"Mama ...."Saffa menggeliat seraya memanggil. Aku menyudahi panggilan itu dengan menyuruh Adi merekam keduanya. "Iya, Sayang." Aku beranjak dari sofa, lalu menghampiri putriku."Mau pipis.""Saffa kan tadi Mama pakaikan pempers, pipis di sini saja, ya?"Anakku menggeleng. Dia tidak mau, dan meminta ke kamar mandi. Aku pun mengangkat tubuh kecil itu, lalu membawanya ke kamar mandi. Sedikit repot, karena aku melakukannya sendiri. Setelah selesai, aku kembali membawa Saffa ke ranjangnya. Namun, Saffa enggan untuk berbaring. Dia mau duduk dan menonton kartun di televisi yang ada di kamar inap ini. "Mama, Om Adi mana?" tanyanya mencari keberadaan pria itu. "Lagi beli sabun buat Mama mandi," jawabku seraya menyisir rambutnya dengan jari. Aku mengikatnya longgar, agar Saffa tidak kegerahan. "Caffa juga mau mandi, Mah. Belenang di bak lagi.""Jangan dulu, ya. Nanti kalau sudah sembuh, sudah bisa pulang ke rumah, baru mandi.""Caffa mau pulang, Mah. Mau main cepeda lagi." Saffa tiba-ti
Baca selengkapnya