Semua Bab JODOH HASIL RAMPASAN: Bab 61 - Bab 70

83 Bab

Part 61

Aku yang mendengarkan perbincangan mereka dari balik dapur merasa kata-kata bang Eka terdengar begitu kasar. Aku tahu dia bermaksud baik. Dia hanya tak ingin aku merasa kekurangan dan terlantar. Tapi bagi bang Haikal yang kini masih terlalu sensitif, tentu saja kata-kata seperti itu semakin melukai harga dirinya."Maaf, Ka. Tapi Dwi sekarang isteriku. Aku yang bertanggung jawab penuh atas dirinya. Apa pun yang aku berikan, dia harus terima. Dwi tetap bersamaku." Bang Haikal berucap tegas.Aku menarik sudut bibir. Merasa tersanjung karena suamiku terdengar begitu bertanggung jawab dalam mempertahankanku. Sedikit pun dia tak ingin ada yang merasa lebih peduli padaku selain dirinya.Aku jadi merasa, semakin hari bang Haikal tak lagi bisa hidup tanpa aku."Kau terlalu cepat membawa adikku pergi. Aku jadi tak punya mainan lagi. Kalau begitu cepat berikan aku keponakan sebagai penggantinya." Bang Eka layaknya membuat penawaran.Nampan berisi cangkir teh yang baru saja aku bawa hampir saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-19
Baca selengkapnya

Part 62

Aku membuka mata secara perlahan. Melihat sekeliling ruangan yang masih tampak asing. Memegang kepala yang terasa begitu pusing. Lalu merasakan sesuatu menempel di keningku. Perih. Seperti ada luka yang tertutupi. Bau alkohol pun masih begitu menyengat terasa di pangkal hidung.Aku berusaha bangkit dari sofa empuk tanpa sandaran. Namun tak ada seorang pun di sini. Sekujur tubuhku juga kini terasa nyeri, padahal seingatku aku baik-baik saja selama ini."Dwi!" Bang Haikal muncul entah dari mana, lalu bergegas mendekat dan langsung memelukku.Aku terpaku. Tak menyangka suamiku akan bersikap seperti ini. Diciumnya keningku dengan napas yang memburu, membuatku semakin bingung dengan apa yang terjadi."Ini di mana?" tanyaku dengan suara pelan.Dia tak melepaskan dekapannya. Terdengar ada tarikan ingus seperti suara sebuah isakan."Abang?" panggilku lagi.Belum lagi dia menjawab, datang beberapa orang yang tidak aku kenal. Sepertinya mereka sepasang suami isteri. Disusul kemudian Bima yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-20
Baca selengkapnya

Part 63

Aku melirik jam yang menempel di dinding. Ini sudah larut malam. Padahal sepertinya aku ke minimarket sehabis salat maghrib tadi.Sebentar, sebentar. Apa tadi aku terjatuh hingga tak sadarkan diri?"Tunggulah di sini. Jangan kemana-mana!" perintahnya. Lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar.Aku kembali mengingat apa yang terjadi sebelum aku pingsan. Sepertinya ada benda keras yang menghantam bagian belakang kepalaku. Aku langsung terjatuh dan tak sadarkan diri.Luka di keningku mungkin saja akibat terbentur aspal jalan. Tapi rasa nyeri di tubuh ini?Aku kembali meneliti tiap inci tubuhku. Baru kusadari ada beberapa luka lecet seperti tergesek benda kasar. Apa ini juga akibat berbenturan dengan permukaan jalan?Oh, Tuhan. Tiba-tiba aku teringat akan Kania. Pasti dia yang melakukan semua ini. Lalu Bima....Ah, yang datang tadi pasti Bima. Ayahnya menyuruh mengantar obat tadi. Aku tak boleh membiarkan mereka lama-lama bertemu.Dengan masih menahan rasa ngilu, aku beranjak turun.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-21
Baca selengkapnya

Part 64

Pernah suatu ketika aku menangis dengan tiada henti. Membaca novel fiksi karangan Tere Liye dengan judul 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'. Kisah tentang dua orang insan yang saling jatuh cinta, namun masing-masing memendam rasa. Danar, si pria yang mencintai dengan setulus hati, nyatanya menutup rapat perasaannya yang dia anggap sungguh tak lazim.Mencintai gadis kecil berkepang dua dengan jarak umur yang begitu jauh darinya. Bahkan hingga dewasa dia mengubur dalam perasaan itu dengan berpura-pura jatuh cinta, bahkan menikahi wanita lain. Miris.Aku pikir kisah itu begitu naif. Di mana tokoh utama pria terlihat bodoh dan tidak bersungguh-sungguh. Bukannya memperjuangkan, malah berlari dan selalu menghindar. Tidak masuk akal dan hanya menyiksa diri sendiri.Tanpa kusadari, kini aku pun bernasib serupa seperi Tania, gadis berkepang dua yang selama bertahun-tahun dibohongi oleh Danar dengan perasaannya sendiri. Suamiku juga menutup rapat isi hatinya padaku, hanya karena perb
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-22
Baca selengkapnya

Part 65

"Makanlah! Setelah itu minum obatmu." Suamiku menyediakan semangkuk bubur untuk sarapan.Aku mengangguk dengan senyum yang masih tersipu.Dia pun salah tingkah dan terlihat malu-malu. Rambutnya yang masih basah dengan wangi shampo yang begitu memikat, membuatku kembali teringat apa yang terjadi malam tadi. Sakit yang kurasa semakin bercampur aduk entah dari area mana saja. Namun anehnya tubuhku sama sekali tak menolak. Membiarkan dia dengan segala gerakannya menguasai tubuh dan juga pikiranku. Mengakhiri semuanya dengan sebuah bisikan yang membuat aku melayang sebelum terkulai."Aku mencintaimu, Sayang. Bahkan sebelum kau menyadari apa itu jatuh cinta." Detik berikutnya dia menjatuhkan diri di sisiku. Memelukku hingga terlelap.Malam tadi, berkat kegilaan Kania, bang Haikal telah menyempurnakan pernikahan kami.."DWI! HAIKAL!" Suara bang Eka berteriak dari arah luar dengan suara gedoran pintu yang dipukul keras-keras.Aku dan suamiku saling memandang."Bukankah sudah kubilang jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-22
Baca selengkapnya

Part 66

Manik mataku liar ke sana kemari agar tak bersirobok dengan Bima. Entah bagaimana caraku menyapanya saat ini. Jika mengingat saat terakhir kali kami bertemu, tentu hati ini masih begitu marah. Tapi mendengar suamiku yang begitu jujur menceritakan aksi heroiknya menyelamatkanku malam tadi, harusnya aku yang datang dan mengucapkan terima kasih padanya.Menurut cerita, Bima melihat Kania mengayunkan kantong belanjaan ke arahku. Dia berlari sambil berteriak memanggil namaku. Berharap aku mendengar, lalu segera menghindar. Namun belum sempat terucap, benda yang terasa keras sudah menghantam bagian tengkukku. Setelah itu aku tak ingat lagi apa yang terjadi.Aku dengar Bima melihat Kania menginjak-injak tubuhku dengan marah. Pemuda jangkung itu mengejar sambil berteriak agar Kania berhenti. Gadis itu terlihat seperti kerasukan tanpa menghiraukan peringatan Bima.Terakhir, Bima melihat dia mengayunkan kantong belanjaan itu lagi. Kali ini mengarah ke bagian kepalaku. Namun sebelum itu terjad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Baca selengkapnya

Part 67

Kejadian seperti ini tidak mungkin bisa disembunyikan lagi. Orang tuaku datang setelah bang Eka mengadu. Ibu menangis memelukku. Sementara ayah menginterogasi bang Haikal."Harusnya hal seperti ini bisa dihindari, jika kalian segera menjauh dan pindah dari sini!" Ayah berbicara dengan sangat berwibawa. "Apa kau akan terus-terusan menolak apa yang kami berikan padamu, Kal?" "Pikirkan Dwi. Jangan egois!" Ayah tampak lebih tegas dari biasanya. Kali ini ucapannya seperti sebuah perintah ketimbang menawarkan suatu pilihan. Bang Haikal hanya bisa tertunduk pada laki-laki yang begitu dihormatinya sejak kecil itu. Terlihat begitu menyesal dan merasa bersalah atas apa yang menimpaku. Aku benar-benar tak sampai hati melihatnya."Bang Haikal sudah mengajakku pindah, Yah. Aku yang menolak. Jangan menyalahkan bang Haikal terus." Aku merengek. "Kau ini." Ayah berucap lemah. "Untuk apa kau lakukan itu? Mau pamer, bahwa kini kekasihnya sudah menjadi suamimu? Begitu?" Ayah terlihat tak sampai hati
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Baca selengkapnya

Part 68

"Kau tidak bilang kalau kalian seakrab itu, Dwi." Dea manyun saat aku berkunjung ke rumahnya.Sepertinya dia benar-benar marah, sejak pagi itu, tak sekali pun dia datang untuk kembali mengunjungiku. Membalas pesanku pun hanya dengan kata 'iya' dan 'tidak' saja. Membuat aku harus turun gunung langsung untuk menemuinya.Biasanya semarah apa pun dia, tetap tak bisa berlama-lama mendiamkanku. Tapi sekarang, dia bahkan membuang muka meski saat ini aku duduk di atas ranjang di hadapannya."Lihatlah! Hanya karena seorang pria, kau lebih memilih memusuhiku seperti ini. Setidaknya dengarkan dulu penjelasanku." Aku memasang wajah iba.Dia melenguh, dengan hidung yang kemban-kempis menatapku sinis."Kau sudah tahu aku menyukainya. Tapi tetap tak bilang bagaimana perasaannya padamu. Kau membuatku malu, Dwi." Mata dia berkaca-kaca. Aku merasa bersalah dibuatnya."Kau jangan salah paham. Siapa pun yang terluka di hadapannya pasti akan dia perlakukan sama. Kita semua berteman, De.""Apanya yang sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-24
Baca selengkapnya

Part 69

"Ada apa denganmu? Kenapa matamu basah? Habis menangis?" Suamiku tampak khawatir saat aku keluar dari rumah Dea. Bang Haikal datang menjemput usai interview di sebuah perusahaan. Pagi tadi saat dia berangkat, aku minta diantar ke rumah Dea. Sahabatku yang satu ini tidak pergi kuliah karena tidak enak badan. Bang Haikal setuju, kebetulan kantor yang dia tuju juga searah dengan rumah Dea."Bagaimana interviewnya, Bang?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya."Jawab dulu pertanyaanku. Apa masih ada yang sakit?" Dia memegangi pipiku dengan cemas. Aku hanya tersenyum, merasa senang dengan perhatian yang begitu dia tunjukkan padaku."Tidak. Aku baik-baik saja. Abang sendiri bagaimana? Ingat apa kata ayah, Bang. Mau tidak mau Abang harus bekerja bersama bang Eka." Aku mengingatkan ancaman ayah soal statusnya saat ini.Tentu saja dia tetap tak mau menerimanya. Dengan menikahiku tanpa biaya saja dia sudah merasa begitu tidak punya harga diri. Apa lagi jika harus menumpang hidup di perusahaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-24
Baca selengkapnya

Part 70

Aku dan bang Haikal saling berpandangan. Tanganku yang merangkul lengannya dia lepaskan, lalu menepikan tubuhku di balik tubuh tinggi tegapnya. Menunjukkan pada Kania bahwa dia benar-benar ingin melindungiku."Sandiwara apa lagi ini?!" tanya bang Haikal dengan tegas. "Kal, tolong cabut kembali laporanmu, Kal. Aku tidak mau dipenjara." Kania langsung memasang wajah memelas."Jangan bermimpi!" Tanpa berpikir panjang suamiku langsung menyahuti permohonan gadis yang pernah menjalin kasih dengannya itu."Kal. Aku mohon. Hidupku sudah hancur. Kau lihat sendiri bagaimana warga di sini mengusir kami. Aku juga tidak punya pekerjaan lagi. Apa kau tega membiarkan aku di penjara? Aku mohon, Kal." Gadis itu menangis di hadapan suamiku. Aku mengintip dari balik tubuh suamiku. Melihat bagaimana wajah angkuh yang meremehkan ancamanku malam itu. Mengejek dan menertawakan bahwa aku bisa saja membuatnya menjauh dari kami. Bahkan keluar dari pekerjaannya.Tapi lihatlah. Tanpa aku melakukan sesuatu, seg
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status