"Kalau setiap hari ada tetangga baru, kita bisa hemat uang belanja karena mendapat makanan gratis," selorohnya.Aku tertawa sembari menutup mulut mendengar ucapannya. Lalu mengambil kesempatan dengan mencubit perutnya. Dia sedikit merintih lalu menekan kepalaku dengan gemas."Kau pasti tidak akan masak lagi agar bisa makan berdua denganku, kan?"Aku menunduk malu sambil menggigit bibir bawahku."Kau tidak marah lagi, kan?" ucapnya. Aku mengulum senyum, lalu mengangguk."Lain kali jika mendapat camilan di luar, aku akan membawanya sebagian, biar kau tidak marah-marah lagi." Dia kembali meledek, lalu berlalu begitu saja meninggalkanku."Hish, Abang! Abang mulai lagi!" Aku kembali berdecak kesal.Tawanya terdengar meski terus berjalan membelakangiku menuju ke dalam.Aku tahu, dia hanya menggodaku. Malam tadi dia kembali mengetuk pintu kamar dan mengajakku makan bersama. Seolah mengerti bahwa semua yang kulakukan hanya agar bisa makan bersamanya.Hatiku yang terlanjur marah masih tak mau
Last Updated : 2022-07-18 Read more