Home / Rumah Tangga / Saat Doa Si Miskin Diijabah / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Saat Doa Si Miskin Diijabah: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

BAB 71

"Lalu apa Mamanya Kartika tahu akan hal ini? Atau jangan-jangan kamu juga sekongkol sama Mamanya Kartika lagi," timpal Rita.  "Untuk yang satu itu enggak. Aku memang sengaja gak memberitahu Mamanya Kartika. Namanya Tante Nilam. Biar ini semua menjadi kejutan saat penangkapan keduanya di kontrakan Tante Nilam. Tentu akan lebih mengasyikkan bukan?" Riuh suara tepuk tangan pun terdengar dari kedua tangan Rita. Sembari menggelengkan kepala Rita menatap takjub pada sang adik. Bagaimna tidak, jika ternyata adiknya sudah seperti seorang yang betul-betul piawai dalam menangani kasus.  "Ngapain tepuk tangan begitu, Kak?" tanya Aliyah.  "Kamu itu sadar gak sih kalau kamu hebat banget menyusun strategi untuk bua
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more

BAB 72

Sedikit tergesa Nilam terus berjalan hingga akhirnya ia pun sampai di depan rumah kontrakannya yang masih tampak sepi.  "Mungkin Kartika dan Mas Bowo masih tidur. Kasihan mereka pasti kelelahan setelah kemarin berjalan kaki menuju rumahku ini," gumam Nilam. Setelahnya ia pun mendekati pintu rumahnya. Namun, saat itu juga telinganya seperti mendengar suara yang sangat tidak asing. Yah, tentu saja suara orang yang tengah mereguk kenikmatan duniawi.  Seketika itu juga darah Nilam terasa berdesir. Sesak pun tiba-tiba menghantam dada. Apa yang sudah ia buang jauh-jauh dari pikirannya pun kini hadir kembali. Dalam diamnya Nilam bukan berarti lagi dan lagi ia akan diam saja dan menangis mendapatkan perlakuan buruk dari suami dan juga anaknya. Pikiran jahat pun timbul dari dalam benaknya. Nilam lantas membuka pintu dan benar saja j
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more

BAB 73

Aliyah pun berjalan mendekati Amar yang terlihat sendu. Tidak bisa dipungkiri meskipun Bowo telah menelantarkan dan memanfaatkan Amar sedemikian rupa. Dia tetaplah orang tua kandung Amar satu-satunya. Meski sempat terbesit rasa kebencian dalam diri Amar terhadap Bowo.  Namun, ia hanyalah manusia biasa yang juga memiliki rasa sedih tatkala orang tuanya mati secara mengenaskan di tangan istrinya sendiri. Itulah hukum tabur tuai. Semua yang kita lakukan akan ada balasannya baik itu di dunia maupun di akhirat. Patutnya kita sebagai manusia hendaklah berkelakuan yang baik-baik saja meski tiada satu pun manusia yang tak luput dari kekhilafan.  "Mas, kamu gak papa 'kan?"  "Aku gak papa, Sayang. I'm okay. Kamu tenang saja," ucap Amar sembari tersenyum sembari mengelus
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

BAB 74

"Halah, baru jadi tukang mie ayam aja belagu, kalau memang tidak mau beritahu alamatnya oke gak masalah, aku bisa cari sendiri, bahkan ke ujung dunia pun akan aku cari dimana mereka berada, dan akan ku buat perhitungan pada mereka karena mereka penyebab Mika meninggal dan keluargaku hancur.""Hei, Sepuluh tahun kau di penjara bukannya membuat otakmu menjadi benar tapi malah membuat otakmu tambah korslet, Mika meninggal karena ulah dia sendiri, Mika di bunuh oleh pria selingkuhannya, dan harusnya kamu berterima kasih pada Amar dan juga Aliyah, karena mereka mau menampung anakmu Vivi dan memberikan kasih sayang pada Vivi layaknya anak mereka sendiri, kalau tidak ada Amar dan Aliyah mungkin Vivi akan menjadi anak jalanan," ucap Rita menatap tidak suka pada Aldo."Halah, itu bisa-bisa nya Kakak saja, semua ini jelas salah Amar san Aliyah, Mika tega berselingkuh itu sebab aku di jebloskan ke penjara oleh mereka, Mika pasti kesepian dan membutuhkan nafkah, maka sebab itu ia selingkuh.""Kam
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 75

"Wah, terimakasih ya Bude, maaf kalau selama ini Vivi selalu ngerepotin Bude sama Pakde." ucap Vivi dengan mata berbinar."Kamu jangan bicara gitu Vi, kamu itu udah jadi tanggung jawabnya Bude sama Pakde, kamu hanya perlu mikirin kuliah kamu, belajar yang benar biar kamu bisa lulus dengan nilai yang bagus.""Iya Bude, Vivi insyaallah akan amanah sama pesan Bude, terimakasih banyak ya Bude," ucap Vivi antusias, Aliyah pun tersenyum lega.****Pagi itu Vivi sudah disibukkan mempersiapkan bekal untuk hiking hati itu, Vivi sangat antusias sekali menjalaninya, karena ia akan pergi hiking dengan teman-temannya dan tentunya disana ada juga salah satu cowok yang ia taksir."Sudah siap Vi? Gak ada yang ketinggalan?" tanya Aliyah saat di meja makan."Sudah Bude.""Yasudah kamu nanti disana hati-hati ya, jangan telat makan nanti kamu sakit.""Iya Bude.""O iya rencana berapa hari?""Hanya satu hari ini saja kok Bude, nanti sore juga sudah pulang.""Oke, baiklah, sekarang cepat habiskan sarapan k
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 76

"Hidup kamu sudah enak ya sekarang," ucap Aldo memulai sandiwaranya."Yah, ini semua berkat Bude Aliyah dan Pakde Amar Pa, mereka menyayangi Vivi seperti anak mereka sendiri.""Mereka melakukan itu karena mereka merasa bersalah padamu Nak.""Maksud Papa?""Ya, kamu kan tau, Papa di penjara karena ulah Pakde dan Budemu itu, makanya untuk menebus rasa bersalah itu mereka mengasuhmu, lalu nanti setelahnya mereka akan memintamu balas budi pada mereka.""Papa sudah salah paham, Vivi yakin mereka gak seperti itu, dan lagi bukankah Papa dipenjara karena dulu Papa ingin mencoba memperkosa Bude Aliyah?"Skakmat, Aldo terdiam karena apa yang diucapkan oleh anaknya itu adalah benar, tapi bukan Aldo namanya jika tidak bisa memutarbalikkan fakta."Itu semua fitnah Nak, Budemu yang menggoda Papa hingga akhirnya Papa tergoda tapi justru malah Papa yang difitnah telah memperkosa Bude mu, jadinya Pakde mu melaporkan Papa ke kantor polisi.""Masa sih Pa? Tapi pas Vivi tanya kenapa Papa di penjara, baik
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 77

"Iya, Bu. Seperti biasa saya mengantar Non Vivi ke kampusnya. Lalu seperti biasa juga say tinggalkn Non Vivi hingga sore hari saya kembali menjemputnya. Tapi, saat jalan mau pulang Non Vivi memang minta diantar ke daerah x dan pas saya tanya katanta ke rumah temannya habis itu saya tidak ada bertanya lagi.""Apa Pak Maman tidak mengikuti Vivi turun ke rumah temannya?" Pa Maman pun menggeleng menjawab pertanyaan Aliyah. "Maaf, tidak, Bu. Saya takut dikira mau tahu urusan majikan. " Aliyah menghela napasnya untuk memberikan ruang di dadanya yang tiba-tiba menjadi sempit. "Yasudah kalau begitu. Maaf sudah mengganggu waktu istirahatnya." "Tidak apa-apa, Bu, gak usah sungkan.""O iya mulai besok kemana pun kamu antar Vivi di luar jam kuliah bisa gak lapor sama saya dia kemana saja?" "Bisa, Bu, bisa.""Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu.""Sama-sama, Bu."Aliyah pun beranjak dari hadapan pak Maman dan menuju kamar Vivi. Akan tetapi, saat Aliyah hendak membuka engsel pintu kam
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 78

Saat Aliyah ingin menyusul Vivi ke kamarnya tiba-tiba Vivi keluar dari kamarnya dan bergegas turun. Vivi pun sama akan berangkat ke kampus juga dengan tampilan tak kalah dari kedua kakaknya. Vivi menurun wajah almarhum sang ibu yang memiliki paras manis dan ayu. Kulitnya yang hitam manis tidak serta merta membuat Vivi terlihat buruk justru kulit Vivi terlihat eksotis lantaran ia memiliki sorotan mata yang tajam serta hidung yang mancung. "Vivi! Ayo sarapan, Nak," ucap Aliyah pada Vivi. "Maaf Bude. Nanti Vivi sarapan di kantin kampus saja." Aliyah mengerutkan keningnya sebab tidak biasanya Vivi tidak sarapan di rumah. Berulang kali Vivi bilang jika masakan Aliyah adalah yang terbaik. Tidak bisa sehari saja Vivi tidak merasakan masakan Budenya itu. Sedangkan sedari tadi malam Vivi belum menyentuh apa pun yang ada di meja makan. Itulah yang membuat Aliyah lagi-lagi menatap Vivi dengan tatapan penuh tanya. "Vivi, bukannya dari semalam kamu belum makan, Nak?" tanya Aliyah berusaha men
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 79

"Iya tuh bener, untung aku juga sudah kerjakan tugas Pak Indra.""Yaudah yuk masuk. Sebentar lagi materi akan dimulai," ajak Reno yang membuat Vivi tersenyum senang. ***Siang itu seperti biasa Vivi beristirahat di kantin yang memang disediakan oleh pihak kampus. Selain harganya yang murah juga rasanya yang enak. Tentu saja membuat para mahasiswa dan mahasiswi berbondong-bondong berbelanja di sana. Di kantin tersebut tidak hanya ada satu jenis makanan saja melainkan ada beberapa lainnya seperti bakso, nasi dan mie goreng, nasi ayam penyet dan masih banyak lainnya. Vivi kali ini menginginkan memesan bakso dengan sambal dan saos juga kecap hingga menjadikan rasanya pedas manis dan asam karena tidak lupa Vivi juga menambahkan cuka pada mangkok baksonya. Saat ia akan menyendokkan suapan pertama tiba-tiba saja pandangan matanya menangkap sesosok tubuh Reno dengn tangannya tengah melambai ke arah Vivi. Sontak saja Vivi tersenyum sumringah dengan dada yang berdebar. Akhirnya, gayung bers
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

BAB 80

"Yah, begitulah, Pa. Namanya juga kuliah ya seperti sekolah saja," ucap Vivi dengan ogah-ogahan. Aldo yang melihat gelagat tak biasa dari Vivi pun tidak bisa untuk tidak bertanya."Kamu kenapa kok kayaknya lagi kesal begitu?" "Enggak ada, aku gapapa," jawab Vivi. Akan tetapi, bukan Aldo namanya jika ia tidak memaksa. "Katakanlah, Nak. Aku ini orang tua kamu satu-satunya. Akulah tempatmu bersandar saat ini. Katakan jika kau memiliki resah di hati. Siapa tahu Papa bisa membantumu memecahkan masalah yang tengah menimpamu."Vivi mendesah pelan. Ditatapnya wajah sang papa yang sudah lama ia rindukan itu. Vivi pun menghambur ke dada Aldo lantas ia pun memeluk Aldo. Aldo yang memang memiliki tujuan sedari awal pun membalas pelukan putrinya sembari mengelus punggung Vivi agar terlihat jika ia benar-benar tulus menyayangi Vivi. "Menangislah jika itu membuatmu lega. Jika sudah puas kamu menangis berjanjilah untuk tidak ada lagi tangisan yang keluar dari kedua matamu. Mari kita sama-sama bala
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status