Home / Romansa / Jadikan Aku yang Kedua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jadikan Aku yang Kedua: Chapter 61 - Chapter 70

154 Chapters

Yang Terpendam

Pukul sebelas malam saat mobil Gavin tiba di garasi rumahnya. Usai mengantar Alya menghadiri pertemuan di luar kota dan menikmati sunset, Gavin langsung pulang ke rumah. Dia sudah memarkir mobilnya dengan rapi namun, Gavin sedikit terkejut karena mobil Yeni belum ada di sebelahnya.“Yeni ke mana? Apa dia belum pulang?” gumam Gavin sambil bergegas turun dari mobil.Di ruang tamu, bibi asisten rumah tangga Gavin menyambut dan langsung menanyakan hendak disiapkan makan malam atau tidak. Gavin menggeleng dengan enggan dan bergegas masuk ke kamar. Dia semakin terkejut saat sampai di kamar, kasurnya masih rapi. Dia juga tidak mendapati Yeni di dalam sana. Gavin beranjak keluar lagi.“Bi, Ibu mana? Belum datang?” tanya Gavin ke bibi ART.“Iya, Pak. Ibu belum datang, tadi sudah telepon ke rumah katanya ada tugas luar kota,” jawab bibi ART.Gavin menghela napas panjang. Ia langsung merogoh ponselnya dan memang ponselnya d
Read more

Pacar Sehari

Alya mendecak kesal sambil berulang mengetuk-ketukkan jarinya ke atas meja. Dia sangat kesal hari ini, gara-gara semalam Bu Aminah membicarakan tentang Reno dan niatnya untuk menjodohkan Alya. Lalu barusan Alya menerima telepon dari Bu Aminah kalau Reno mengajaknya ketemuan di kafe dekat kantor Alya. Tentu saja Bu Aminah menyambut kabar itu dengan gembira hingga akhirnya membuat Alya menekuk wajahnya kesal.“Huff!!” Alya meniup keras udara di depan wajahnya membuat rambutnya terangkat.Dia bingung harus bagaimana menolak Reno nanti. Kalau tidak datang pasti Bu Aminah akan marah besar kepadanya dan tentu saja ujung-ujungnya Alya akan dimusuhi ibunya berhari-hari. Selain itu masih banyak lagi yang harus Alya terima jika tidak menuruti keinginan ibunya itu.Helaan napas panjang dan terasa berat keluar dari mulut Alya. Ia sudah duduk menyandarkan punggungnya sambil terus mengetuk-ketuk jari di atas meja. Saat ini Alya seperti orang yang sedang putus asa
Read more

Rasa yang Sama

Alya dan Gavin sontak terdiam, entah mengapa tiba-tiba Alya merasa takut. Bagaimana kalau Reno mengenali Gavin sebagai kakak angkatnya dan mengatakan hal tersebut ke ibunya.“Aku Mahendra, kamu boleh memanggilku Hendra,” sahut Gavin membuyarkan ketegangan mereka.Gavin sudah mengulurkan tangan dan disambut dengan hangat oleh Reno.“Eng ... aku pikir namamu bukan itu, ternyata hanya mirip. Aku juga punya teman seperti kamu namanya Toni. Aku pikir pacarmu itu temanku, Al,” jelas Reno.Alya hanya tersenyum seraya memperlihatkan gigi putihnya. Beruntung tadi Gavin memperkenalkan dirinya dengan menyebut nama belakangnya saja.“Kalian sudah makan? Bagaimana kalau hari ini aku traktir?” pinta Reno kemudian.“Enggak usah, Ren. Kami langsung balik saja,” tolak Alya bersiap bangkit.“Jangan gitu dong, Al. Sayang banget aku sudah jauh-jauh hari reservasi di sini,” ucap Reno kemudian.
Read more

I Love You

Alya masih duduk terdiam di kursi kerjanya. Usai keluar makan siang tadi, Alya tampak lebih pendiam dari sebelumnya. Bukan karena pertemuannya dengan Reno yang menyebabkan seperti itu melainkan karena tanpa sengaja dia melihat Yeni sedang bermesraan dengan seorang pria. Alya sangat penasaran dengan pria itu.‘Apa dia rekan kerjanya? Atau temannya? Tetapi mengapa juga mereka tampak mesra tadi? Bagaimana kalau ternyata Yeni berselingkuh?’Alya buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat mencoba menghalau beberapa pikiran buruk yang sempat menerpa di benaknya.“Tidak mungkin Yeni berselingkuh. Dia sangat mencintai Mas Gavin. Ya, meskipun pernikahan mereka merupakan sebuah perjodohan yang dirancang ayah, tetapi aku yakin Yeni tidak akan seperti itu,” gumam Alya.Dia sudah menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi seakan sedang merenung.“Lalu bagaimana kalau sampai Mas Gavin tahu? Ya Tuhan, dia pasti sedih banget
Read more

Penjelasan Gavin

Alya masih terdiam di tempatnya dan tertegun menatap Gavin. Pria bermata sipit dengan tampilan bak artis drama Cina ini memang sudah memikatnya sejak awal. Namun, yang membuat Alya tertegun saat ini adalah ucapan lirih yang baru saja keluar dari bibir tipisnya. Ini benar-benar di luar dugaan Alya, padahal Gavin selalu mati-matian menolaknya mengapa kini malah menyatakan cinta lebih dulu ke Alya.Gavin tersenyum melihat ekspresi Alya yang tampak kebingungan. Gavin yakin perubahan sikapnya ini sangat membuat Alya penasaran. Gavin sudah tidak tahan memendam semuanya, dia lelah bersandiwara. Dia lelah menutupi getar aneh di dadanya setiap berinteraksi dengan Alya. Memang awalnya bisa dia samarkan semua rasa aneh itu, tetapi akhir-akhir ini semuanya sangat sulit dia kontrol. Mungkin perubahan sikap Yeni juga turut mempengaruhi perasaannya kepada Alya. Perasaan yang sempat terpendam lama itu kini muncul kembali dan berkembang sangat cepat menguasai seluruh relung hatinya.&l
Read more

Hasrat yang Tertunda

Alya terdiam panik saat Gavin sudah meletakkan dirinya di atas kasur. Sejak duduk di sofa tadi hingga sampai ke kamar, Gavin belum melepas pagutannya. Ia membuat Alya kehabisan napas, Alya merasa Gavin benar-benar meluapkan semua perasaannya.Gavin tersenyum sambil menatap wajah ayu Alya, berulang ia menyapu wajah Alya lembut dengan tangannya. Alya hanya terdiam menatap pria tercintanya ini. Baru kali ini Alya berada sangat dekat saling bertatapan seperti ini. Semua terasa indah, begitu cepat menurut Alya. Mulai tadi siang saat Gavin menawarkan dirinya mengantar Alya bertemu Reno kemudian pura-pura menjadi pacar dan berakhir dengan ciuman serta pernyataan Gavin.Alya menghela napas panjang saat wajah Gavin sudah menunduk dan mulai mencumbunya lagi. Berulang kecupan sudah mendarat di leher jenjangnya dan perlahan turun ke bawah. Bahkan Alya merasakan satu persatu kancing blusnya sudah mulai terbuka. Ini tidak benar dan Alya tidak ingin melakukan secepat ini.&ldq
Read more

Main Hati

[Pagi, Babe! Sudah bangun? Nyenyak gak tidurnya?]Sebuah pesan baru saja berdenting masuk di ponsel Alya. Alya langsung mengulum senyum saat membaca pesan yang tak lain dari Gavin.“Sejak kapan dia berubah seperti ini? Padahal biasanya dia selalu malu setiap mengutarakan perasaannya. Sepertinya aku harus siap-siap menghadapi semua perubahan sikapnya nanti,” gumam Alya sambil mengulum senyum.Alya masih asyik menikmati sarapan bubur ayam saat ponselnya kembali berdering. Alya terkejut saat membaca siapa nama kontak yang sedang melakukan panggilan kepadanya.“Gawat!! Ibu menelepon. Aku yakin ibu pasti tanya tentang kemarin, tentang pertemuan dengan Reno. Aku harus jawab apa? Aku yakin Reno pasti bilang kalau aku sudah punya pacar. Duh, bahaya!” keluh Alya sambil mendesah kesal.Dia sangat bingung sekarang dan sedang memutar otak untuk memberi alasan yang tepat ke ibunya.“Iya, Bu,” jawab Alya lirih. Alya mem
Read more

Ide Gila Alya

Alya baru saja mengakhiri meeting pagi ini. Banyak persiapan yang dibahas dalam meeting pagi menyangkut launching perumahan yang akan diadakan akhir minggu ini. Alya bahkan meminta Rendy mengabsen siapa saja yang ikut. Karena ini menyangkut akomodasi mereka selama di sana. Memang perusahaan property yang dipegang Alya semakin melebarkan sayapnya hingga melakukan pengembangan ke luar kota. Alya bahkan berkeinginan membuka kantor cabang di beberapa kota. Itu untuk memudahkan pemasaran dan juga pengawasan.“Kamu jadi membuka kantor cabang di luar kota, Al?” tanya Gavin begitu mereka keluar dari ruang meeting.“Iya, Mas. Kayaknya kita sudah butuh banget. Ada dua proyek di sana yang sedang berlangsung. Aku lihat pemasarannya belum maksimal. Kalau kita buka kantor cabang di sana pasti akan menambah penjualan nantinya,” urai Alya.Gavin manggut-manggut membenarkan penjelasan Alya.“Iya, kamu juga harus menyiapkan SDM-nya, Al. Sarank
Read more

Belajar Menjadi Ibu

Alya menunggu Gavin di lobby, keluar dari ruangannya untuk makan siang bareng. Dia tidak mau terlalu sering ke ruangan Gavin. Selain dia tidak nyaman, dia juga tidak ingin seluruh anak buahnya tahu apa yang terjadi di antara dia dan Gavin. Alya menghela napas sambil melirik ke jam di tangannya. Hampir jam setengah satu dan kakak angkatnya yang ganteng itu belum turun juga dari ruangannya. Alya sedikit kesal, perutnya sudah bernyanyi lagu keroncongan sedari tadi. Tetapi tidak mungkin juga ia meninggalkan Gavin.Baru saja Alya memutuskan akan menyusul Gavin, tiba-tiba pintu lift terbuka dan tampak Gavin berjalan menghampiri Alya. Wajahnya tampak tegang, sepertinya ada sesuatu yang sedang terjadi.“Ada apa, Mas?” tanya Alya penasaran.“Al, kayaknya aku mau izin pulang sebentar, deh. Putri kambuh lagi, tadi babysitternya telepon,” urai Gavin.Tepat dugaan Alya pasti ada sesuatu yang sedang terjadi dan kali ini tentang Putri lagi.
Read more

Memulai Perselingkuhan

Sosok itu masih terperangah menatap Gavin dan Alya yang sedang berbagi saliva, ia terus mengerjapkan mata terpaku di tempatnya hingga Gavin menyadari kalau ada orang lain mengamati mereka. Gavin lebih dulu mengurai kecupan kemudian berdiri menghampiri sosok asing yang tampak terkejut itu.“Maaf, Anda cari siapa, Pak?” tanya Gavin kemudian.Sosok asing yang ternyata pria itu langsung tersenyum kemudian menundukkan kepala mungkin dia malu karena sudah mengganggu Gavin dan Alya.“Ma-maaf saya salah kamar harusnya kamar mawar 21 bukan kamar mawar 12. Maaf, Tuan,” ucap pria itu sambil bergegas melarikan diri.Gavin hanya mengangguk sambil menyilakan pria itu pergi begitu saja. Ia menghela napas panjang sambil menutup pintu kamar, tempat Putri dirawat.“Siapa, Mas?” tanya Alya penasaran.“Orang nyasar. Salah kamar.”Alya sudah ber-oh ria mendengar jawaban Gavin.“Aku pikir tadi mb
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status