada diri perempuan tersebut sangat terasa. Namun, ia belum menyebutkan nama. Angela teringat anting yang ia temukan sebelum pergi tidur. Jangan-jangan perempuan itu memiliki hubungan dengan anting terse
Read more

Merias Jenazah Meyna

Namun, begitu ia memutar kepalanya ke depan, semua kesan itu hilang. Wajahnya nyaris hancur. Satu bola matanya hilang, sedangkan satunya lagi hampir terlepas. Sangat sulit dikenali siapa sosok tersebut. Tetapi dari semua yang mengerikan itu, anting di sebelah telinganya sama persis dengan anting yang ada pada Angela. Angela mengambil anting tersebut dari saku jaketnya. "Apa ini yang kau cari?"Perempuan itu menunduk dengan cepat. Bunyi tulang patah terdengar sangat jelas. Angela bergidik mendengar suara tersebut. Kemudian tiba-tiba ia menghempaskan tubuhnya hingga tertelungkup dengan ujung kepalanya di depan kaki Angela. Angela refleks bergerak mundur. Namun terlambat. Tangan perempuan itu sudah memegang pergelangan kakinya. "Lepaskan!" jerit Angela menggerak-gerakkan kakinya agar tangan perempuan tersebut terlepas. Namun, tidak juga bisa.Angela pasrah, memejamkan mata. Memanggil Gumawang pun tidak ada jawaban. Mungkin dia merajuk setelah berbicara tentang Antoni tadi. Rasa din
Read more

Mulai Terlihat Titik Terang

Angela memilih berdiri agak jauh dari pemotor lainnya. Bukan tanpa alasan, orang-orang yang berteduh hampir semuanya laki-laki. Sebuah sepeda motor tiba-tiba berhenti di depannya. Tanpa dosa mengibas-ibaskan tangan tangan yang basah dan mengenai wajah Angela. "Hati-hati dong, Mas. Jangan sembarangan seperti itu. Saya manusia bukan patung!" Beberapa orang langsung menoleh ke arah Angela. Ternyata suaranya masih terdengar di antara derasnya hujan. Lelaki itu membuka helm-nya. Giliran Angela yang terkejut. "Angela!" Lelaki itu pun tampak terkejut. Angela hanya diam. Ia bahkan membuang pandang ke arah lain. Bertemu Budiman benar-benar bukan sesuatu yang ia harapkan. Terlebih di saat ia tidak bisa menghindar seperti sekarang ini. Sikap Angela yang tak acuh, sepertinya tidak berpengaruh pada Budiman. Ia berdiri santai di samping Angela."Dunia ini hanya selebar daun teratai. Tidak bertemu di sana, bisa bertemu di sini," kata Budiman tanpa menyebut Angela. Hati Angela jadi tidak tena
Read more

Steve Menda

"Kalau sudah ketemu mau apa?""Mau nanya soal perempuan itu pastinya. Supaya dia tidak mengganggu tidurku terus.""Aku tidak kenal dekat dengan Steve. Hanya kenal begitu saja. Bertemu pun di acara-acara tertentu saja.""Kira-kira kapan ada acara lagi, Kim?""Acara tahunan pertengahan tahun depan. Masih lama.""Susah juga kalau begitu. Nanti sajalah dipikirkan. Yang terpenting kata dokter Surya, Kim sudah boleh pulang hari ini." Angela memeluk Antoni dari samping. Wajahnya semringah, bahagia. "Tapi Pak Kardiman mungkin masih beberapa hari lagi.""Seperti dugaanku sebelumnya, Pak Kardiman ada masalah di jantungnya. Harus segera dicek apakah ada sumbatan di pembuluh darahnya. Sementara pakai sopir lain dulu. Keluarga Kim pasti banyak sopirnya, iya, kan?" Angela turun dari tempat tidur, mengambil cangkir bekas minum tehnya pagi tadi. "Yang menjemput nanti sopir kantor. Kita pulang berdua saja. Tante Meri tidak bisa karena ada urusan. Begitulah keluargaku, semenjak aku tidak punya orang
Read more

Joana

Angela geram mendengar penuturan Joana. "Adil? Adil dari sudut pandangmu, bukan sudut pandang Avanti. Pelakor di mana-mana akan terus salah di mata istri sah. Jadi jangan membela diri. Apalagi kau sudah jelas-jelas tahu si Steve itu suami orang. Harusnya kau menjauhlah!""Steve laki-laki kaya, tampan dan punya kekuasaan di perusahaan. Menjadi pacarnya tentu pergerakanku akan mudah dan mulus. Aku tidak perlu bekerja keras, uang mengalir di rekening kapanpun aku minta. Terlalu bodoh kalau aku menyia-nyiakan kesempatan itu." Sepertinya tangis Joana yang tadi tak lebih dari sebuah kebohongan yang sengaja ia lakukan untuk membuat Angela bersimpati. Semasa hidupnya mungkin hal ini sudah biasa dilakukannya. Angela tidak begitu menggubris ocehan Joana selama perjalanan menuju ke rumahnya. Ia berkonsentrasi ke depan agar selamat sampai tujuan.Tiba di rumah, terlihat dua orang laki-laki di teras. Satu berdiri dan satunya lagi duduk di kursi. Angela belum pernah melihat keduanya sebelum ini.
Read more

Kerabat Steve Menda

"Suaminya sudah lama tidak peduli pada Rosaline. Lelaki itu sangat menginginkan anak laki-laki. Dia sudah menikah lagi secara diam-diam. Rosaline tahu tapi memilih untuk diam dan menerima. Entah terbuat dari apa hatinya." Perempuan itu menyeka air matanya."Sungguh luar biasa hati Kak Rosaline.""Bukan lagi. Dia tidak pernah menyusahkan walaupun dia sendiri sebenarnya membutuhkan bantuan. Menjadi anak sulung tentu tanggung jawab di pundaknya tidaklah ringan. Dia yatim piatu sejak belasan tahun lalu. Riko dan Simon adik-adik yang dia besarkan dengan kedua tangannya sendiri. Mereka menjadi anak-anak yang berhasil. Usaha kuliner peninggalan orang tua mereka bisa dikelola dengan baik oleh Rosaline." Wanita itu menjelaskan panjang lebar."Maaf, Ibu sendiri siapanya Kak Rosaline?" tanya Angela menutup resleting tasnya. "Saya tantenya Rosaline. Kami tiga bersaudara. Dua telah berpulang, tinggal saya yang masih ada. Panggil saja saya Tante Mar.""Saya Angela, Tante." "Kerjamu bagus Angela.
Read more

Korban Cinta Steve Menda

"Kalau perempuan itu sepertimu, aku akan belajar menerima perjodohan ini. Tapi dia sangat berbeda. Belum apa-apa dia sudah berani menyuruhku begini begitu. Dan parahnya lagi, tiap hari dia menemuiku."Angela tertawa. "Cinta mati dia samamu. Terima sajalah. Kata orang lebih baik dicintai daripada mencintai setengah mati. Kalau sudah terbiasa, siapa tahu tumbuh juga cinta di hatimu, Wang.""Tidak semudah itu, An. Rasanya aku tidak akan pernah cinta padanya.""Coba kau bawa dia ke sini. Ngobrol denganku, siapa tahu pikirannya bisa terbuka.""Aku ke sini saja diam-diam. Untung saja aku bisa membuat kabut penutup di batas portal duniamu dan bunian. Kalau tidak dia bisa ke sini dan kau diajaknya berkelahi. Sebentar lagi kabut itu akan menghilang dan aku harus cepat kembali.""Genting banget sepertinya urusanmu ini, Wang.""Menjadi anak raja bunian memang tidak mudah. Aku ke sini hanya untuk memastikan kau baik-baik saja. Cepat habiskan makanmu. Sebentar lagi Pak Topan menelpon.""Jadi kau i
Read more

Aileen Mengaku

Angela kembali melihat ke arah Joana. Ia mengerutkan dahi. Pertanyaan Joana terlalu berani."Jo …." Angela mendelik. "Iya, iya, sorry ….""Tidak apa, aku memang sudah pernah tidur dengannya. Sesuatu yang sangat kusesali sekarang. Aku memang bodoh." Aileen menunduk lesu. "Apa kubilang, tidak mungkin kau mati tanpa ada apa-apa dengan Steve.""Kau juga tidak lebih baik dari Aileen. Kita semua pernah melakukan kesalahan, kadang semesta memberikan waktu untuk kita menyadarinya sebelum mati tapi tidak jarang waktunya datang justru setelah kita mati. Dan semuanya menjadi terlambat.""Iya, An. Maaf Aileen kalau ucapanku kurang pantas."Aileen hanya mengangguk."Jadi, sekarang sudah clear, ya. Steve Menda adalah pacar kalian berdua, dan kalian mati karena istrinya. Terima kasih banyak Aileen. Apa masih ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Angela menyudahi sapuan kuasnya. Aileen menggeleng. Namun, wajahnya berubah sendu. Mungkin masih ada sesuatu yang mengganggu pikirannya tetapi enggan ia m
Read more

Terikat Janji

Tawa Angela rasanya mau meledak. Melihat drama kerajaan di depan matanya. Betapa Gumawang harus menahan sikap dan perasaannya di depan calon istrinya. Salah sedikit saja si Tuan Putri akan mengadu pada ayahnya. Bisa panjang urusannya."Baguslah kalau begitu. Kau sudah mengerti posisimu. Gumawang sudah terikat denganku. Kau tidak bisa menginginkannya hadir di tiap waktu saat kau butuh dia.""Jangan khawatir. Aku sudah biasa melakukan apa pun sendiri. Selama ini aku juga bukan aku yang meminta-minta agar Gumawang selalu ada. Tapi perlu Anda tahu Tuan Putri, Gumawang sudah memberiku selembar daun yang kutahu itu semacam tanda perjanjian yang tidak bisa dibatalkan," kata Angela sengaja menyinggung tentang daun yang pernah diberikan Gumawang. Ia ingin tahu seperti apa reaksi Dahlia. Olla pernah mengatakan siapa pun orang bunian yang memberikan daun kering bergerigi pada manusia artinya ia telah menyerahkan hidupnya untuk menjaga dan mengabdi pada manusia tersebut. "Daun Bhanurasmi?" Dahl
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status