Semua Bab Jadikan Aku yang Kedua: Bab 41 - Bab 50

154 Bab

Tersandung Tingkah

“Kamu belum pulang, Al?” tanya Gavin sore itu di ruangan Alya.Seharian tadi usai Gavin menemani Yeni kontrol ke rumah sakit, dia langsung datang ke kantor. Meski sedikit terlambat, Gavin sebisa mungkin menyelesaikan pekerjaannya sehingga on time saat jam pulang kantor.Alya mengangkat kepala dan menatap kakak gantengnya itu dengan tersenyum.“Bentar lagi, Mas. Mas, mau pulang?” jawab Alya balik bertanya.Gavin hanya mengangguk kemudian sudah duduk di kursi depan Alya. Dia menghela napas panjang sambil mengamati Alya yang masih sibuk menatap laptopnya.“Aku tadi ketemu Ryan, Al. Ryan temanmu itu,” cetus Gavin kemudian.Alya terkejut dan langsung mengangkat kepalanya lagi menatap Gavin.“Terus ... ,” ucap Alya.“Ya, udah. Kami kenalan lagi, dia bahkan asyik mengajak Yeni ngobrol. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku sedang mengantri obat saat itu, tahu-tahu pas kembali sudah
Baca selengkapnya

Putri yang Tak Diinginkan

Gavin tergopoh turun dari mobil dan bergegas berlari menuju kabin apartemennya. Dia bahkan tidak melihat kalau ada Alya yang mengejarnya.BRAK!!Gavin bergegas membuka pintu dan berlari masuk menuju kamar. Ia melihat istrinya sedang terbaring di atas kasur sambil menggeliat kesakitan. Ia melihat ada bercak darah yang mengotori spreinya sekarang.“Sayang ... apa yang terjadi?” tanya Gavin panik.“Eng ... gak tahu, Mas. Aku tadi habis dari kamar mandi, terpeleset dan kemudian seperti ini. Perutku sakit banget, Mas,” rintih Yeni dengan kesakitan.Gavin sudah duduk di tepi kasur dan membantu Yeni untuk bangkit dari tidurnya.“Mas!!” Tiba-tiba Alya berhambur masuk ke kamar Yeni.Ia melihat Yeni sedang menggeliat di atas kasur seakan sedang menahan sakit. Gavin yang melihat kedatangan Alya tampak kesenangan.“Kebetulan kamu ke sini, Al. Ayo, bantu aku bopong Yeni ke mobil,” pinta Gavin
Baca selengkapnya

Dia Bukan Anakku

Gavin keluar dari ruang operasi menghampiri Alya yang menunggunya sedari tadi. Wajah Gavin terus tertunduk seakan sedang menyembunyikan pilu. Alya yang mengamati Gavin sejak keluar dari ruangan tadi hanya terdiam. Ia yakin telah terjadi sesuatu yang membuat Gavin seperti itu.“Mas ... apa semuanya berjalan lancar?” tanya Alya begitu Gavin sudah duduk di sampingnya.Gavin mengangguk lesu sambil menatap Alya.“Ada apa, Mas? Apa si Kecil sehat?” lagi Alya bertanya.Tidak ada jawaban hanya helaan napas panjang yang keluar dari mulut Gavin. Alya tahu sepertinya ada sesuatu yang menimpa buah hati Gavin.“Mas ... .” Alya menyenggol lengan Gavin membuat pria bermata sipit itu melirik ke arahnya. Lagi-lagi dada Gavin bergerak naik turun seakan mencoba mengolah udara yang keluar masuk di paru-parunya.“Putriku mengalami kelainan jantung, Al. Dokter sedang memeriksanya sekarang,” jelas Gavin kemudian.
Baca selengkapnya

Tanda Cinta untuk Si Kecil

Gavin baru saja keluar dari kamar tempat Yeni dirawat inap. Dia tampak berantakan, rambutnya kusut, matanya juga tampak merah. Jelas sekali terlihat kalau Gavin baru saja melalui malam yang melelahkan sepanjang hidupnya.Semalaman Yeni tidak bisa tidur, ia terus menangis histeris. Dia bahkan tidak mau memompa ASI-nya dan terpaksa Gavin mengizinkan suster memberi susu formula terlebih dulu untuk putrinya.Ini semua tidak seindah yang dibayangkannya. Padahal saat hamil kemarin, Yeni begitu menantikan kehadiran buah hatinya namun, begitu lahir dia malah menyia-nyiakan. Meskipun ini bukan kesalahan Yeni, tetapi Gavin sedikit menyesalkannya.“Vin,” sebuah seruan lembut menyapa telinga Gavin.Gavin menoleh dan melihat Bu Aminah sedang berjalan mendekat bersama Alya.“Ibu ... ,” sapa Gavin langsung berhambur memeluknya. Bu Aminah membalas pelukan Gavin dan mengelus punggungnya berulang.“Kamu pasti lelah semalaman menj
Baca selengkapnya

Cemburu Baby Blues

Bu Aminah dan Alya baru saja berpamitan pulang saat malam semakin larut. Yeni juga masih terlelap dalam tidurnya. Gavin menghela napas panjang sambil menatap sosok istrinya yang sedang terbaring pulas. Ia berharap malam ini Yeni sedikit tenang tidak seperti kemarin malam.Sekilas Gavin melirik ke alat pompa ASI yang baru saja diberikan suster untuk Yeni. Lagi-lagi Yeni menolak untuk memompa ASI dan memberikan ke si Kecil. Dia terus berkata kalau bayi tersebut bukan putrinya. Entah apa yang membuat Yeni berpikir seperti itu padahal jelas-jelas makhluk mungil yang tak bersalah itu keluar dari rahimnya.‘Apa memang seperti ini yang terjadi pada ibu yang mengalami baby blues?’ batin Gavin.Sebuah helaan napas panjang lolos keluar dari bibir tipis Gavin. Pria bermata sipit itu sudah menyandarkan kepala ke bantalan sofa dan mulai memejamkan mata seakan sedang melepas kepenatannya. Ia hanya berharap semua yang dialami Yeni cepat berlalu dan si Keci
Baca selengkapnya

Suami Orang Lebih Menggoda

Sudah lima hari Yeni dirawat di rumah sakit dan kini saatnya ia diperbolehkan pulang. Saat melihat kejadian canggung antara Gavin dan Alya kapan hari, Yeni sama sekali tidak mempermasalahkannya. Yeni beranggapan kalau hubungan antara Gavin dan Alya memang sudah sangat dekat layaknya adik dan kakak. Seperti saat ini, Yeni melihat Alya ikut sibuk membantunya saat akan pulang.Gavin sedang sibuk mengurus administrasi di rumah sakit dan Alya yang menemani Yeni di mobil. Alya tampak kesenangan saat menggendong putri Gavin dan Yeni. Alya terus tersenyum sambil menatap makhluk kecil yang sedang meringkuk dalam gendongannya.“Dia lucu banget, sih,” gumam Alya. Ia sudah berulang kali mengucapkan kata itu dan tentu saja membuat Yeni tersenyum mendengarnya.“Makanya, Al. Buruan nikah, terus bikin sendiri,” seloroh Yeni.Alya hanya meringis dan mengunci tatapan ke makhluk mungil dalam pelukannya.‘Kira-kira si Dedek mengizinka
Baca selengkapnya

Rumah Baru, Rasa Baru?

Yeni tampak terkejut sekaligus kebingungan saat melihat mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti di depan sebuah rumah yang tidak ia kenal.“Ini rumah siapa, Mas? Mengapa juga mobilnya berhenti di sini, tidak di apartemen?” tanya Yeni.Gavin tersenyum kemudian sudah melepas seat belt. Dia masih belum menjawab pertanyaan Yeni malah sibuk membantunya keluar dari mobil.“Mas ... kok gak dijawab sih pertanyaanku?” protes Yeni saat melihat Gavin yang masih diam tidak menjawab.Gavin tersenyum kemudian menghentikan aktivitasnya. Ia sudah menatap istrinya yang sedang menggendong putri mereka berdiri di depan mobil.“Ini rumah kita, rumah baru kita hadiah dari Alya untuk si Kecil,” jawab Gavin kemudian.Sontak Yeni membelalakkan matanya terkejut dengan jawaban Gavin.“Alya memberinya untuk kita? Tapi ... ini ‘kan salah satu perumahan elit dengan harga fantastis di kota ini. Apa Alya tidak merug
Baca selengkapnya

Aku Mau Cerai

Gavin mengerjapkan mata berulang kemudian membukanya perlahan saat mendengar isakan tangis Yeni. Ini hampir tengah malam dan Gavin baru saja memejamkan mata namun kini dia harus kembali terjaga. Acara tasyakuran dan selamatan si Kecil seharian tadi membuat Gavin sangat kelelahan. Gavin menggeliatkan tubuh kemudian melihat istrinya sedang duduk di atas kasur sambil menggendong si Kecil dan terus menangis.Sontak Gavin bangun, menyibak selimut dan mendekat ke Yeni.“Ada apa, Sayang?” tanya Gavin dengan suara seraknya khas bangun tidur.Yeni tidak menjawab namun terus menangis. Gavin makin kebingungan melihatnya kemudian dia melirik ke arah si Kecil yang terdiam di pangkuan Yeni. Gavin makin terkejut saat melihat bayi kecil itu sudah membiru badannya.“Sayang, apa yang terjadi?” tanya Gavin sambil menyambar putri kecilnya.Yeni terus menggeleng dan masih dengan isakan tangis tanpa menjawab pertanyaan Gavin. Gavin panik, ia suda
Baca selengkapnya

Ucapanmu Doamu

Gavin terkejut mendengar ucapan Yeni barusan. Ini seperti petir menyambar pohon di siang bolong. Tanpa hujan dan tanpa angin, tiba-tiba Yeni meminta bercerai darinya.“Sayang ... kau tidak sungguh-sungguh mengatakannya, ‘kan?” lirih Gavin bertutur.Ia sangat berharap kalau kata-kata yang baru keluar dari mulut Yeni tadi adalah sebuah gurauan saja. Namun, sepertinya Gavin salah duga karena tidak tampak sedikit pun nada bergurau di ucapan Yeni.“Aku sungguh-sungguh. Aku ingin cerai darimu,” tandas Yeni.Gavin menghela napas panjang. Padahal baru saja kemarin Yeni bersikap manis dan baik kepadanya kenapa hari ini dia sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Apa seperti ini ibu yang sedang mengalami baby blues.Gavin terdiam kemudian mengulurkan tangan membelai rambut Yeni, merapikan anak rambutnya lalu menyelipkan ke belakang telinga dengan lembut. Kini tangannya sudah beralih membelai pipi Yeni yang tampak lembab kar
Baca selengkapnya

Rasa yang Tak Diminta

Pagi yang sendu menyambut Alya dengan mendung yang bergelayut. Alya baru saja memarkir mobilnya di rumah sakit. Hari ini sebelum berangkat ngantor Alya sengaja mampir ke tempat Putri dirawat. Sudah hampir lima hari Gavin tidak masuk kerja karena harus menjaga putrinya. Kondisi Yeni sama dengan sebelumnya, dia tidak peduli dengan Gavin apalagi dengan keadaan buah hatinya. Ini sangat miris, tetapi Gavin menerimanya dengan lapang dada.Usai kejadian beberapa hari semakin membuat Alya yakin untuk memperhatikan kakak angkatnya. Secara tidak sadar Gavin sudah menyesali pilihannya untuk menerima perjodohan dengan Yeni. Mungkin ini tidak patut ditiru, tetapi Alya cukup senang saat Gavin menuturkan penyesalannya. Dengan begitu ada sedikit celah untuk masuk ke hati Gavin dan mendapatkannya.Alya membuka pintu kamar rawat inap perlahan, ia melihat Gavin sedang menggendong Putri sambil mendendangkan sebuah lagu. Alya tersenyum dan tampak senang melihat pemandangan yang mengharukan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status