Tak lama kemudian, seorang Mbak ojol sudah berada di depan kami. Urip pun permisi pergi sekolah dan menaiki tumpangannya dengan lebih malu-malu. "Berondong mana lu sewa, Mbi?""Adaaa, di atas rumah gue," jawabnya cuek sambil mengambil bungkusan di depan jok motornya. "Wah, anak langit dong!""Sakkarepmu lah, Fiiiiir! Ayok, kasih peliharaan lu makan! Pasti semaleman mereka lu suru puasa," celetuk Arimbi tepat ke jantung hati. "Sotoy, lu!"Kami berdua beranjak masuk ke dalam rumah. Aku ke dapur membuatkan sohibku itu teh susu. Duuuh, Ini otak kembali ngeprank atau emang tuh orang nyantet aku, sih. Jadi keinget Mas Bima lagi, karena ini minuman yang setiap pagi aku buatkan untuknya. Herman! "Tidak-tidak. Aku cuma latah, karena terlalu sering membuat beginian ketika pagi menjelang, bukan karena mengingat dia. Stop otak, kembali ke habitatmu!" ucapku pada diri sendiri. "Nah, benerkan dugaan gue. Lu udah lari sepersekian detik dari porosnya. Ngomong sendiri," ujar Arimbi yang tiba-tiba
Terakhir Diperbarui : 2024-01-15 Baca selengkapnya