"Ya, udah kalian boleh keluar sekarang, makasih, udah bantuin sehingga acara berjalan lancar," kata Abi."Lancar dari Hongkong?" celetukku.Mereka terlihat melihat ke arahku bersamaan dan selanjutnya Abi mengusap wajahnya lalu menghembuskan napas panjang."Kami permisi, Pak," pamit Meta. Meta dan Asri pun bergegas keluar dari kamarku.Setelah mereka pergi, Abi berjalan menuju kamar mandi dan kembali dengan sabun cair di tangannya."Sini," ucapanya setelah duduk di sebelahku, meraih tanganku dan mulai mengoleskan sabun cair di jari manisku yang masih terselip sebuah cincin nanggung di sana, nanggung karena tidak masuk pun tidak keluar."Sakit?" Aku menggeleng."Udah, nggak usah nangis, maaf nanti diganti, deh, sama yang lebih besar," katanya."Lagian ukuran nggak proporsional," celetuk Abi."Apa maksudmu?" "Kebaya kegedean, cincin kekecilan, berarti kan nggak proporsional antara jari dan badan," terangnya."Menghina ciptaan Tuhan itu dosa. Ini salahmu, Bi!" "Hemmm, iya, salahku, lagi
Baca selengkapnya