"Cih! Itu tidak akan pernah terjadi!" Andrew meludah ke samping, dia memegangi luka yang ada di lengan atasnya, lebih tepatnya ada di pundaknya. Darah segar itu terus saja mengalir tanpa henti. Jeovan hanya menatapnya remeh, tak ada kemarahan di sana. Tapi dapat dipastikan kalau kebencian teramat kental di dalam pikiran dan hati pria itu. "Oh benarkah? Mari kita lihat," jawab Jeovan dengan seringainya. Sedetik kemudian dia kembali menyerang Andrew, pria itu mengarah pada titik kelemahan lawan. Yaitu dagu, pelipis dan juga jakunnya. Jeovan terus mengincar paha Andrew, bermaksud agar membuat pergerakan pria itu menjadi terbatas. Namun beruntung, Andrew bisa menghindar. Dia balik menyerang, tendangan keras darinya tepat mengenai perut Jeovan. "Uhk!" Jeovan terhuyung-huyung kebelakang, dia tengah lengah. Dengan secepat kilat, Andrew berusaha mengambil alih pisau yang dibawanya. Jreb!Satu tusukan yang cukup dalam mengenai lambung. "Je-jeovan," lirih Andrew sembari membelalakkan m
Terakhir Diperbarui : 2023-02-26 Baca selengkapnya