Home / Romansa / I'am Not Cinderella / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of I'am Not Cinderella : Chapter 1 - Chapter 10

123 Chapters

Karyawan Paling Onar

Seorang perempuan berambut cokelat sebahu mengendap-endap di balik kubikel kerjanya. Matanya awas memperhatikan sekeliling, takut kalau-kalau ada yang melihat kehadirannya."Kamu ngapain di situ Julea?"Pertanyaan yang tenang itu membuat gadis bernama Julea mendongak kaget, dia tersenyum kecut kepergok sembunyi oleh atasannya sendiri."A-anu buk saya–" Ucapan Julea terhenti karena wanita yang berdiri di depannya ini menghela nafas panjang dan buru-buru memotong ucapannya. "Apa Julea kamu akan katakan kalau kena macet atau kamu harus menolong Ibu kamu dulu sebelum ke kantor sehingga saat ini kamu telat hampir dua jam?" Wanita dengan setelan jas rapi dan ber name tag Sarah itu bersidekap dan melotot tajam pada Julea yang menundukkan kepalanya dalam."Maaf buk," jawabnya penuh sesal. Semua orang yang ada di ruangan itu hanya diam melihat Julea yang dimarahi habis-habisan oleh atasan mereka. "Ingat Julea kamu ini Wakil Devisi perencanaan, seharusnya kamu mencerminkan kedisiplinan di t
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Perkara Sepatu

Dengan langkah yang dipaksakan Julea berjalan malas ke ruangan CEO tempat dia bekerja yang ada di lantai tiga kantor periklanan terbesar di kota itu. Julea menghela nafas berat saat dia sampai di depan ruangan CEO. Dia menatap gagang pintu kaca yang ada di sana sejenak. "Ya Tuhan kalau saat ini aku harus mati karena menghadapi CEO yang kejam itu maka aku ikhlas, tapi biarkan aku jadi hantu yang akan mengganggu hidupnya." Julea bergumam sambil mengusap-usap gagang pintu. Seolah-olah dia sedang berbicara dengan seseorang yang bisa dia ajak curhat tentang bagaimana kejamnya CEO di tempat itu. "Siapa yang akan kamu ganggu Bu wakil Devisi?" Julea mendongak ketika suara bass itu memasuki indra pendengarannya. Dia melongo karena ternyata CEO kejam yang dia maksud sudah berdiri tepat di depannya. Mereka hanya terhalang oleh pintu kaca saja, dan pastinya wajah merah Julea terlihat olehnya. "Ti-tidak Pak, tidak ada. Bapak pasti salah dengar," kilahnya sambil mengibaskan tangan. Tanpa me
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Sepatu Dan Segala Masalahnya

"Ti-tidak Pak, demi Tuhan saya tidak bermaksud membentak bapak." Julea menangkupkan tangannya di depan dada bermaksud meminta maaf atas kesalahannya. Mulutnya ini memang tidak bisa diajak kompromi, Julea memang kesal pada Andrew tapi dia tidak berniat untuk membentaknya. Sebab dia tahu apa akibatnya jika dia melakukan itu. Andrew hendak marah dan mengomeli gadis itu sampai puas akan tetapi dering ponsel IOS miliknya memaksa dia berhenti.Dengan cepat dia merogoh ponsel itu dari dalam saku celananya, dia menggeser tombol hijau. Merasa mendapat keselamatan untuk kabur Julea hendak pergi secara diam-diam. "Tetap diam di sana Julea!" Perintah Andrew lagi-lagi mutlak.Julea mendecik ingin sekali rasanya dia mencekik leher pria itu sekarang juga. Kalau saja dia tidak hidup di negara yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia pasti sudah lama dia melakukan itu. Julea tetap berdiri di tempatnya menunggu Andrew yang tengah mengangkat telfon. Pria itu berjalan mendekat ke arah jen
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Tawaran CEO Dingin

Andrew hanya bisa geleng-geleng kepala mengetahui bagaimana sifat dari bawahnya yang bodoh bin ceroboh itu. Kalau saja dia tidak punya misi khusus, maka Andrew tidak akan Sudi berurusan lebih lama dengannya. Jika kalian pikir sikap Andrew ini karena dia peduli maka itu salah besarAndrew hanya memikirkan dirinya sendiri."Hm ya ya, baiklah karena sepatumu tidak ditemukan maka ayo kita beli." Andrew berbalik dan pergiLagi-lagi Julea selalu ditinggal olehnya dengan langkah yang terburu-buru dia akhirnya bisa mengikuti sang bosAndrew berjalan melewati ruangan lara karyawan dengan dari masing-masing devisi dengan tenang karena itu merupakan jalan utama yang biasa dia lewati."Pak kenapa kita tidak pakai lift saja sih? Kan malu pak dilihat banyak orang," Keluh Julea sambil menatap orang-orang canggungAndrew tiba-tiba berhenti begitu saja membuat Julea tidak sengaja menubruk punggung kekar miliknya. Hal itu juga terjadi tepat di depan karyawan devisi perencanaanSontak semua mata tertuj
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Tuduhan Tiba-tiba

Julea menggeleng-geleng pelan, dia masih sangat sayang dengan gajinya. Dia juga tidak mau kehilangan mereka dengan mudah setelah bekerja sangat keras.Mendapatkan jawaban yang memuaskan Andrew akhirnya tersenyum puas dan melepaskan mulut Julea yang tadi dia bekap."Bagus itu adalah jawaban yang tepat Julea," ucapnya lengkap dengan senyum manis.Julea hanya mengangguk lesu dia merutuki kebodohannya sendiri yang mau saja tergiur tawaran dari Andrew. Kalau sudah begini akan repot lagi urusannya. "Tapi Pak kenapa harus saya?" Julea menoleh hendak protes tapi Andrew sudah tidak ada lagi di sampingnya. Julea menoleh ke sana-sini untuk mencari pria yang telah membawanya, akan tetapi dia tidak menemukannya di atas metromini ini. Atau jangan-jangan dia sengaja mengerjainya dan ditinggal begitu saja?"Mbak cari pacarnya ya?" Tanya seorang kondektur yang melihat wajah kebingungan Julea. "Ah itu bukan pacar saya pak dia–""Dia sudah turun mbak, itu sedang menunggu mbak di pinggir jalan," tunj
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

Pembelaan Pak CEO

Julea masih mengerjapkan matanya untuk kembali fokus dengan apa yang dia dengar barusan. Perempuan tadi mengatakan bahwa dia telah merebut Andrew, sedangkan kabar yang santer terdengar dari pria itu adalah dia merupakan pria lajang. "Saya tidak tahu apa yang anda katakan, tapi yang jelas saya tidak bersalah jadi berhenti memanggil saya dengan sebutan perempuan murahan!" Julea memandang perempuan itu sama sengitnya. Julea membenarkan posisi jas kerja yang dia kenakan dan mengalihkan berkas proposal yang di bawa dari tangan kiri ke tangan kanannya. "Hah! Perempuan seperti kamu memang pantas di sebut seperti itu. Memangnya sebutan apa lagui yang pantas untuk perempuan perusak hubungan orang?" Perempuan itu menunjuk wajah Julea dengan jarinya yang lentik lengkap dengan kukunya yang berkuteks.Dari penilaian Julea dia bisa tahu kalau lawan bicaranya bukan orang sembarangan. Perempuan itu bukanlah karyawan biasa seperti dirinya, dilihat dari cara berpakaiannya dan juga barang-barang yang
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

Kencan Buta Part 1

Marsha tertegun dia tidak bisa menjawab apapun perkataan Julea. Memang benar bahwa tidak ada alasan khusus agar bisa menjadi objek asal tuduh dari perempuan arogan seperti Pricilla. "Aku tidak tahu bagaimana bisa Pricilla tahu kalau aku pergi dengan Pak CEO," ucap Julea lirih. Marsha manggut-manggut tangannya dia letakkan untuk menopang dagunya memperhatikan Julea. Mereka berdua diam sama-sama hanyut dalam pikiran masing-masing. "Ah aku tahu!" Marsha berseru sambil memukul ringan paha Julea hingga gadis itu nengaduh mengusap-usap bekas pukulan dari sahabatnya. "Apa?" Tanya Julea masih dengan meringis menahan sakit. "Mungkin saja ada karyawan yang iri padamu Julea, dan dia memanfaatkan kejadian tadi untuk mempermalukan kamu di depan penghuni kantor ini dengan mengimpori Nona Pricilla," jelas Marsha memberikan alasan yang paling logis.Julea mengangguk mengiyakan. "Itu benar juga, tapi siapa?" Marsha menggedikan bahunya, dia tidak bisa memberikan jawaban. "Kita harus cari itu Jule
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

Tindakan Tak Terduga

Julea mengangguk mengiyakan dia menghela nafas panjang. Kemudian menarik tasnya dan juga mengambil ponsel yang teronggok di atas meja. "Aku pergi dulu Marsha, dan kau harus ingat satu hal. Jangan pernah menceritakan hal ini pada siapapun!" Jule memperingatkan sambil menunjuk wajah Marsha. Gadis itu mengangguk-angguk patuh. Sedetik kemudian Julea berbalik dan pergi meninggalkan kantor. Saat melihat kepergian Julea banyak karyawan yang langsung menoleh pada Marsha untuk meminta penjelasan. "Kenapa Bu Wakil Katua Devisi pulang cepat, bukannya masih ada setengah jam lagi untuk bekerja. Dia juga terbiasanya lembur kan?" Tanya salah satu karyawan yang seperti juru bicara karyawan lain. Marsha memijit pelipisnya perlahan, pusing juga menghadapi sikap pada karyawan lain yang suka sekali kepo. Ingin tahu urusan orang lain dengan detail. Bahkan mereka bertanya seperti seorang wartawan saja."Aku tidak tahu, Julea hanya mengatakan kalau dia akan pergi untuk urusan penting." Marsha memberika
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Kencan Buta Part 2

Andrew menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti. Kenapa Julea tiba-tiba mengehentikan aktifitas mereka yang tanggung sekali untuk dihentikan. Kalau orang bilang, Andrew itu sudah terlanjur masuk tapi tidak ditawari duduk. Sedikit waktu lagi Andrew bisa memuaskan keinginannya mencicipi bibir manis milik Julea. "Ada apa?" Andrew bertanya pelan, dia memegang pundak Julea. Julea tampak gelisah dia menundukkan kepalanya dalam. "Saya mau ke toilet Pak," ujarnya diselingi senyum kecut. Plak! Andrew memukul jidatnya sendiri. Bisa-bisanya Julea memotong adegan romantis mereka hanya karena kebelet. "Ya sudah sana, nanti kamu malah ngompol di sini. Kan tidak lucu juga!" Andrew beralih untuk duduk di kursinya dan memasang wajah kesal. Sementara Julea langsung berlari kecil menuju toilet yang paling dekat dari tempat yang sudah Andrew pesan. Buru-buru Julea menutup pintu dan berjalan ke arah wastafel. Dia menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya bersemu merah. "Pak Andrew sialan! Mana
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Anda Yang Memintanya Pak!

Julea mematung dia memegangi lehernya yang pasti ada jejak sialan di sana. Sementara itu Andrew yang menjadi pelaku atas bekas merah-merah itu malah menatapnya santai. "Jul kenapa malah berdiri di situ?" Andrew melambaikan tangannya agar Julea mendekat ke arahnya. Dan apa tadi yang dia katakan? Andrew memanggilnya dengan sebutan 'Jul'. Julea yang mendengarnya malah melotot tajam. Dia tidak suka di panggil seperti itu!Karena kesal Julea akhirnya mendekati Andrew dan sengaja menginjak kaki pria itu cukup keras. Andrew mengaduh karenanya dan menatap tajam wajah Julea. "Maaf nggak sengaja Pak," ucap Julea disertai senyuman mengejek. Andrew ingin sekali marah-marah padanya akan tetapi di sana masih ada pelayan dan dia juga melihat ada seorang mata-mata ayahnya yang bersembunyi di sudut ruangan itu.Dengan terpaksa Andrew akhirnya menyunggingkan senyum manis yang amat sangat dia paksakan. Tangannya justru menarik Julea yang hendak duduk. Hingga gadis itu jatuh ke pangkuannya, Julea lan
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status