Home / Romansa / I'am Not Cinderella / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of I'am Not Cinderella : Chapter 101 - Chapter 110

123 Chapters

Where Are You, Andrew?

Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, Andrew benar-benar menemui perempuan misterius itu malam ini. Pria itu sudah duduk lima belas menit lamanya di sebuah restoran yang ada di hotel bintang lima tempat mereka akan bertemu. Sebuah hotel ternama yang ada di ibu kota dan menjadi tempat yang cukup mewah untuk bertemu dengan perempuan tidak jelas. Andrew juga merasa aneh, kenapa perempuan itu memintanya datang ke tempat seperti ini. Seperti biasa pula, Andrew memakai pakaian formal, dengan setelan jas hitam hitam yang dipadukan dengan turtle neck. "Sebenarnya perempuan seperti apa yang akan ku temui malam ini." Andrew bergumam sembari melirik jam tangan branded yang melingkar di pergelangan tangannya. Andrew memang masuk sendirian ke hotel tersebut, sementara Julea dan Jidan ada di cafe seberang hotel. Keduanya menunggu Andrew memberikan aba-aba barangkali ada sesuatu yang mencurigakan terjadi. Julea juga sengaja mengajak Marsha, gadis itu diminta untuk menyadap kamera pengawas y
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

Jebakan Sebenarnya

"Bagaimana jika kita melihat mundur ke waktu sebelum ini, mungkin saja kita mendapat petunjuk." Jidan kembali berkata penuh keyakinan. Marsha menolehkan kepalanya pada Julea, dan gadis itu mengangguk setuju. "Iya, lakukan apa yang Jidan katakan Marsha!" Perintah gadis itu dengan tegas. Marsha mengangguk paham, kemudian dia kembali mengetikkan sesuatu di atas keyboard. Tak lama waktu berjalan tepat saat Andrew dan Pricilla bertemu. Mata Marsha membola saat melihat itu dengan jelas. "I-itu --" tunjuk Marsha pada layar laptop, dia tercengang. Julea dan Jidan kemudian menoleh ke layar laptop bersama-sama. Dan seperti yang terjadi pada Marsha, dua orang itu sama-sama terkejut bukan main melihatnya. Lagi pula siapa yang akan menyangka jika Andrew akan menemui Pricilla, mantan kekasihnya sendiri. Apa pula maksudnya jika Andrew tak tahu nama perempuan itu, padahal dia adalah perempuan sama yang pernah mengisi hatinya?Julea berpikir keras, kenapa Andrew tak mengucapkan nama Pricilla sam
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

Benar Dugaannya

"Mereka memang pergi ke sana," cicit Marsha yang melihat tampilan layar laptop untuk kesekian kalinya. Di sana terpampang jelas Andrew yang mulai kehilangan kesadarannya, di papah okeh Pricilla. Perempuan itu tampak memesan kamar hotel, lalu dibantu dengan petugas hotel Andrew dibawa masuk ke sana."Mereka benar-benar memesan kamar hotel?" Tanya Jidan yang masih terkejut. Sementara Julea hanya diam saja, dia tak berkomentar apa-apa meskipun sudah melihat rekaman kamera pengawas itu dengan jelas. Air mata perlahan meleleh membasahi wajahnya, namun buru-buru Julea menghapusnya kasar dengan punggung tangannya. "Bukan mereka, tapi Pricilla. Perempuan itu yang memesan kamarnya, dan aku yakin ini memang keinginannya." Julea berkata yakin, sembari tangannya sibuk membereskan barang bawaannya. Kening Jidan dan Marsha bertaut, mereka tak mengerti aoabyang ingin Julea katakan. Hanya saja mereka paham bagaimana perasaan gadis itu sekarang. "Apa maksudmu itu, kau curiga kalau ini adalah sken
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Berita Menggemparkan!

Hari berikutnya Julea tidak bisa fokus sama sekali dengan pekerjaannya, kejadian yang menimpa Andrew semalam membuatnya berpikir keras bagaimana menghadapi semuanya. Jika memang benar ini adalah keinginan Pricilia untuk menghancurkan hubungannya dan Andrew, maka Julea masih bisa mengatasinya. Tapi jika tujuan perempuan itu adalah merusak nama baik Andrew, maka itu tidak mungkin diselesaikan semudah membalikkan telapak tangan. "Jule!" Panggil Marsha sembari menepuk pundak Julea, gadis itu masih duduk di tempatnya. Marsha menggeser kursi yang dia duduki agar lebih dekat dengan Julea, saat ini jam yang menggantung di dinding kantor menunjukkan pukul dua belas siang. Sudah waktunya para karyawan beristirahat, tapi Julea tidak menyadari hal itu sebab terlalu banyak melamun."Eh iya?" Julea tergagap, dia tersenyum canggung. "Kau melamun, apa yang kau pikirkan?" Tanya Marsha khawatir, apalagi saat melihat monitor komputer di meja Julea yang hanya mengetikkan satu huruf saja sampai berbari
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Kemarahan Petinggi Perusahaan

Di saat yang sama ponsel Andrew berdering, ada panggilan masuk di sana. Sontak Andrew menoleh begitu juga dengan yang lain. Ada nama Herfiza di sana, buru-buru Andrew mengangkat telfon itu dan menempelkan benda pipih bermerek ternama itu ke telinga sebelah kanannya. "Halo mam, ada apa?" Tanya Andrew yang berusaha menetralkan suaranya, dia tidak mau terdengar tengah menahan amarah. ["Ada di mana kau?] Tanya Herfiza yang terdengar marah, suaranya sangat ketus dengan nada bicaranya yang dingin. "Aku sedang ada di restoran Chinese dekat kantor untuk makan siang dengan Julea dan dua karyawan ku," jawab Andrew jujur. Terdengar helaan nafas yang kasar dari seberang sana, Herfiza pasti sedang susah payah mengendalikan diri. ["Lekas kembali ke kantor, aku menunggu mu di ruang kerja mu! Dan iya, bawa juga Julea menemui ku!"] Perintah Herfiza mutlak, sedetik kemudian panggilan itu dimatikan sepihak olehnya. Bahkan sebelum Andrew memberikan jawaban ataupun tanggapan. Tut Tut Tut!Julea meno
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Bantuan Sang Adik

Setelah selesai dengan kalimatnya, Herfiza bergeser dari tempatnya semula. Wanita itu tampak mengambil sesuatu dari dalam tas jinjing dari salah satu brand ternama yang teronggok di sofa. Brak!Herfiza melemparkan sebuah berkas pada Andrew tepat didepan wajah pria itu. "Lihat itu baik-baik, apa sekarang kau masih berharap aku akan percaya padamu setelah semua bukti-bukti itu?" Tanyanya pada Andrew yang masih tersentak atas perlakuannya. Jujur saja ini adalah pengalaman pertama bagi Andrew mendapatkan perlakuan sebegitu kasar dari sang ibu. Andrew melirik ke bawah, tempat dimana kertas-kertas bergambar tergeletak mengenaskan dibawah kakinya. Bola mata Andrew melebar sempurna saat melihat isi dari gambar di kertas tersebut. Di sana ada cetakan foto-foto tidak senonoh yang diambil saat Andrew tak sadarkan diri malam itu. "Jawab Andrew apa aku masih bisa percaya padamu? Apa pantas kau mendapatkan kepercayaan itu?" Tanya Herfiza dengan nada tinggi. Mendengar itu semua Andrew hanya diam
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Curiga!

"Apa? Bagaimana bisa kau malah setuju dengan usulan Andreas yang tidak jelas Julea?" Tanya Andrew yang makin frustasi saat menceritakan apa yang dia lakukan saat di kantor siang tadi. Saat ini mereka berdua tengah ada di rumah, waktu makan malam yang biasanya sangat damai berubah menjadi medan pertempuran bagi keduanya. Baik Andrew atau Julea sama-sama meninggikan suaranya masing-masing dan memberikan tatapan tajam pada lawan bicaranya. "Kau Itu selalu meragukan orang lain, tapi tak pernah cari tahu dulu bagaimana cara menyelesaikan masalahmu sendiri. Ingat Andrew, ini adalah cara yang terbaik untuk membungkam mulut Pricilla itu, lagi pula dia tidak tahu kalau kalian itu punya wajah yang amat sangat mirip. Jadi kita bisa mengelabui dia dengan bantuan Andreas," sergah Julea dengan mata yang menatap Andrew nyalang. Andrew terdiam, dia memang tidak pernah mengatakan pada Pricilla jika memiliki saudara laki-laki yang wajahnya mirip dengannya. Tapi bukan berarti Pricilla tidak tahu, per
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Membalikkan Rencananya

Andreas menggeser duduknya, dia mulai menjelaskan detail rencana yang akan dia gunakan untuk menolong sang kakak. Setelah diskusi panjang dengan Julea dan Marsha, mereka kemudian menemukan satu keputusan. "Jadi kita akan menjebak Pricilia seolah-olah Andrew kalah dari perempuan itu dan mau menuruti semua permintaannya begitu?" Marsha mengulang lagi inti diskusi mereka bertiga malam ini. Hal itu diangguki oleh Andreas dan Julea, mereka sudah mantap melakukan rencana ini. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan bukti-bukti baru yang bisa digunakan untuk melawan Pricilla. "Benar sekali, jika bukti-bukti yang kita miliki sudah cukup maka kita bisa mengajukan masalah ini ke pihak yang berwajib. Tidak apa-apa jika harus menanggung sedikit malu, toh nanti kita akan memberikan hal yang baik bagi Andrew." Andreas membenarkan ucapan Marsha. "Jadi kapan kita akan memulai rencana ini?" Tanya Marsha lagi. Dia kini membagi atensinya pada Julea dan Andreas. Tapi untuk pertanyaan yang ini Andreas t
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Dari Mana Dia Tahu?

Julea masih berdiri tegap memandang lurus ke arah perempuan tak tahu malu itu. Ya, tak tahu malu! Bagiamana tidak, perempuan itu malah duduk dengan tenang sembari menyilangkan kakinya di sofa. Tangannya sibuk mengupas apel yang memang ada di atas meja ruang tamu, itu pasti buah yanag sengaja Andrew keluarkan untuk menjamu Jidan tadi. Pricilla menolehkan kepalanya dan melemparkan pandangan acuh tak acuh. "Rumahmu? Apa aku tak salah dengar, uang dari mana kau bisa membeli hunian mahal di tempat ini hah? Dasar perempuan rendahan," cibir Pricilla yang tak gentar sedikitpun dengan tatapan tajam dari Julea maupun Andrew. "Berhenti menghina istri ku Pricilla, sebaiknya kau segera pergi dari rumah ini karena kau tidak diterima oleh kami!" Andrew segera menjawab, dia tidak terima sang istri diperlukan buruk oleh siapapun. Julea tersenyum manis melihatnya, dia bersyukur memiliki Andrew sebagai suaminya. Tapi senyuman itu tak bertahan lama setelah Pricilla kembali bersuara. "Cih! Apa tadi
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

Membereskan Keributannya

Andrew tengah terduduk di ruang tengah rumahnya, dia masih mengatur nafasnya yang memburu sejak pertemuannya dengan Pricilla. Berulang kali pria itu mengecek ponselnya, seolah takut jika tertinggal informasi barang sedetik saja. Jidan sudah pulang sejak satu jam lalu. Sementara Julea tengah membuatkan teh hangat untuknya."Andrew," panggil Julea pelan sekali ketika dia duduk di samping Andrew yang masih kalut.Pria itu menoleh dan berusaha tersenyum sekilas, meski begitu Julea tahu kalau itu adalah senyuman yang hambar dan tidak ada maknanya. "Hmm ya ada apa Jule, kau belum tidur? Ini sudah malam," tuturnya penuh perhatian. Dia juga tak lupa mengusap pucuk kepala Julea penuh sayang. "Aku akan tidur nanti, tapi bagaimana denganmu. Kau tampaknya tak baik-baik saja," sahut Julea yang menatap wajah Andrew dengan tenang. Andrew menghela nafas panjang, kemudian dia menyandarkan kepalanya ke sofa sembari menatap langit-langit rumah mereka yang berwarna broken white. "Mana bisa aku baik-bai
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status