Sudah kuduga, Nyonya Marta pasti percaya pada Kamila, dan termakan omongan wanita serigala berbulu domba itu. Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Nyonya Marta. Memilih duduk terlebih dahulu agar jantungku yang berdebar, bisa santai kembali. Alina dan Nyonya Marta ikut duduk. Mereka masih menanti jawaban soal ucapan Kamila tadi. "Mama, Mbak Alina, sebelumnya aku mau minta maaf atas ucapan Dokter Kamila yang mungkin sangat menggangu pikiran Mama. Tapi, percayalah jika apa yang Dokter Kamila katakan, itu tidak benar. Dia memutar balikan fakta demi menutupi kebusukannya.""Kebusukan apa?" tanya Nyonya Marta lagi. "Sebenarnya, setelah pernikahan aku dan Bang Aldi, Dokter Kamila sempat menemuiku. Dia menawarkan kerja sama dengan imbalan yang sangat besar," ucapku membuat kedua wanita di depan sana semakin tidak sabar. "Kerja sama?" Kini Alina yang bertanya. Aku menganggukkan kepala. "Dia memintaku membantunya memisahkan Mbak Alina dan Pak Adikara. Katanya, Pak Adi cinta pertama dia
Baca selengkapnya