"Iihh, si Abang, kayak belalang tempur aja buat kagetnya. Paru-paru hampir jatoh, nih. Kirain gak ada organdak disindang," keluhku dengan bercanda. “Ya maap, Mbak. Abang sengaja!" kekehnya pelan, “Lagian, ngapa tereak-tereak nggak jelas. Kayak awowok peliharaan Pak Solihin," sambungnya lagi. "Peliharaan Pak Solihin emang apaan, Bang?" tanyaku penasaran. "Monyet!” jawabnya tegas. " Monyet? Waaah ... si Abang, kadang ngomongnya suka bener!"" Ha ha ha, canda, Mbak!" "Ehg eehh ... tadi suara teloletnya hilang, kirain si Abang udah jauh, ya Firda tereak dong. Masak harus nyanyi. Yaudah, mana rotinya, Bang?" Aku menadahkan tangan. "Yang ini kan, Mbak?" Si Abang menyerahkan roti sobek rasa coklat ke tanganku. "Tau aja si Abang." Senyumku manis sambil menerima roti. "Ya tau dong. Abang udah paham. Si Mbak langganan tetap kalau udah empat hari," katanya mantap. "Waah, hebat ya sampai hapal. Tapi hari ini tambahi yang lain, Bang! Mau yang ini, ini dan itu," tunjukku pada beberapa var
Last Updated : 2024-01-13 Read more