Home / Rumah Tangga / Saat Doa Si Miskin Diijabah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Saat Doa Si Miskin Diijabah: Chapter 81 - Chapter 90

96 Chapters

BAB 81

"Alah, udah deh, Bude gak usah ingatkan soal itu sama Vivi. Akan Vivi bayar berapa pun yang Bude dan Pakde habiskan untuk biaya hidup Vivi selama ini. Kelak aku sudah punya uang akan aku kembalikan semuanya agar Bude tidak merasa aku masih punya hutang budi sama keluarga Bude!" sentak Vivi sebelum akhirnya ia meninggalkan Aliyah yang terpaku mendengar ucapan Vivi.Aliyah menghela napasnya. Ia pun berjalan perlahan menuju sofa di ruang keluarga. Lantas, Aliyah pun mendaratkan bokongnya di sana. Kepalanya ia sandarkan pada bantalan sofa. Sementara itu Vivi masuk ke kamar Rani tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Rani yang telinganya tengah ia sumpal dengan headset pun terkejut mendapati Vivi tiba-tiba saja berada di kamarnya. "Vivi? Sejak kapan kamu di sini? Kok gak ketuk pintu dulu," ucap Rani pada Vivi. "Alah, kayak sama nyonya besar saja mesti ketuk pintu dulu. Lagian aku kesini gak lama kok cuma mau bilang.""Bilang apa?""Mau bilang kalau mulai sekarang kamu jauhi Reno.""Reno? K
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 82

Vivi yang mendapat jawaban dari Reno pun seolah mendapat angin segar. Menurutnya pertanyaan seperti itu dari Reno sudah cukup membuatnya menjadi perhatian bagi Reno. "Supir aku gak bisa jemput karena ada keperluan mendadak katanya," ujar Vivi beralasan. "Gitu ya?" Vivi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Reno. "Gimana ya?""Please, kali ini saja. Aku gak tau harus pulang pake apa. Mau naik taksi online aku gak punya aplikasinya."Reno pun tidak menanggapi perkataan Vivi lagi. Lantas Reno sibuk dengan ponselnya. Ternyata Reno memesankan taksi online untuk mengantarkan Vivi pulang. "Maaf ya, aku gak bisa anterin kamu pulang. Aku ada janji nih.""Sama Rani?" "Yah begitulah. Tapi, kamu gak usah khawatir aku sudah pesankan taksi online buat kamu kok, nomor drivernya aku kirim ke wa kamu, kalau gitu aku permisi dulu ya," pamit Reno sembari meninggalkan Vivi dalam keterpakuan atas sikap dingin dan cuek Reno padanya. Dari kejauhan Vivi yang melihat Reno dan Rani berjalan
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 83

"Tapi caranya gimana, Pa? Masa iya aku harus memaksa? Mana mungkin dia mau kalau lagi sadar. Terus dia tahu dong klau aku cuma pura-pura dan mau jebak dia aja?" Aldo menepuk jidatnya memanglah putrinya ini teramat polos. Karena kejahatannya kali ini adalah murni hasutan dari Aldo. Karena sejatinya Vivi memanglah anak yang polos dan lugu. "Duh Vivi ya gak mungkinlah kamu menggoda Reno dan menjebaknya ketika dia lagi sadar. Jelas saja Reno gak akan mau. Maksud Papa kamu campurkan ini ke dalam minumannya. Nanti dia kan teler tuh baru deh kita eksekusi. Terus jangan lupa foto juga sebagai bukti biar dia gak bisa berkutik.""Terus aku akan melakukan itu di mana? Gak mungkin kan di rumah Bude Aliyah.""Emm, gimana kalau di kontrakan Papa ini saja. Ajak Reno untuk kamu kenalkan sama Papa. Pandai-pandai kamulah gimana cara bujuk dia. Nanti Papa bantu eksekusi dia. Gimana?""Boleh juga tuh, Pa. Biar ada yang bantuin aku. Lagian kayaknya kalau aku sendiri pasti kesulitan.""Oke, kapan mau dim
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 84

Tiba-tiba saja Aliyah datang dan menampar wajah Vivi hingga membekas kemerahan pada pipinya. Sedangkan Rani yang penasaran pun terbelalak melihat Vivi yang ditampar oleh sang Bunda. Baru kali ini Aliyah dan Amar semarah itu pada anaknya. "Seharusnya tidak kupungut kau menjadi anakku! Buah memang jatuh tidaklah jauh dari pohonnya. Rupanya sifat kejalangan almarhumah Mamamu telah menurun padamu! Menyesal aku telah merawatmu sedari kecil dan sekarang seperti inikah balasanmu pada kami? Pernahkah selama ini aku dan suamiku membedakan dalam memberikan kasih sayang padamu juga kedua anakku? Apa yang kami makan kau pun ikut memakannya. Apa yang kami pakai kau pun ikut memakainya! Kalau kau sudah tidak suka dengan cara kami mendidik silahkan pintu keluar terbuka lebar untukmu!" hardik Aliyah pada Vivi sembari tangannya menunjuk ke arah pintu utama rumah mereka. "Bun, sudah, Bun. Kendalikan emosimu, kasihan bayi yang ada di kandunganmu," ucap Amar mencoba menenangkan Aliyah yang sudah mer
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 85

"Baik, Non," sang supir pun melajukan kendaraannya sesuai dengan arahan yang diberikan nona bos nya.***"Masuk Reno! Kamu duduklah dulu. Tunggu sebentar ya aku buatkan minuman dulu," ujar Vivi sembari meninggalkan Reno yang sudah mendaratkan bokongnya di atas tikar di ruang tamu. Namun, belum sempat Vivi beranjak, Reno pun memanggilnya. "Gak usah repot-repot, Vi. Aku gak bisa lama-lama. Kasihan Rani kalau harus menunggu lama," ucap Reno. Bukan Vivi namanya kalau tidak banyak akalnya. Yah, akal untuk menjerat mangsanya. Memang benar, watak dan sifat jalang dari Mika benar-benar menurun pada Vivi. "Enggak lama kok. Sebentar saja. Gak enak kan baru datang sudah mau pergi. Kamu juga belum ketemu sama papaku." Vivi pun kembali menuju dapur untuk membuatkan minuman yang tentunya akan ia bubuhkan obat tidur untuk menjebak Reno. Reno yang tidak kuasa menghentikan Vivi pun hanya bisa pasrah saat punggung Vivi hilang di ujung ruangan kecil berukuran 3x3 meter itu. Tidak lama kemudian Vivi
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 86

"Aku juga, Bun. Kayak gak kenal aja gitu sama Vivi. Dulu kita baik-baik saja. Apa iya benar dengan firasat Bunda jika ini semua ada kaitannya dengan Om Aldo." "Bisa jadi, siapa lagi kalau bukan dia? Semenjak kebebasannya Vivi terus saja bikin ulah. Padahal sudah bertahun-tahun Vivi tidak seperti itu. Tapi, kita bisa apa, biar bagaimanapun Aldo tetap orang tua Vivi." "Lalu bagaimana selanjutnya, Bun. Habis ini Vivi pasti ngamuk karena misinya gagal total." "Kamu tenang saja. Kalau sampai dia menyakitimu maka Bunda yang akan maju untuk pertama kali." "Mana bisa kayak begitu. Bunda sedang membawa adik. Mana mungkin aku membiarkan Vivi menyakiti Bunda." "Sudah kamu tenang saja. Bunda sudah memikirkan hal yang tepat untuk Vivi setidaknya agar dia tahu kalau dia telah salah." *** "Vivi bangun, Vi! Kenapa kamu malah tidur di sini? Mana Reno?" ucap Aldo sembari menepuk-nepuk pipi Vivi yang masih tertidur pulas di rumahnya. Vivi pun akhirnya membuka mata. Ia tampak bingung, bagaimana b
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 87

"Kamu kenapa bicara begitu sama Vivi. Aku jadi gak tega sama dia. Biar bagaimanapun aku dan Vivi pernah tumbuh sedari kecil bersama," ucap Rani dengan wahah sendunya. Sekarang Rani dan Reno tengah duduk bersama menikmati suasana sore hari di dalam cafe yang biasa dikunjungi para muda-mudi seperti mereka. "Lalu apa aku harus berbaik ria pada orang yang akan berniat jahat padaku? Aku tidak bisa seperti itu, Rani.""Ya tapi setidaknya jangan berkata yang melukai hatinya, Ren. Aku takut dia malah lebih nekat lagi.""Biar saja apa peduliku. Orang seperti dia memang harus diberi sedikit terapi agar otaknya itu jadi lurus kembali alias gak bengkok.""Emang ada gitu otak yang lurus? Bukannya otak itu memang bengkok ya alias tak beraturan bentuknya?" "Iya juga ya, ah, memang aku ini," ucap Reno yang membuat Rani tergelak melihat kelucuan pria pujaan hatinya itu. "Kamu kalau tertawa itu seolah semua keindahan yang ada di muka bumi ini itu tidak ada artinya tau gak. Karena semua sudah kamu b
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 88

"Kenapa kau lakukan itu pada Rani? Dia saudaramu Vivi!" "Di sudah merebut pacarku!" "Pacar? Pacar yang mana? Setau Bude Rani hanya dekat dengan satu orang pria yakni Reno.""Ya itu pacar aku!" "Reno? Pacar kamu? Sejak kapan? Baru kemarin malam Reno mengantar Rani pulang dan mengaku pada Bude dan Pakde kalau dia adalah pacar Rani bukan pacar kamu.""Ya tapi aku suka sama Reno Bude!""Suka? Terus Reno nya suka sama kamu enggak? Kalau enggak itu namanya bukan pacar kamu, lalu apa hak kamu menyakiti Rani?""Ya karena Rani enggak mau dengerin aku buat menjauh dari Reno.""Kenapa enggak kamu suruh saja si Reno yang menjauhi Rani? Kenapa kamu malah nyerang Rani?""Bude kenapa sih selalu saja membela Rani. Apa karena Rani anak Bude sedangkan aku hanya keponakan makanya Bude membedakan kami?""Dengar ya Vivi, mau itu anak Bude atau keponakan, Bude berada di pihak yang benar. Sedangkan di sini kamu salah! Kalian itu masih sekolah masih waktunya belajar kenapa harus berebut cowok seperti ini!
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 89

Amar pun hanya bisa pasrah. Yang terpenting adalah keselamatan Aliyah dan juga anak yang dikandungnya. Selagi Dokter dan perawat menangani Aliyah. Amar segera menghubungi Rita untuk mengabarkan jika Aliyah berada di rumah sakit. Ia ingin minta tolong pada Rita untuk menjaga kedua anaknya di rumah terutama Rani. Sebab Amar takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan saat dirinya tidak ada di rumah. ***"Kamu itu ya, dulu mamamu yang nyusahin, sekarang gantian kamu yang nyusahin!" hardik Rita pada Vivi. Saat ini Rita memang sudah berada di rumah Aliyah. Tentunya ia bersama Raka tanpa anaknya. Awalnya Rita terkejut saat Amar memberi kabar jika Aliyah akan melahirkan sebab yang Rita tahu Aliyah masih lama waktu untuk melahirkan. Setelah Amar menceritakan apa yang sudah terjadi. Akhirnya Rita dan Raka pun bergegas menuju rumah Aliyah dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. Sesampainya di rumah Aliyah tentu saja Rita menuju kamar Vivi di man Vivi tengah asik tertawa saat melihat m
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

BAB 90

"Kemana?""Lha katanya mau jatah yaudah ke kamar lah kemana lagi.""Yess, terima kasih sayangku.""Eh, tunggu, Dek. Si Aliyah lagi berjuang di rumah sakit kok kita malah skidi pap di rumahnya apa gak kurang ajar ya?" tanya Raka yang membuat langkah Rita terhenti. "Kamu belum tahu? Aliyah dan bayinya selamat. Keduanya sehat walafiat hanya tinggal pemulihannya saja.""Kamu tahu dari mana?" "Barusan tadi Amar kasih kabar kalau anaknya sudah lahir jenis kelaminnya laki-laki. Dan sekarang Aliyah sudah dipindahkan ke ruang perawatan sedangkan bayinya masih harus di inkubator dulu sebab prematur.""Wah, baby boy. Kalau kita kapan lagi, Dek?" Raka menaik turunkan alisnya sembari tersenyum jahil pada Rita. "Apaan sih. 'Kan kita udah punya sepasang. Bella sama Rayhan." "Yah nambah satu lagi 'kan gak ada salahnya, Dek.""Maunya. Aku yang capek urus anak. Kamu mah enak bikinnya doang.""Yee aku juga ikut bantu kali, Dek. Ayo kalau gitu gak perlu sungkan lagi mari kita produksi adik buat Bella
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status