"Dwi!" Kini ibu Kania berjalan mendekat ke arahku. Aku masih tetap berlindung di belakang tubuh suamiku dengan tungkai kaki yang kian gemetaran. Wanita paruh baya itu tetap mendekat dan kini memegangi lenganku."Ibu mohon, Dwi. Kali ini saja. Tolong minta Haikal mencabut laporannya. Ibu akan melakukan apa saja yang kalian inginkan. Kasihani ibu, Nak. Ibu tidak punya siapa-siapa lagi. Kalian lihat sendiri dia sudah mendapatkan hukumannya. Tak seorang pun lagi di sini yang mau menyapanya. Dia juga sudah kehilangan pekerjaan. Bagaimana nasib ibu selanjutnya jika dia di penjara, Dwi?" Tangis wanita malang itu benar-benar membuatku dilema.Dia benar. Sejahat apa pun puterinya, tetap dialah yang menjadi tulang punggung keluarga. Selama ini yang aku lihat ibunya hanya menggantungkan hidup pada anak semata wayangnya itu saja. Meski terlihat masih muda, namun wanita itu tampak lemah. Seperti tak punya tenaga tuk bekerja dengan berat. Entah karena tidak terawat, atau suatu penyakit yang dideri
Last Updated : 2022-08-25 Read more