Share

BAB 80

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-07-07 09:17:40

"Yah, begitulah, Pa. Namanya juga kuliah ya seperti sekolah saja," ucap Vivi dengan ogah-ogahan. Aldo yang melihat gelagat tak biasa dari Vivi pun tidak bisa untuk tidak bertanya.

"Kamu kenapa kok kayaknya lagi kesal begitu?"

"Enggak ada, aku gapapa," jawab Vivi. Akan tetapi, bukan Aldo namanya jika ia tidak memaksa.

"Katakanlah, Nak. Aku ini orang tua kamu satu-satunya. Akulah tempatmu bersandar saat ini. Katakan jika kau memiliki resah di hati. Siapa tahu Papa bisa membantumu memecahkan masalah yang tengah menimpamu."

Vivi mendesah pelan. Ditatapnya wajah sang papa yang sudah lama ia rindukan itu. Vivi pun menghambur ke dada Aldo lantas ia pun memeluk Aldo. Aldo yang memang memiliki tujuan sedari awal pun membalas pelukan putrinya sembari mengelus punggung Vivi agar terlihat jika ia benar-benar tulus menyayangi Vivi.

"Menangislah jika itu membuatmu lega. Jika sudah puas kamu menangis berjanjilah untuk tidak ada lagi tangisan yang keluar dari kedua matamu. Mari kita sama-sama bala
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 81

    "Alah, udah deh, Bude gak usah ingatkan soal itu sama Vivi. Akan Vivi bayar berapa pun yang Bude dan Pakde habiskan untuk biaya hidup Vivi selama ini. Kelak aku sudah punya uang akan aku kembalikan semuanya agar Bude tidak merasa aku masih punya hutang budi sama keluarga Bude!" sentak Vivi sebelum akhirnya ia meninggalkan Aliyah yang terpaku mendengar ucapan Vivi.Aliyah menghela napasnya. Ia pun berjalan perlahan menuju sofa di ruang keluarga. Lantas, Aliyah pun mendaratkan bokongnya di sana. Kepalanya ia sandarkan pada bantalan sofa. Sementara itu Vivi masuk ke kamar Rani tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Rani yang telinganya tengah ia sumpal dengan headset pun terkejut mendapati Vivi tiba-tiba saja berada di kamarnya. "Vivi? Sejak kapan kamu di sini? Kok gak ketuk pintu dulu," ucap Rani pada Vivi. "Alah, kayak sama nyonya besar saja mesti ketuk pintu dulu. Lagian aku kesini gak lama kok cuma mau bilang.""Bilang apa?""Mau bilang kalau mulai sekarang kamu jauhi Reno.""Reno? K

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 82

    Vivi yang mendapat jawaban dari Reno pun seolah mendapat angin segar. Menurutnya pertanyaan seperti itu dari Reno sudah cukup membuatnya menjadi perhatian bagi Reno. "Supir aku gak bisa jemput karena ada keperluan mendadak katanya," ujar Vivi beralasan. "Gitu ya?" Vivi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Reno. "Gimana ya?""Please, kali ini saja. Aku gak tau harus pulang pake apa. Mau naik taksi online aku gak punya aplikasinya."Reno pun tidak menanggapi perkataan Vivi lagi. Lantas Reno sibuk dengan ponselnya. Ternyata Reno memesankan taksi online untuk mengantarkan Vivi pulang. "Maaf ya, aku gak bisa anterin kamu pulang. Aku ada janji nih.""Sama Rani?" "Yah begitulah. Tapi, kamu gak usah khawatir aku sudah pesankan taksi online buat kamu kok, nomor drivernya aku kirim ke wa kamu, kalau gitu aku permisi dulu ya," pamit Reno sembari meninggalkan Vivi dalam keterpakuan atas sikap dingin dan cuek Reno padanya. Dari kejauhan Vivi yang melihat Reno dan Rani berjalan

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 83

    "Tapi caranya gimana, Pa? Masa iya aku harus memaksa? Mana mungkin dia mau kalau lagi sadar. Terus dia tahu dong klau aku cuma pura-pura dan mau jebak dia aja?" Aldo menepuk jidatnya memanglah putrinya ini teramat polos. Karena kejahatannya kali ini adalah murni hasutan dari Aldo. Karena sejatinya Vivi memanglah anak yang polos dan lugu. "Duh Vivi ya gak mungkinlah kamu menggoda Reno dan menjebaknya ketika dia lagi sadar. Jelas saja Reno gak akan mau. Maksud Papa kamu campurkan ini ke dalam minumannya. Nanti dia kan teler tuh baru deh kita eksekusi. Terus jangan lupa foto juga sebagai bukti biar dia gak bisa berkutik.""Terus aku akan melakukan itu di mana? Gak mungkin kan di rumah Bude Aliyah.""Emm, gimana kalau di kontrakan Papa ini saja. Ajak Reno untuk kamu kenalkan sama Papa. Pandai-pandai kamulah gimana cara bujuk dia. Nanti Papa bantu eksekusi dia. Gimana?""Boleh juga tuh, Pa. Biar ada yang bantuin aku. Lagian kayaknya kalau aku sendiri pasti kesulitan.""Oke, kapan mau dim

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 84

    Tiba-tiba saja Aliyah datang dan menampar wajah Vivi hingga membekas kemerahan pada pipinya. Sedangkan Rani yang penasaran pun terbelalak melihat Vivi yang ditampar oleh sang Bunda. Baru kali ini Aliyah dan Amar semarah itu pada anaknya. "Seharusnya tidak kupungut kau menjadi anakku! Buah memang jatuh tidaklah jauh dari pohonnya. Rupanya sifat kejalangan almarhumah Mamamu telah menurun padamu! Menyesal aku telah merawatmu sedari kecil dan sekarang seperti inikah balasanmu pada kami? Pernahkah selama ini aku dan suamiku membedakan dalam memberikan kasih sayang padamu juga kedua anakku? Apa yang kami makan kau pun ikut memakannya. Apa yang kami pakai kau pun ikut memakainya! Kalau kau sudah tidak suka dengan cara kami mendidik silahkan pintu keluar terbuka lebar untukmu!" hardik Aliyah pada Vivi sembari tangannya menunjuk ke arah pintu utama rumah mereka. "Bun, sudah, Bun. Kendalikan emosimu, kasihan bayi yang ada di kandunganmu," ucap Amar mencoba menenangkan Aliyah yang sudah mer

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 85

    "Baik, Non," sang supir pun melajukan kendaraannya sesuai dengan arahan yang diberikan nona bos nya.***"Masuk Reno! Kamu duduklah dulu. Tunggu sebentar ya aku buatkan minuman dulu," ujar Vivi sembari meninggalkan Reno yang sudah mendaratkan bokongnya di atas tikar di ruang tamu. Namun, belum sempat Vivi beranjak, Reno pun memanggilnya. "Gak usah repot-repot, Vi. Aku gak bisa lama-lama. Kasihan Rani kalau harus menunggu lama," ucap Reno. Bukan Vivi namanya kalau tidak banyak akalnya. Yah, akal untuk menjerat mangsanya. Memang benar, watak dan sifat jalang dari Mika benar-benar menurun pada Vivi. "Enggak lama kok. Sebentar saja. Gak enak kan baru datang sudah mau pergi. Kamu juga belum ketemu sama papaku." Vivi pun kembali menuju dapur untuk membuatkan minuman yang tentunya akan ia bubuhkan obat tidur untuk menjebak Reno. Reno yang tidak kuasa menghentikan Vivi pun hanya bisa pasrah saat punggung Vivi hilang di ujung ruangan kecil berukuran 3x3 meter itu. Tidak lama kemudian Vivi

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 86

    "Aku juga, Bun. Kayak gak kenal aja gitu sama Vivi. Dulu kita baik-baik saja. Apa iya benar dengan firasat Bunda jika ini semua ada kaitannya dengan Om Aldo." "Bisa jadi, siapa lagi kalau bukan dia? Semenjak kebebasannya Vivi terus saja bikin ulah. Padahal sudah bertahun-tahun Vivi tidak seperti itu. Tapi, kita bisa apa, biar bagaimanapun Aldo tetap orang tua Vivi." "Lalu bagaimana selanjutnya, Bun. Habis ini Vivi pasti ngamuk karena misinya gagal total." "Kamu tenang saja. Kalau sampai dia menyakitimu maka Bunda yang akan maju untuk pertama kali." "Mana bisa kayak begitu. Bunda sedang membawa adik. Mana mungkin aku membiarkan Vivi menyakiti Bunda." "Sudah kamu tenang saja. Bunda sudah memikirkan hal yang tepat untuk Vivi setidaknya agar dia tahu kalau dia telah salah." *** "Vivi bangun, Vi! Kenapa kamu malah tidur di sini? Mana Reno?" ucap Aldo sembari menepuk-nepuk pipi Vivi yang masih tertidur pulas di rumahnya. Vivi pun akhirnya membuka mata. Ia tampak bingung, bagaimana b

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 87

    "Kamu kenapa bicara begitu sama Vivi. Aku jadi gak tega sama dia. Biar bagaimanapun aku dan Vivi pernah tumbuh sedari kecil bersama," ucap Rani dengan wahah sendunya. Sekarang Rani dan Reno tengah duduk bersama menikmati suasana sore hari di dalam cafe yang biasa dikunjungi para muda-mudi seperti mereka. "Lalu apa aku harus berbaik ria pada orang yang akan berniat jahat padaku? Aku tidak bisa seperti itu, Rani.""Ya tapi setidaknya jangan berkata yang melukai hatinya, Ren. Aku takut dia malah lebih nekat lagi.""Biar saja apa peduliku. Orang seperti dia memang harus diberi sedikit terapi agar otaknya itu jadi lurus kembali alias gak bengkok.""Emang ada gitu otak yang lurus? Bukannya otak itu memang bengkok ya alias tak beraturan bentuknya?" "Iya juga ya, ah, memang aku ini," ucap Reno yang membuat Rani tergelak melihat kelucuan pria pujaan hatinya itu. "Kamu kalau tertawa itu seolah semua keindahan yang ada di muka bumi ini itu tidak ada artinya tau gak. Karena semua sudah kamu b

    Last Updated : 2022-07-07
  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 88

    "Kenapa kau lakukan itu pada Rani? Dia saudaramu Vivi!" "Di sudah merebut pacarku!" "Pacar? Pacar yang mana? Setau Bude Rani hanya dekat dengan satu orang pria yakni Reno.""Ya itu pacar aku!" "Reno? Pacar kamu? Sejak kapan? Baru kemarin malam Reno mengantar Rani pulang dan mengaku pada Bude dan Pakde kalau dia adalah pacar Rani bukan pacar kamu.""Ya tapi aku suka sama Reno Bude!""Suka? Terus Reno nya suka sama kamu enggak? Kalau enggak itu namanya bukan pacar kamu, lalu apa hak kamu menyakiti Rani?""Ya karena Rani enggak mau dengerin aku buat menjauh dari Reno.""Kenapa enggak kamu suruh saja si Reno yang menjauhi Rani? Kenapa kamu malah nyerang Rani?""Bude kenapa sih selalu saja membela Rani. Apa karena Rani anak Bude sedangkan aku hanya keponakan makanya Bude membedakan kami?""Dengar ya Vivi, mau itu anak Bude atau keponakan, Bude berada di pihak yang benar. Sedangkan di sini kamu salah! Kalian itu masih sekolah masih waktunya belajar kenapa harus berebut cowok seperti ini!

    Last Updated : 2022-07-07

Latest chapter

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 96

    Rita berbicara dengan berapi-api. Emosi yang sudah lama ia pendam pada Vivi keluar sudah. Perasaan Vivi yang ia jaga bertahun-tahun lama nya kini terpaksa ia lontarkan. Habis sudah kesabarannya menghadapi anak dari almarhumah adiknya itu. Meskipun Rita tidak menampik jika dahulu memang Rita sempat berbuat jahat pada Aliyah dan Amar juga kedua anaknya. Akan tetapi, setidaknya Rita sudah benar-benar sadar juga kedua anak Rita ia didik dengan benar dan kini kedua anaknya menjadi anak yang penurut. Lalu, apa kurangnya kasih sayang yang Aliyah dan Amar berikan pada Vivi? Tidak! Tidak ada kurangnya mereka memberikan itu semua. Rita sebenarnya juga sadar jika semua ini terjadi juga karena adanya hasutan dari Aldo. Tapi, apakah sebagai seorang yang sudah beranjak dewasa Vivi tidak bisa berpikir jernih? Orang yang sudah memberinya air susu justru ia balas dengan memberinya air tuba. Sungguh ironis memang. "Vivi harus bagaimana agar mendapatkan maaf dari kalian semua. Vivi iri setiap kali

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 95

    Begitu juga dengan Amar. Belasan tahun Amar mengarungi biduk rumah tangga bersama Aliyah menjadikan dirinya sosok suami dan Ayah yang cukup tegas. Jika dahulu saat disakiti maka Amar hanya bisa diam dan berpasrah tapi, tidak dengan kali ini. Amar akan melawan siapa pun yang berusaha menyakiti keluarganya. Maka diputuskan meskipun dengan berat hati bahwa mereka akan melaporkan Vivi pada lembaga hukum. Vivi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dan sekarang Rita lah yang akan menyeret sang keponakan ke kantor polisi sebab jika Aliyah dan Amar yang datang ditakutkan jika mereka berdua tidak akan tega saat melihat derai air mata Vivi. Beruntung Aliyah dan Amar mau mendengarkan usulan dari sang kakak. "Selamat siang, Bu. Maaf dengan siapa?" tanya pak Cokro pada Rita saat dirinya baru mendaratkan bokongnya di kursi. Rita yang baru saja memaki-maki Vivi pun napasnya masih tersengal-sengal karena terlampau emosi menghadapi anak tak tahu diri itu. "Saya Rita, Pak. Kebetulan saya juga

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 94

    Ketakutan jelas terpancar dari sorot matanya yang seolah-olah berbicara untuk meminta Reno berhenti dan tidak melaporkan masalah itu ke dekan kampus. Namun, Reno tidak menghiraukan itu. Reno terus menyeret gadis dengan kulit eksotis itu menuju ruang dosen agar Vivi diberi hukuman yang setimpal. "Reno, please jangan laporin aku ke polisi. Aku minta maaf aku khilaf," hiba Vivi pada Reno tapi, pria itu bergeming. Ia sama sekali tidak menjawab kalimat yang dilontarkan Vivi hingga membuat Vivi bertambah ketakutan. Terlebih lagi mereka kini sudah berdiri di depan pintu ruangan dekan. "Reno, Reno tolong jangan laporin aku. Aku janji setelah ini gal akan lagi mengganggu atau pun menyakiti Rani.""Tutup mulutmu! Perbuatanmu harus kamu pertanggungjawabkan. Seenaknya saja mau lepas tangan!" hardik Reno yang membuat bibir gadis manis itu tertutup rapat. Hanya isak tangisnya yang masih terdengar meski lirih.Akhirnya kini baik Vivi maupun Reno sudah berada di ruangan rektor. Wajah Vivi terlihat

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 93

    "Wah, cucu baru Nenek sudah pulang. Siapa ini namanya?" ujar bu Sri sembari mengambil alih anak bayi Aliyah dari gendongan Aliyah. "Oh iya siapa nama anak kamu ini, Al?" timpal Rita. "Narendra Akbar Amrani. Panggilannya Akbar.""Wah bagus sekali namanya cucu Nenek. Semoga jadi anak yang sholeh dan mampu melindungi keluarga ya le," ujar bu Sri mendoakan Akbar yang juga diamini oleh Aliyah dan Rita. "Kak, tadi lagi masak? Ini bau gosong." Aliyah menghembus-hembus bau yang menyeruak hidungnya. Begitu pun yang Rita lakukan hingga akhirnya Rita terpekik dan berlari kilat ke arah dapur. Semua yang ada di ruang keluarga kecuali Amar pun mengikuti Rita dari belakang hingga akhirnya mereka sampai di dapur mereka pun tertawa terbahak sebab melihat penampakan ayam panggang yang Rita buat yang seharusnya berwarna coklat justru menjadi warna hitam legam."Yah, gosong deh." Sontak semua yang ada di sana pun tergelak melihat ayam yang sudah tidak berbentuk lagi. ***"Reno!" Reno yang sedang berb

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 92

    Uang yang Vivi serahkan pada Aldo dan katanya akan digunakan untuk berjualan sembako justru malah aldo gunakan untuk berjudi. Apakah Aldo menang? Oh tentu tidak. Tentu saja bandar tidak mau rugi. Permainan dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat natural dan memang murni tidak kepiawaian pemain dalam memainkannya padahal sudah jelas bandar sudah mengatur sedemikian rupa dari misalnya dua puluh kali taruhan maka akan diberi kesempatan menang bagi pemain hanya sekali dan itu pun pemain hanya memenangkan uang yang tidak seberapa jika ditotal dalam dua puluh kali bermain dan satu kali menang uangnya jauh lebih besar yang dikeluarkan daripada yang dimenangkan. Itulah dahsyatnya bisikan dan godaan syetan. Bagi manusia yang lemah imannya seperti Aldo akan diberi kesempatan untuk satu kali menang setelah itu dia akan ketagihan dan terus menerus untuk kembali melakukan judi. Sudah banyak buktinya orang yang hobi berjudi tidak akan pernah ada manfaat dalam hidupnya. Justru yang ada hanyalah ke

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 91

    "Sudah aku usir." ucap Rita yang membuat Aliyah juga Amar tersentak dan langsung menatap Rita seolah-olah meminta penjelasan. Sedangkan bu Sri dan pak Darto sudah Rita ceritakan sebelumnya hingga mereka sudah tidak terkejut lagi. "Kakak usir? Kenapa?""Ya Kakak gak suka aja lihat kamu di sini karena dia eh dianya di sana ketawa ketiwi sambil main ponsel. Keponakan macam apa itu. Lagian biarkan saja dia pergi dan menyusul si cunguk Aldo itu biar dia tahu betapa gak enaknya hidup gak punya uang. Sudah bagus dikasih tumpangan dan disekolahin tinggi eh malah berulah dan gak tahu terima kasih," gerutu Rita. "Ya tapi masa diusir, Kak. Kan kasihan, kalau Aldo ternyata gak bertanggung jawab gimana. Kita semua tahu gimana perangai Aldo yang asli.""Ya biarkan saja, biar tahu rasa. Dia kira dia hebat bisa hidup tanpa kamu. Kita lihat sja tph kalau dia sudah tidak kuat dia akan kembali lagi ke rumah kamu.""Apa yang Kak Rita katakan ada benarnya juga, Dek. Anggap saja itu sebagai pelajaran ba

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 90

    "Kemana?""Lha katanya mau jatah yaudah ke kamar lah kemana lagi.""Yess, terima kasih sayangku.""Eh, tunggu, Dek. Si Aliyah lagi berjuang di rumah sakit kok kita malah skidi pap di rumahnya apa gak kurang ajar ya?" tanya Raka yang membuat langkah Rita terhenti. "Kamu belum tahu? Aliyah dan bayinya selamat. Keduanya sehat walafiat hanya tinggal pemulihannya saja.""Kamu tahu dari mana?" "Barusan tadi Amar kasih kabar kalau anaknya sudah lahir jenis kelaminnya laki-laki. Dan sekarang Aliyah sudah dipindahkan ke ruang perawatan sedangkan bayinya masih harus di inkubator dulu sebab prematur.""Wah, baby boy. Kalau kita kapan lagi, Dek?" Raka menaik turunkan alisnya sembari tersenyum jahil pada Rita. "Apaan sih. 'Kan kita udah punya sepasang. Bella sama Rayhan." "Yah nambah satu lagi 'kan gak ada salahnya, Dek.""Maunya. Aku yang capek urus anak. Kamu mah enak bikinnya doang.""Yee aku juga ikut bantu kali, Dek. Ayo kalau gitu gak perlu sungkan lagi mari kita produksi adik buat Bella

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 89

    Amar pun hanya bisa pasrah. Yang terpenting adalah keselamatan Aliyah dan juga anak yang dikandungnya. Selagi Dokter dan perawat menangani Aliyah. Amar segera menghubungi Rita untuk mengabarkan jika Aliyah berada di rumah sakit. Ia ingin minta tolong pada Rita untuk menjaga kedua anaknya di rumah terutama Rani. Sebab Amar takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan saat dirinya tidak ada di rumah. ***"Kamu itu ya, dulu mamamu yang nyusahin, sekarang gantian kamu yang nyusahin!" hardik Rita pada Vivi. Saat ini Rita memang sudah berada di rumah Aliyah. Tentunya ia bersama Raka tanpa anaknya. Awalnya Rita terkejut saat Amar memberi kabar jika Aliyah akan melahirkan sebab yang Rita tahu Aliyah masih lama waktu untuk melahirkan. Setelah Amar menceritakan apa yang sudah terjadi. Akhirnya Rita dan Raka pun bergegas menuju rumah Aliyah dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan. Sesampainya di rumah Aliyah tentu saja Rita menuju kamar Vivi di man Vivi tengah asik tertawa saat melihat m

  • Saat Doa Si Miskin Diijabah   BAB 88

    "Kenapa kau lakukan itu pada Rani? Dia saudaramu Vivi!" "Di sudah merebut pacarku!" "Pacar? Pacar yang mana? Setau Bude Rani hanya dekat dengan satu orang pria yakni Reno.""Ya itu pacar aku!" "Reno? Pacar kamu? Sejak kapan? Baru kemarin malam Reno mengantar Rani pulang dan mengaku pada Bude dan Pakde kalau dia adalah pacar Rani bukan pacar kamu.""Ya tapi aku suka sama Reno Bude!""Suka? Terus Reno nya suka sama kamu enggak? Kalau enggak itu namanya bukan pacar kamu, lalu apa hak kamu menyakiti Rani?""Ya karena Rani enggak mau dengerin aku buat menjauh dari Reno.""Kenapa enggak kamu suruh saja si Reno yang menjauhi Rani? Kenapa kamu malah nyerang Rani?""Bude kenapa sih selalu saja membela Rani. Apa karena Rani anak Bude sedangkan aku hanya keponakan makanya Bude membedakan kami?""Dengar ya Vivi, mau itu anak Bude atau keponakan, Bude berada di pihak yang benar. Sedangkan di sini kamu salah! Kalian itu masih sekolah masih waktunya belajar kenapa harus berebut cowok seperti ini!

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status