"Naf__nafkah ba__tin?" Ucapanku terbata.Kapan aku bilang menginginkannya?"Abang sedang mabuk, ya?" protesku, sambil bangkit dari tempat tidur. Tentu saja masih dengan tangan yang masih setia melindungi kerah piyama."Bu_bukankah kau sudah setuju? Kau bahkan terdengar begitu yakin." Suara bang Haikal tampak gugup. "Tapi... itu...."Ah, ya. Ini pasti salah paham. Dia membahas apa, aku menjawab apa.Aku menarik napas. Jadi yang dari tadi dia maksud adalah tentang nina ninu malam pengantin? Pantas saja hanya aku sendiri yang dia bilang akan merasa sakit. Kudengar memang seperti itulah rasanya pertama kali seorang wanita menanggalkan status perawannya. "Jadi, kau mau atau tidak?" Bang Haikal kembali bertanya. Namun lagi-lagi pertanyaan itu terasa begitu ambigu. Aku takut kembali terjadi kesalah pahaman."TIDAK MAU!" Aku setengah berteriak sambil menggeleng. Mengusap sisa air mata yang tadi mengalir deras.Apa pun itu, aku tidak mau. Baik bercerai atau nafkah batin, aku tetap tidak mau
Last Updated : 2022-07-05 Read more