Aku mendengus kesal mendengar pengakuan bang Haikal. Meminta terus dicintai tanpa mau memberi balasan. Egois sekali makhluk Tuhan yang satu ini.Aku mendorong tubuhnya dengan kuat, lalu menjatuhkan kepala ke atas bantal. Memunggunginya sambil memeluk guling."Abang keluar saja. Jangan lagi bicara padaku!"*"Plin plan!" Suara Bima mengagetkanku dari belakang, saat sedang mengantri pembayaran di minimarket ujung jalan.Aku menatapnya heran, lalu melanjutkan transaksi dan segera keluar. Aku berdiri di samping pintu, menunggunya sampai selesai."Apa maksudmu?" Aku langsung menghampiri, begitu dia muncul dari balik pintu kaca.Dia tersenyum mengejek, lalu berjalan mengabaikan pertanyaanku."Hei, kau bicara apa tadi? Siapa yang kau sebut plin plan, ha?" tanyaku lagi. Ikut berjalan menyusulnya. Kini kami jalan beriringan."Kupikir akan ada yang melarikan diri. Ternyata hanya drama. Sama sekali tidak seru." Ucapannya seakan sedang menyindirku.Apa dia melihat kejadian waktu itu? Ah, tentu sa
Last Updated : 2022-07-31 Read more