Abian terperangah mendengar ucapan Silvia. Sepertinya istrinya itu tidak main-main. Tiba-tiba ada rasa nyeri dan sesak di dalam. Hatinya terkoyak. Tak siap bila Silvia benar-benar meminta berpisah darinya, meski dulu ini yang dinginkan Abian. Bu Anis menarik napas dalam-dalam. Menenangkan gejolak dalam dadanya. Ditatapnya lekat-lekat manik wanita muda itu. Ingin mencari kebohongan dari sorot mata itu, tetapi tidak ada. Ada denyut tak biasa yang dirasakan wanita paruh baya itu saat menantunya mengajukan pertanyaan tersebut. Meski pernah bilang setuju apabila Silvia meminta cerai anaknya. Bukan tidak bisa memegang ucapannya, bukan. Tetapi Bu Anis tidak ingin memiliki menantu yang lainnya. Silvia ingin menyerah. Bukan karena merasa kalah. Namun, tidak ingin sakit hati terlalu lama. "Apa memang sudah tidak pantas dipertahankan pernikahan kalian, Sayang?" "Apa memang sudah tidak ada kesempatan kedua, Nak?" tanya Bu Anis dengan suara yang bergetar. Ternyata "Silvia tidak tahu, Bu.""I
Read more