" ... lia!"" ... Mulia!""Yang Mulia!"Raoul perlahan membuka matanya kembali satu suara Kapten Allen menggema di telinganya. Pria itu merasa ada sesuatu yang janggal, ketika dia tidak bisa menggerakan tangan maupun kakinya. Perlahan kesadarannya kembali, ketika dia mendengar suara Kapten Allen untuk sekali lagi. "Yang Mulia, tolong sadarlah!"Kali ini, mata Raoul benar-benar terbuka ketika dia menatap bingung daerah di sekitarnya. Hal terakhir yang Raoul ingat adalah saat di mana dia menyadari ada sesuatu yang salah, dan bergegas untuk mengamankan Putri Elle. Namun Raoul hanya berhasil mengambil beberapa langkah, sebelum perasaan pusing membuatnya jatuh tidak sadarkan diri. Sekarang ketika dia bangun, pangeran tersebut sudah bisa menebak dia dikurung di penjara dari tempat dan borgol yang mengikat tangan dan kakinya. Raoul melihat bahwa dari semua anggota kelompoknya yang ada di sana, hanya Kapten Allen yang sudah benar-benar sadar kembali. "Apa ini serangan musuh?" tanya Raoul de
"Tidak mungkin ... Bagaimana bisa Raja Alexius meninggal secara tiba-tiba ...."Setelah kepergian Marquis Daedalus, suasana di dalam penjara sangat suram karena semua orang masih terlalu terkejut dengan berita yang baru hari ini mereka ketahui. Para tentara yang baru bangun juga tidak kalah sedih ketika mereka tahu bahwa mereka akan mati sebagai pengkhianat begitu mereka dikirim ke ibu kota. Semua orang berada dalam suasana hati yang kacau, termasuk Raoul yang terdiam sambil menekuk kedua lututnya. "Yang Mulia, Anda harus melarikan diri dari tempat ini. Menurut saya, kematian Raja Alexius dan dikirimnya Nona Ariana ke medan perang bersama Duke Andrew itu tidak benar. Pangeran Emilio dan Ratu Melisa pasti memiliki kaitan dengan perubahan ini. Lagipula, kejadian ini terjadi setelah Raja Alexius memutuskan untuk menunjuk Anda sebagai putra mahkota.""Aku tahu."Di luar ekspetasi Kapten Allen, Pangeran Raoul ternyata benar-benar bersedia menjawab ucapannya walaupun dengan suara tertahan.
Bulan sudah naik ketika Raoul dan yang lain akhirnya keluar dari penjara. Di tempat yang sepi itu, bahkan suara serangga bisa didengar dengan sangat jelas. Raoul dan yang lain harus berjalan dengan sangat hati-hati, jika mereka ingin menghindari perhatian yang tidak perlu. Setelah mereka akhirnya bisa melihat langit lagi, Putri Elle yang bertugas memimpin jalan menunjuk ke arah semak yang cukup tinggi untuk memberi tahu bahwa dia menyembunyikan seorang penjaga yang pingsan di tempat itu. Saat ini, yang memiliki pedang hanya Putri Elle dan Pangeran Raoul. Kapten Allen dan para tentara yang ikut kabur dengan mereka juga masih memerlukan senjata untuk mempertahankan hidup mereka sendiri saat ini. Setelah mereka menemukan mayat penjara tersebut, Kapten Allen segera bergerak cepat untuk mengambil pedang dan pisau yang ada di pinggang penjaga tersebut. Kapten pasukan tersebut membagi hasil jarahannya dengan anak buahnya. Mereka benar-benar beruntung, karena sampai sejauh ini belum ada yang
"Hidup panjang Baginda Raja Emilio!"Emilio tersenyum ringan ketika dia akhirnya kembali ke titik terakhir dalam kehidupan sebelumnya. Ketika Emilio duduk di kursi raja, dia akhirnya bisa melihat ekspresi orang-orang di bawahnya dengan baik. Orang-orang yang mendukungnya jelas memiliki ekspresi bahagia di wajah mereka. Sementara mereka yang masih keberatan, tetapi kalah dalam pemilihan, memiliki ekspresi kusut di wajah mereka. Dari kursinya yang paling tinggi di antara semua orang, Emilio akhirnya memiliki perasaan bahwa dia telah menguasai segalanya. Kali ini, dia berhasil naik takhta tanpa pengaruh sang Ibu. Para bangsawan juga bukan orang yang paling berpengaruh dari perubahan statusnya. Dia berdiri di tempat itu, murni dengan kekuatannya sendiri. Awalnya, beberapa orang memang masih meragukan kemampuan seseorang yang baru saja mencapai usia dewasa seperti Emolio. Namun tanpa diduga, kemampuan Emilio baik dalam menangani kematian sang Ayah maupun masalah kerajaan sangat baik sampa
Malam sudah semakin larut ketika Emilio akhirnya kembali ke kamarnya sendiri setelah pesta. Tanpa ditemani siapa pun, pria itu menyusuri jalanan istana yang sudah mulai sepi. Hanya ketika dia telah tiba di kediamannya, Emilio tiba-tiba berhenti di depan pintu. Emilio yang sebelumnya terlihat sedikit mabuk perlahan menunjukkan senyumnya. Raja tersebut mengambil tempat duduknya sendiri, sebelum dia menatap bayangan yang bersembunyi di dalam kegelapan. "Sampai kapan kamu akan berdiri di sana? Trik kecilmu itu tidak akan bekerja padaku ngomong-ngomong."" ... Luar biasa, Baginda Raja. Ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk bertemu dengan orang yang bisa menyadari keberadaan saya. Ah, ini juga mungkin pertama kalinya bagi saya, untuk dipanggil secara langsung oleh seorang raja."Dari balik bayangan, muncul seorang pria bertopeng dengan pakaian yang terlihat misterius. Emilio menatap pria tersebut sambil tersenyum. Di kehidupan lamanya, dia memiliki hubungan yang cukup akrab dengan pri
Di atas dinding benteng yang kokoh, Ariana berdiri dan menatap ke arah cakrawala yang luas. Setelah pertarungan mereka yang tidak kenal lelah, pada akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk beristirahat lagi. Sejak kemarin, musuh tidak lagi muncul dan mencoba menerobos pertahanan terakhir mereka. Hamparan tanah kosong yang semula menjadi medan pertempuran, terlihat lebih sepi dan senyap sekarang ini. Mayat-mayat prajurit yang gugur juga sudah dibereskan, sehingga Ariana hanya bisa melihat bercak darah yang tersisa di hamparan tanah kosong yang ada di depannya. Ketika Ariana melihat warna merah yang mewarnai tanah luas tersebut, pandangannya tanpa sadar terlihat sedikit kabur. Di antara semua bercak darah itu, ada darah prajurit Kerajaan Sigmund yang gugur di bawah perintahnya. Tidak peduli sekeras apa Ariana mencoba untuk melindungi semua orang, dia tetap akan kehilangan beberapa tentara hebat pada akhirnya. Kepada mereka yang sudah percaya pada pada Ariana, gadis itu hanya bisa memb
Setelah semua orang keluar dari ruangan itu, Ariana berusaha keras untuk menenangkan emosinya lagi. Dari apa yang dia tangkap, Pangeran Raoul tampaknya belum berhasil ditangkap sampai saat ini. Selama Pangeran Raoul tidak tertangkap, Ariana yakin semuanya masih belum benar-benar berakhir. Informasi mengenai pengkhianatan Pangeran Raoul juga masih belum jelas. Ariana tahu dia membutuhkan lebih banyak informasi, jika dia ingin membuat rencana selanjutnya. Untuk sementara waktu, Ariana meninggalkan pemikiran itu untuk melihat surat tersegel yang baru saja dia dapatkan. Dengan meninggalnya Raja Alexius, Ariana cukup yakin bahwa yang mengirim surat itu merupakan Emilio. Gadis itu menatap surat tersebut sambil berpikir keras. Pada akhirnya dia tetap harus membuka surat itu, jika dia ingin mendapatkan informasi lain tentang situasi mereka. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ariana membuka segel surat tersebut saat itu juga. Ketika dibuka, Ariana melihat tulisan akrab yang masih dia ing
Ariana menggosok matanya beberapa kali ketika dia bangun dan berdiri di atas genangan darah yang tidak berujung. Tidak peduli ke mana Ariana melihat, dia hanya melihat warna merah yang mewarnai semua tempat. Perasaan tidak enak menguasai hatinya, ketika gadis itu mencoba bergerak dari posisi diamnya. "Ugh!"Baru saja Ariana hendak melangkah, dan dia sudah terjatuh karena sesuatu menahan salah satu kakinya. Ketika Ariana menoleh ke belakang, dia melihat bahwa yang menahannya merupakan tangan seseorang. Ketakutan menguasai gadis itu, ketika dia melihat yang baru saja menahan kakinya merupakan sang Kakek yang telah mati di medan perang. "Aria, ke mana kamu ingin pergi? Tempat kita di sini. Tidak peduli apa yang kamu lakukan, kenyataan tidak akan berubah semudah itu. Lihat, usahamu itu telah menyia-nyiakan banyak nyawa tidak bersalah untuk sekali lagi."Ketika Ariana mengikuti arah yang ditunjuk oleh kakeknya, dia melihat gunungan mayat prajurit yang telah gugur di medan perang. Di anta