All Chapters of Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

81. Peringatan Kecil

"Hidup panjang Baginda Raja Emilio!"Emilio tersenyum ringan ketika dia akhirnya kembali ke titik terakhir dalam kehidupan sebelumnya. Ketika Emilio duduk di kursi raja, dia akhirnya bisa melihat ekspresi orang-orang di bawahnya dengan baik. Orang-orang yang mendukungnya jelas memiliki ekspresi bahagia di wajah mereka. Sementara mereka yang masih keberatan, tetapi kalah dalam pemilihan, memiliki ekspresi kusut di wajah mereka. Dari kursinya yang paling tinggi di antara semua orang, Emilio akhirnya memiliki perasaan bahwa dia telah menguasai segalanya. Kali ini, dia berhasil naik takhta tanpa pengaruh sang Ibu. Para bangsawan juga bukan orang yang paling berpengaruh dari perubahan statusnya. Dia berdiri di tempat itu, murni dengan kekuatannya sendiri. Awalnya, beberapa orang memang masih meragukan kemampuan seseorang yang baru saja mencapai usia dewasa seperti Emolio. Namun tanpa diduga, kemampuan Emilio baik dalam menangani kematian sang Ayah maupun masalah kerajaan sangat baik sampa
Read more

82. Perilaku yang Aneh

Malam sudah semakin larut ketika Emilio akhirnya kembali ke kamarnya sendiri setelah pesta. Tanpa ditemani siapa pun, pria itu menyusuri jalanan istana yang sudah mulai sepi. Hanya ketika dia telah tiba di kediamannya, Emilio tiba-tiba berhenti di depan pintu. Emilio yang sebelumnya terlihat sedikit mabuk perlahan menunjukkan senyumnya. Raja tersebut mengambil tempat duduknya sendiri, sebelum dia menatap bayangan yang bersembunyi di dalam kegelapan. "Sampai kapan kamu akan berdiri di sana? Trik kecilmu itu tidak akan bekerja padaku ngomong-ngomong."" ... Luar biasa, Baginda Raja. Ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk bertemu dengan orang yang bisa menyadari keberadaan saya. Ah, ini juga mungkin pertama kalinya bagi saya, untuk dipanggil secara langsung oleh seorang raja."Dari balik bayangan, muncul seorang pria bertopeng dengan pakaian yang terlihat misterius. Emilio menatap pria tersebut sambil tersenyum. Di kehidupan lamanya, dia memiliki hubungan yang cukup akrab dengan pri
Read more

83. Surat Dari Emilio

Di atas dinding benteng yang kokoh, Ariana berdiri dan menatap ke arah cakrawala yang luas. Setelah pertarungan mereka yang tidak kenal lelah, pada akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk beristirahat lagi. Sejak kemarin, musuh tidak lagi muncul dan mencoba menerobos pertahanan terakhir mereka. Hamparan tanah kosong yang semula menjadi medan pertempuran, terlihat lebih sepi dan senyap sekarang ini. Mayat-mayat prajurit yang gugur juga sudah dibereskan, sehingga Ariana hanya bisa melihat bercak darah yang tersisa di hamparan tanah kosong yang ada di depannya. Ketika Ariana melihat warna merah yang mewarnai tanah luas tersebut, pandangannya tanpa sadar terlihat sedikit kabur. Di antara semua bercak darah itu, ada darah prajurit Kerajaan Sigmund yang gugur di bawah perintahnya. Tidak peduli sekeras apa Ariana mencoba untuk melindungi semua orang, dia tetap akan kehilangan beberapa tentara hebat pada akhirnya. Kepada mereka yang sudah percaya pada pada Ariana, gadis itu hanya bisa memb
Read more

84. Perintah Ariana

Setelah semua orang keluar dari ruangan itu, Ariana berusaha keras untuk menenangkan emosinya lagi. Dari apa yang dia tangkap, Pangeran Raoul tampaknya belum berhasil ditangkap sampai saat ini. Selama Pangeran Raoul tidak tertangkap, Ariana yakin semuanya masih belum benar-benar berakhir. Informasi mengenai pengkhianatan Pangeran Raoul juga masih belum jelas. Ariana tahu dia membutuhkan lebih banyak informasi, jika dia ingin membuat rencana selanjutnya. Untuk sementara waktu, Ariana meninggalkan pemikiran itu untuk melihat surat tersegel yang baru saja dia dapatkan. Dengan meninggalnya Raja Alexius, Ariana cukup yakin bahwa yang mengirim surat itu merupakan Emilio. Gadis itu menatap surat tersebut sambil berpikir keras. Pada akhirnya dia tetap harus membuka surat itu, jika dia ingin mendapatkan informasi lain tentang situasi mereka. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ariana membuka segel surat tersebut saat itu juga. Ketika dibuka, Ariana melihat tulisan akrab yang masih dia ing
Read more

85. Kembali ke Ibu Kota

Ariana menggosok matanya beberapa kali ketika dia bangun dan berdiri di atas genangan darah yang tidak berujung. Tidak peduli ke mana Ariana melihat, dia hanya melihat warna merah yang mewarnai semua tempat. Perasaan tidak enak menguasai hatinya, ketika gadis itu mencoba bergerak dari posisi diamnya. "Ugh!"Baru saja Ariana hendak melangkah, dan dia sudah terjatuh karena sesuatu menahan salah satu kakinya. Ketika Ariana menoleh ke belakang, dia melihat bahwa yang menahannya merupakan tangan seseorang. Ketakutan menguasai gadis itu, ketika dia melihat yang baru saja menahan kakinya merupakan sang Kakek yang telah mati di medan perang. "Aria, ke mana kamu ingin pergi? Tempat kita di sini. Tidak peduli apa yang kamu lakukan, kenyataan tidak akan berubah semudah itu. Lihat, usahamu itu telah menyia-nyiakan banyak nyawa tidak bersalah untuk sekali lagi."Ketika Ariana mengikuti arah yang ditunjuk oleh kakeknya, dia melihat gunungan mayat prajurit yang telah gugur di medan perang. Di anta
Read more

86. Maafkan Aku

Setelah kepergian Ariana, benteng yang semula selalu sibuk untuk menyiapkan perang akhirnya memiliki waktu istirahat mereka. Valencia yang kehilangan tugasnya juga hanya bisa merawat sang Kakak di waktu senggangnya. Namun bahkan jika dia tengah diajak bicara oleh seseorang, Valencia akan tetap melamun dari waktu ke waktu. Sikapnya tentu saja membuat banyak orang khawatir padanya. Karena mereka tahu, Valencia pasti sedih karena Ariana membebastugaskan dia dan meninggalkannya di perbatasan. "Valencia, Nona Aria pasti akan baik-baik saja. Kita juga telah diberi perintah yang penting oleh Nona Aria. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah melakukan yang terbaik dan jangan mengecewakan Nona Aria lagi.""Aku tidak bermaksud untuk mengecewakannya, Kak Cale!"Valencia bergumam dengan frustrasi saat Cale berusaha untuk menghiburnya. Tidak ada yang mengerti mengapa dia benar-benar keras kepala kali ini. Bahkan Ariana yang dia pikir akan mengerti, benar-benar menolak untuk mendengarkan alasann
Read more

87. Serangan Tiba-tiba

Seminggu berlalu sejak Ariana memulai perjalanannya bersama dengan Duke Morgan dan yang lain. Karena urusan perjanjian itu merupakan urusan yang mendesak, jika mereka benar-benar tidak butuh beristirahat, kelompok itu terus berjalan melewati berbagai medan di daerah Kerajaan Sigmund. Ariana mengukur jika mereka mempertahankan kecepatan mereka saat ini, dalam dua minggu lagi mereka mungkin akan tiba di ibu kota. Sepanjang perjalanan mereka, baik Ariana maupun Duke Morgan sama-sama tidak akan bicara jika apa yang harus mereka bicarakan tidak benar-benar penting. Ariana hanya bicara tiap kali dia harus mengatur akomodasi untuk Duke Morgan, sementara Duke Morgan hanya bicara pada Ariana tiap kali dia harus menjawab ucapan gadis tersebut. Para tentara yang mengikuti keduanya juga tidak kalah saling waspada satu sama lain. Rasanya memang miris melihat dua kerajaan yang dulu memiliki hubungan yang baik harus bermusuhan karena perang ini. Namun akhir-akhir ini, Ariana merasakan bahwa ada se
Read more

88. Tetaplah Hidup

Setelah Valencia melarikan diri dari perbatasan selatan, wanita itu menghabiskan hari-harinya dengan mengejar ketertinggalannya dengan kelompok Ariana. Jika kudanya belum benar-benar kelelahan, Valencia akan terus memacu kudanya baik siang maupun malam. Wanita itu benar-benar tidak berniat beristirahat, sebelum dia berhasil mengejar kelompok Ariana yang sudah pergi terlebih dahulu. Empat hari sejak Ariana pergi, Valencia akhirnya berhasil menemukan kelompok Ariana. Namun takut nonanya itu marah karena dia telah melanggar perintah, Valencia hanya bisa bersembunyi secara diam-diam sambil terus mengamati kelompok Ariana setelah itu. Ketika Valencia menyadari bahwa dia dapat bersembunyi dengan baik, wanita itu diam-diam berterima kasih pada Cornell yang telah mengajarinya teknik menyelinap yang hebat. Selama tiga hari selanjutnya, Ariana maupun yang lain sama sekali tidak sadar bahwa Valencia terus mengikuti mereka dari kejauhan. Valencia ikut berhenti ketika Ariana berhenti, dan ikut be
Read more

89. Bertahan Hidup

"Apa-apaan ini ...."Mungkin karena kelompok Duke Morgan tidak juga mendengar kabar dari kelompok yang bertugas menyingkirkan Ariana sampai pagi datang, mereka akhirnya berpencar untuk mencari keberadaan kelompok itu. Namun apa yang mereka temukan dari pencarian itu, merupakan pertarungan yang menewaskan semua orang yang bertugas menyingkirkan Ariana. Keberadaan Ariana tidak bisa ditemukan di mana pun. Namun dari jejak darah yang bisa dilihat dari pedang orang-orang yang sudah mati, mereka bisa menebak bahwa Ariana juga tidak hanya menderita luka ringan setelah melawan sepuluh prajurit seorang diri. "Yang Mulia, apakah kita harus mencari keberadaan gadis itu terlebih dahulu?"Duke Morgan mendengus jijik ketika dia mendengar saran dari salah satu tentara. Karena perkembangan rencana yang tidak terduga, dia terpaksa datang sendiri ke Kerajaan Sigmund untuk menuntaskan masalah yang dibuat oleh Ratu Melisa. Keponakannya yang seharusnya dibunuh setelah tertangkap tenyata masih hidup, dan
Read more

90. Aku Tahu Itu Perbuatanmu, Ibu

Satu minggu kemudian, rombongan Duke Morgan akhirnya tiba di ibu kota. Karena kondisi dua kerajaan tengah tegang saat ini, keamanan duke tersebut lebih diperketat dengan dikirimnya pasukan kerajaan untuk mengantar pria tersebut dengan aman ke istana kerajaan. Prosesnya juga dilakukan secara diam-diam. Tidak ada yang tahu bahwa rombongan berkuda yang melewati jalan ibu kota dengan cepat, merupakan rombongan Duke Morgan dari Kerajaan Orvel. Begitu rombongan itu tiba di ibu kota, Emilio sebagai raja tentu saja segera dikabari oleh Marquis Daedalus yang kini bertindak sebagai Perdana Menteri Kerajaan Sigmund. Mata Emilio yang tampak bosan karena terus menunggu datangnya Ariana, secara ajaib terlihat bersemangat pada hari itu. Emilio bahkan tidak protes sama sekali, ketika para pelayan di istana mulai mendandaninya dengan pakaian yang mewah. Ketika Emilio mengetahui bahwa rombongan Duke Morgan telah tiba di istana, raja tersebut segera meninggalkan semua urusannya untuk menyambut kedatang
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status