‘Datang ke bukit utara sekarang kalau kau berani, Raksha! Buktikan kalau kau bukan pecundang!’Raksha termenung melihat secarik kertas berisi pesan aneh yang baru saja dia dapat setelah usai latihan di Padepokan Kanuragan Wiratama. Awalnya dia kira pesan itu salah alamat, tetapi karena ada namanya, dia tahu kalau pesan itu memang tertuju padanya. Warna merah pada huruf tiap tulisan di pesan itu seolah memberi gambaran kalau itu ditulis menggunakan darah, walau Raksha sendiri tidak terlalu yakin itu benar atau tidak.Raksha tahu kalau dia punya banyak musuh di Udayana, terutama dari kalangan Pendekar para Dewa, jadinya dia tidak terlalu kaget soal ancaman kosong macam ini. Baru saja dia mau merobek pesan itu, dia melihat ada pesan lagi di belakang kertasnya. Pesan itu tertulis:‘Kalau kau tidak muncul, jangan harap Sena bisa selamat hari ini!’Raksha berhenti. Dari sekian banyak ancaman yang biasa dia dapat, ancaman ini yang paling berani karena bawa-bawa Sena. Kalau Sena harus terluka
Baca selengkapnya