Semua Bab I'am Not Cinderella : Bab 61 - Bab 70

123 Bab

Mengkhawatirkan Julea

Julea kembali dengan wajah yang tegang, selain karena keadaan keluarga Nugraha yang sedang tak baik-baik saja. Fakta bahwa kakek Deska mengetahui semua rahasianya menjadikan dirinya tertekan. "Jule, kau baik-baik saja?" tanya Andrew begitu Julea masuk ke kamar rawat inap Andreas. Di sana masih ada Herfiza yang duduk di sofa sedangkan Andrew ada di kursi. Julea sempat menoleh pada Herfiza, wanita itu tampak menunggu jawabnya juga. Karena tak mau membuat Herfiza cemas dan curiga, maka Julea mengangguk. Dia mengabaikan rasa kesalnya pada Andrew. "Hmm iya," jawab Julea. Kemudian dia mendekat pada Herfiza dan memberikan minuman yang sudah dia pesan tadi. Herfiza menegang tangan Julea, sorot matanya tampak terkejut mendapati suhu tubuh Julea cukup dingin ditambah dengan keringat di telapak tangannya. "Jule kau sungguh baik-baik saja? tanganmu dingin sekali," tanya Herfiza penuh perhatian. "Aku baik-baik saja, mama tak perlu khawatir." Julea berusaha tersenyum. Dia memang cukup sehat h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-19
Baca selengkapnya

Pulang Ke Ibu Kota

Julea terkejut, dia membelalakkan matanya. Begitu juga dengan Herfiza dan Andrew yang mendengarnya. Mereka terkejut dengan keberanian Andreas untuk mengatakan hal seperti itu pada kakak iparnya sendiri. "Ka-kau mau mengkhawatirkan aku?" Julea mengulangi lagi perkataan Andreas, sekedar untuk memastikan bahwa telinganya masih berfungsi dengan benar. Belum sempat Andreas menjawabnya, Andrew sudah tampak kegerahan karena perkataan sang adik. "Andreas memang sangat perhatian Jule, dia akan lebih memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri." Andrew merangkul pundak Julea. Julea yang mendapatkan 'serangan' tiba-tiba seperti itu hanya tersenyum canggung menanggapinya. Dia juga tidak mengusir tangan Andrew yang sembarangan mendarat di pundaknya, dia hanya diam. "Sudahlah Andreas kau fokus saja pada kesehatan mu saja, kakak iparmu ini akan baik-baik saja. lagi pula kan ada kakakmu, Andrew." Herfiza yang seperti paham dengan situasi yang terjadi mulai ambil alih. "Hmm iya mam," jawab A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-21
Baca selengkapnya

Merencanakan Sesuatu

Julea dan Andrew akhirnya pulang ke Jakarta dnegan cepat, bahkan keduanya tak sempat berpamitan dnegan Herfiza dan keluarga yang lain. Andrew hanya menyampaikan pesan bahwa keduanya telah kembali, itu pun dia kirimkan saat diperjalanan pulang. Julea tak tahu banyak apa yang hendak dikerjakan oleh Andrew. Tapi dia menerka ini berkaitan dengan urusan kantor ataupun masalah yang terjadi belakangan ini. "Kau masuklah ke rumah lebih dulu, aku akan pulang malam jadi jangan menunggu ku!" Andrew berpesan dengan tegas saat Julea hendak turun dari mobil. "Ka-kau tak mau istirahat dulu?" tanya Julea yang tak percaya Andrew akan bekerja secepat itu. Andrew mengangguk membenarkan, dia juga tersenyum tipis. Hal itu dia lakukan sekadar untuk menenangkan hati Julea. "Iya, aku harus cepat-cepat menyelesaikan semuanya." "Ah baiklah," jawab Julea kemudian turun lebih dulu. Ketika hendak berjalan lebih jauh, Andrew kembali memanggil Julea bahkan dia memintanya untuk mendekat."Ada apa lagi?" tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-22
Baca selengkapnya

Sisi Iblis Andreas, Jeovan

Dengan cepat Julea memilih untuk menghubungi Marsha, saat ini dia perlu membicarakan hal yang penting ini dengannya. Tut Tut Tut!Panggilan itu belum juga terhubung, hingga membuat Julea kesal. "Ck! kemana anak itu?"Di saat yang bersamaan, ada suara ketukan pintu di pintu utama rumah Julea dan Andrew. Refleks Julea hendak berjalan ke sana untuk membukakan pintu, tapi dia urungkan begitu mengingat pesan Andrew untuknya tadi. "Hampir saja aku lupa, Andrew tak membolehkan aku membukakan pintu pada siapapun." Julea hanya mendekat pada pintu, dia melihat melalui lubang kunci. Tampak di luar ada seorang pria yang memakai Hoodie hitam lengkap dengan masker dan topi yang berwarna senada. Tak tampak siapa dia, karena Julea tak mampu melihat wajahnya dengan jelas. Yang dapat Julea lihat hanya sorot matanya yang tajam, juga dengan luka yang melintang dari pipi kiri hingga ke hidungnya. "Astaga!" Julea terkejut bukan main, dia kemudian menutut mulutnya dengan cepat menggunakan kedua telapak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Mau Bertaruh?

Andrew terus berusaha menyudutkan Andreas, tanpa dia tahu kalau di rumahnya. Sang istri tengah berada dalam bahaya. "Kenapa juga aku harus mengatakannya padamu? bukankah itu tidak penting?" Andreas malah menyeringai. Kini Andrew sadar kalau yang dia hadapi bukanlah sang adik, dia adalah sosok iblisnya. Jeovan, alter ego yang sering kali mengambil alih sang adik. "Jeovan," lirih Andrew. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga buku-buku jarinya memutih. "Kenapa kau mengatakan ini tidak penting? akan sangat menarik jika aku tahu apa yang kau rencanakan, maka dengan begitu aku akan mengalahkan mu dengan mudah!" Andrew berusaha terus memancing emosi pria didepannya ini. Andrew ingin tahu seberapa kuat alter ego yang ada di tubuh Andreas. Dia ingin memastikan kalau lawannya adakah orang yang punya kemampuan setara. Jika di tempat ini Andrew harus baku hantam dengannya, maka Andrew harus memastikan dulu kemampuannya. Jika memang Jeovan cukup kuat maka Andrew tak akan segan-segan meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

Perang Saudara

"Cih! Itu tidak akan pernah terjadi!" Andrew meludah ke samping, dia memegangi luka yang ada di lengan atasnya, lebih tepatnya ada di pundaknya. Darah segar itu terus saja mengalir tanpa henti. Jeovan hanya menatapnya remeh, tak ada kemarahan di sana. Tapi dapat dipastikan kalau kebencian teramat kental di dalam pikiran dan hati pria itu. "Oh benarkah? Mari kita lihat," jawab Jeovan dengan seringainya. Sedetik kemudian dia kembali menyerang Andrew, pria itu mengarah pada titik kelemahan lawan. Yaitu dagu, pelipis dan juga jakunnya. Jeovan terus mengincar paha Andrew, bermaksud agar membuat pergerakan pria itu menjadi terbatas. Namun beruntung, Andrew bisa menghindar. Dia balik menyerang, tendangan keras darinya tepat mengenai perut Jeovan. "Uhk!" Jeovan terhuyung-huyung kebelakang, dia tengah lengah. Dengan secepat kilat, Andrew berusaha mengambil alih pisau yang dibawanya. Jreb!Satu tusukan yang cukup dalam mengenai lambung. "Je-jeovan," lirih Andrew sembari membelalakkan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-26
Baca selengkapnya

Tak Mau Menghukumnya?

Tidak lama setelah telfon dari Marsha, rupanya gadis itu memang benar-benar datang. Dia menepati janjinya, Marsha juga tak datang sendirian. Seperti yang dia katakan, Jidan juga ikut bersamanya. "Bu Julea apa anda masih syok? Mau ku telfonkan Pak Andrew?" Tanya Jidan yang memberikan penawaran. Saat ini mereka bertiga tengah duduk di ruang tengah rumah Julea dan Andrew. Julea tengah duduk bersandar pada sandaran sofa dan meluruskan kakinya yang kebas karena terlalu lama di tekuk sejak tadi. Sementara Marsha sudah sibuk menyiapkan air hangat dan juga minuman untuk mereka bertiga. Besok adalah hari Sabtu, jadi Marsha dan Jidan tak perlu khawatir jika kesiangan. Mereka libur setiap Sabtu dan Minggu. Karena itu mereka berani datang ke tempat Julea dengan tenang. "Sepertinya tidak usah Jidan, kau tahu sendiri kalau Andrew tidak suka diganggu saat dia tengah bekerja." Julea hanya tersenyum sekilas mendengar penawaran dari Jidan. "Tapi bu, anda--" "Sudah, biarkan saja. Sekarang aku mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-26
Baca selengkapnya

Permintaan Aneh Herfiza

Julea terdiam, dia tak tahu harus bagaimana. Mana mungkin dia menjawab kalau Andreas punya alter ego sehingga tak mungkin untuk menghukumnya. Lagi pula bagaimana tanggapan Herfiza dan Ali dengan sikapnya ini? Kondisi mental Andreas adalah salah satu kelemahan keluarga Nugraha. Tak ada yang boleh tahu masalah ini, termasuk Marsha dan Jidan. Meskipun keduanya adalah orang-orang yang sangat bisa dipercayai. "Ada beberapa hal yang tidak bisa ku jelaskan pada kalian berdua," jawab Julea pada akhirnya. Itu adalah jurus pamungkas yang tidak mungkin bisa disangkal oleh orang lain. Dan benar saja, baik Marsha atau Jidan keduanya sama-sama terdiam beberapa saat. Hingga kemudian memilih mengangguk menyetujui ucapan Julea. "Hmm baiklah jika itu yang menurut mu baik," pungkas Marsha. Walaupun kesal dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya. Mereka bertiga kemudian beristirahat, Marsha dan Julea ada di kamar yang sama. Sedangkan Jidan memilih untuk tidur di rumah tengah, berjaga-jaga seandainy
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

Tapi, Kenapa?

Julea keluar dari kamarnya, rupanya di ruang tamu sudah ada beberapa anggota kepolisian yang datang ke rumahnya untuk melakukan penyelidikan atas laporan yang diajukan Jidan semalam. "Bu Julea, anda di mintai keterangan." Jidan menghampiri Julea yang baru saja menampakkan batang hidungnya. Julea mengangguk mengiyakan, dia duduk di sofa dan memberikan keterangan seperti apa yang terjadi semalam. Dia mengatakan semuanya dengan jujur, meskipun terbesit di pikirannya kalau pria itu ada kaitannya dengan Andreas."Ah persetan dengan Andreas! Jika pria misterius itu memang suruhannya, aku hanya perlu menjawab yang semestinya jika keluarga Nugraha mencecar ku." Julea membatin. Satu jam berlalu, para polisi itu memeriksa seisi rumah baik dari dalam maupun dari luar. Mereka juga meminta agar tak membenarkan daun pintu yang rusak itu sebelum pemeriksaan selesai. "Kami sudah memeriksa semuanya Bu Julea, cctv di perumahan ini juga sedang di analisis. Nanti jika ada perkembangan lebih lanjut, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

Pikirkan Yang Sempit

Herfiza menghela nafasnya, dia punya alasan khusus mengapa tak mengizinkan Andrew menghubungi Julea atau sebaliknya. Dia ingin kesehatan Andrew pulih terlebih dahulu tanpa memikirkan hal lain. Toh Julea baik-baik saja meskipun harus berjauhan dengan Andrew, batin Herfiza. "Kenapa mam?" tanya Andrew lagi. Dia tampak geram karena tak kunjung mendapatkan jawaban. "Karena kau masih sakit Andrew, aku tak mau pikiran mu terpecah ke mana-mana. Julea baik-baik saja di Jakarta, aku yakin itu!" Herfiza berusaha membuat Andrew mengerti. "Itu kan menurut mama, bagaimana jika ada yang terjadi padanya? bagaimana aku akan tahu itu?" tanya Andrew yang mulai kalut. "Dia sungguh akan baik-baik saja Andrew, mama mohon fokus lah pada kesehatan mu dulu!" Herfiza memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Andrew mendecik, ini hak yang paling tidak dia sukai dari sikap sang ibu. Herfiza tak mau tahu tentang orang lain, dia hanya bersikeras dengan pendapatnya sendiri. "Ma, mau bagaimana pun juga Jul
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status