Semua Bab Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna: Bab 71 - Bab 80

115 Bab

71. Bangun

"Emilio ... Anakku ... Tolong bangunlah untuk Ibu ...."Di ruangan Emilio yang telah ditinggalkan, Ratu Melisa duduk sambil terus menggenggam tangan anaknya dengan erat. Sejak Raja Alexius mengatakan bahwa Emilio bukan lagi seorang putra mahkota, Ratu Melisa telah hidup dengan sangat putus asa. Dia tidak bisa membunuh Raja Alexius demi anaknya, tetapi dia juga tidak bisa membangunkan sang Anak dari tidur panjangnya. Ratu Melisa bahkan telah berpikir untuk bunuh diri, jika saja Emilio tidak juga bangun sampai Raoul berhasil tiba di ibu kota. Setidaknya jika dia mati, tidak ada orang yang bisa mengancamnya lagi untuk memberi Raja Alexius penawar dari racun yang dia buat. Ratu Melisa mengigit bibirnya dengan erat, ketika dia memikirkan akhir buruk yang mungkin akan terjadi padanya. Tepat ketika dia melamun, tangan yang dia pegang perlahan bergerak kembali. Ratu Melisa sangat terkejut sampai dia lupa memanggil dokter. Matanya hanya terus menatap wajah sang anak, yang perlahan mulai mend
Baca selengkapnya

72. Pangeran Bermuka Dua

Tidak ada yang tahu berapa lama Emilio terdiam sampai pria itu tiba-tiba berdiri tegak kembali. Sakit yang menganggu kepalanya hilang, ketika Emilio akhirnya berhasil menyatukan ingatan antara dua versi dirinya sendiri. "Ariana memaafkanku."Seiring dengan kembalinya ingatan yang semula berantakan, Emilio juga berhasil mengingat apa saja yang terjadi ketika dia dalam keadaan koma. Semua pembicaraan yang dilakukan di dekatnya terekam dengan jelas, termasuk pada saat Ariana datang untuk mengunjunginya dan mengatakan hal-hal yang hanya diketahui Ariana dari masa depan. Emilio tidak pernah menyangka dia akan diberi kesempatan untuk mencintai Ariana lagi setelah kematiannya. Jika pria itu tahu dia akan dikirim ke masa lalu setelah kematiannya, Emilio mungkin akan membunuh dirinya sendiri lebih cepat sebelumnya. Namun ... Pria itu tahu ada beberapa perubahan di masa lalu karena Ariana. Contohnya saja, pangeran yang seharusnya mati sebagai orang tidak berguna malah menjadi musuh terbesarnya
Baca selengkapnya

73. Pangeran Yang Kembali Sadar

Emilio berjalan dengan tenang ketika dia keluar dari istananya untuk pergi ke istana utama yang ditempati oleh sang Ibu. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun, ketika dia menjadi pusat perhatian layaknya seorang pemain sirkus. Setelah Emilio keluar dari ruangannya, dia akhirnya paham apa yang para pelayan maksud dengan ucapan mereka. Istana Emilio yang biasanya dipenuhi oleh ratusan pelayan, kini terlihat sepi dan hanya mendapat puluhan pelayan yang harus bekerja keras setelah kemunduran tuan mereka. Istananya yang selalu tampak megah dan bersinar kini meredup, seakan hidup pemiliknya sendiri sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Langkah kaki Emilio berhenti ketika dia melihat taman bunga yang dulu sangat disukai Ariana, kini telah menjadi tempat yang ditinggalkan. Mungkin karena kurangnya pekerja di kediaman Emilio, bunga-bunga yang biasanya mekar dengan indah di bawah perawatan hati-hati dari tukang kebun, kini tampak layu dan tumbuh tidak beraturan. Emilio mengepalkan tangann
Baca selengkapnya

74. Pengkhianatan

Ratu Melisa kembali terlihat gelisah ketika dia akhirnya selesai mengatakan apa yang perlu dia katakan. Jika dia mengingat sifat Emilio yang biasanya, pria itu pasti akan merasa semua informasi yang baru saja dia dengar terlalu mengejutkan untuk dipercaya. Namun Emilio yang ada di depannya ini malah mengangguk dengan tenang, sebelum dia tiba-tiba tersenyum penuh kemenangan. "Dengan begini, rencanaku sudah jelas Bu," ujar Emilio tiba-tiba. Pria itu bergerak untuk semakin mendekati sang Ibu, sebelum dia menepuk tangan halus itu sekali. "Salah satu keinginan Ibu, aku akan mengabulkannya sekarang. Apa Ibu memiliki racun yang bisa mempercepat irama jantung? Aku membutuhkannya jika aku ingin membunuh Raja Alexius. Lalu ... Aku juga ingin Ibu menghubungi kenalan Ibu di Kerajaan Orvel untuk mengarang cerita bahwa Pangeran Raoul yang kemungkinan besar menculik Putri Elle. Memutarbalikkan fakta itu merupakan keahlian Ibu bukan?"Ratu Melisa sangat terkejut ketika Emilio dengan santai mengatak
Baca selengkapnya

75. Sandiwara

Setelah Emilio selesai dengan urusannya, pria itu menatap mayat Raja Alexius sebelum mendesah lelah. Pria itu membuka pintu keluar dari ruang kerja Raja Alexius, untuk melihat bahwa hanya ada Teresa di tempat itu. "Dia sudah mati. Kita akan melanjutkan ke rencana berikutnya," ujar Emilio memberi tahu. Alisnya sedikit menukik ketika dia melihat Teresa sempat terdiam ketika wanita itu melihat Raja Alexius benar-benar sudah tidak bernapas lagi. Namun di saat selanjutnya, wanita itu segera menoleh untuk mengangguk kepada Emilio. "Semua saksi mata telah saya lumpuhkan, Yang Mulia. Yang Mulia bisa kembali ke istana Anda setelah ini. Mulai dari sini, saya dan Baginda Ratu yang akan menangani keadaan."Emilio mengangguk ringan sebelum dia menyelinap pergi dari tempat itu. Karena Emilio merupakan seorang raja di masa lalu, pria itu mengetahui jalur-jalur rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun selain para raja. Untuk menghindari kecurigaan, pria itu berangkat dan kembali ke istananya men
Baca selengkapnya

76. Wilayah Daedalus

"Yang Mulia, sebentar lagi kita akan memasuki daerah Daedalus."Raoul menghela napas lega ketika mereka akhirnya tiba di wilayah Daedalus yang letaknya berada di jalur terluar jalan menuju ke wilayah ibu kota. Selama beberapa hari ini, karena mereka terus bergerak cepat untuk mengejar waktu, mereka terpaksa tidur dengan tanah sebagai alas mereka. Bagi Pangeran Raoul dan tentara lain, perjalanan itu mungkin tidak merepotkan sama sekali. Namun kali ini mereka membawa Putri Elle, yang sudah terlihat lelah sekali karena berusaha keras mengikuti kecepatan mereka akhir-akhir ini. Sekalipun Raoul memang ingin segera mencapai ibu kota, pria itu tidak ingin menyiksa Putri Elle lebih banyak lagi. Raoul takut menimbulkan masalah jika Putri Elle sampai sakit di dalam perlindungannya. Lagipula, mereka memang tidak bisa mengembalikan Putri Elle dalam keadaan sakit. Secepat mungkin, mereka harus segera menemukan kota yang layak agar Putri Elle bisa beristirahat dan mengisi energinya lagi. "Baikla
Baca selengkapnya

77. Surat Perintah Raja

Tok tok tokPutri Elle yang baru saja hendak memejamkan matanya kembali terbangun ketika dia mendengar suara ketukan pintu. Awalnya gadis itu berpikir yang baru saja datang adalah Pangeran Raoul. Namun ketika dia tidak juga mendengar suara dari orang yang mengetuk pintu kamarnya, Putri Elle langsung berjalan mundur sambil perlahan mengenakan pakaian luarnya lagi. "Tuan Putri, kami datang untuk menjemputmu."Bulu kuduk Putri Elle langsung berdiri ketika dia mendengar suara asing dari luar kamarnya. Putri Elle tahu bahwa jika kelompok Pangeran Raoul yang mendatanginya, mereka pasti tidak akan berucap demikian. Tubuh gadis itu gemetar ketika dia berpikir ada kemungkinan bahwa orang yang ingin dia mati telah berhasil menyusulnya. Putri Elle tidak tahu ada di mana Pangeran Raoul ketika dia berada dalam bahaya. Namun gadis itu tahu, dia harus segera melarikan diri jika dia memang masih ingin hidup. "Yang Mulia, tolong jangan buat segalanya menjadi sulit bagi kami. Kami merupakan pasukan b
Baca selengkapnya

78. Di Dalam Penjara

" ... lia!"" ... Mulia!""Yang Mulia!"Raoul perlahan membuka matanya kembali satu suara Kapten Allen menggema di telinganya. Pria itu merasa ada sesuatu yang janggal, ketika dia tidak bisa menggerakan tangan maupun kakinya. Perlahan kesadarannya kembali, ketika dia mendengar suara Kapten Allen untuk sekali lagi. "Yang Mulia, tolong sadarlah!"Kali ini, mata Raoul benar-benar terbuka ketika dia menatap bingung daerah di sekitarnya. Hal terakhir yang Raoul ingat adalah saat di mana dia menyadari ada sesuatu yang salah, dan bergegas untuk mengamankan Putri Elle. Namun Raoul hanya berhasil mengambil beberapa langkah, sebelum perasaan pusing membuatnya jatuh tidak sadarkan diri. Sekarang ketika dia bangun, pangeran tersebut sudah bisa menebak dia dikurung di penjara dari tempat dan borgol yang mengikat tangan dan kakinya. Raoul melihat bahwa dari semua anggota kelompoknya yang ada di sana, hanya Kapten Allen yang sudah benar-benar sadar kembali. "Apa ini serangan musuh?" tanya Raoul de
Baca selengkapnya

79. Penyelamatan oleh Putri Elle

"Tidak mungkin ... Bagaimana bisa Raja Alexius meninggal secara tiba-tiba ...."Setelah kepergian Marquis Daedalus, suasana di dalam penjara sangat suram karena semua orang masih terlalu terkejut dengan berita yang baru hari ini mereka ketahui. Para tentara yang baru bangun juga tidak kalah sedih ketika mereka tahu bahwa mereka akan mati sebagai pengkhianat begitu mereka dikirim ke ibu kota. Semua orang berada dalam suasana hati yang kacau, termasuk Raoul yang terdiam sambil menekuk kedua lututnya. "Yang Mulia, Anda harus melarikan diri dari tempat ini. Menurut saya, kematian Raja Alexius dan dikirimnya Nona Ariana ke medan perang bersama Duke Andrew itu tidak benar. Pangeran Emilio dan Ratu Melisa pasti memiliki kaitan dengan perubahan ini. Lagipula, kejadian ini terjadi setelah Raja Alexius memutuskan untuk menunjuk Anda sebagai putra mahkota.""Aku tahu."Di luar ekspetasi Kapten Allen, Pangeran Raoul ternyata benar-benar bersedia menjawab ucapannya walaupun dengan suara tertahan.
Baca selengkapnya

80. Melarikan Diri dari Penjara

Bulan sudah naik ketika Raoul dan yang lain akhirnya keluar dari penjara. Di tempat yang sepi itu, bahkan suara serangga bisa didengar dengan sangat jelas. Raoul dan yang lain harus berjalan dengan sangat hati-hati, jika mereka ingin menghindari perhatian yang tidak perlu. Setelah mereka akhirnya bisa melihat langit lagi, Putri Elle yang bertugas memimpin jalan menunjuk ke arah semak yang cukup tinggi untuk memberi tahu bahwa dia menyembunyikan seorang penjaga yang pingsan di tempat itu. Saat ini, yang memiliki pedang hanya Putri Elle dan Pangeran Raoul. Kapten Allen dan para tentara yang ikut kabur dengan mereka juga masih memerlukan senjata untuk mempertahankan hidup mereka sendiri saat ini. Setelah mereka menemukan mayat penjara tersebut, Kapten Allen segera bergerak cepat untuk mengambil pedang dan pisau yang ada di pinggang penjaga tersebut. Kapten pasukan tersebut membagi hasil jarahannya dengan anak buahnya. Mereka benar-benar beruntung, karena sampai sejauh ini belum ada yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status