Setelah semua orang keluar dari ruangan itu, Ariana berusaha keras untuk menenangkan emosinya lagi. Dari apa yang dia tangkap, Pangeran Raoul tampaknya belum berhasil ditangkap sampai saat ini. Selama Pangeran Raoul tidak tertangkap, Ariana yakin semuanya masih belum benar-benar berakhir. Informasi mengenai pengkhianatan Pangeran Raoul juga masih belum jelas. Ariana tahu dia membutuhkan lebih banyak informasi, jika dia ingin membuat rencana selanjutnya. Untuk sementara waktu, Ariana meninggalkan pemikiran itu untuk melihat surat tersegel yang baru saja dia dapatkan. Dengan meninggalnya Raja Alexius, Ariana cukup yakin bahwa yang mengirim surat itu merupakan Emilio. Gadis itu menatap surat tersebut sambil berpikir keras. Pada akhirnya dia tetap harus membuka surat itu, jika dia ingin mendapatkan informasi lain tentang situasi mereka. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ariana membuka segel surat tersebut saat itu juga. Ketika dibuka, Ariana melihat tulisan akrab yang masih dia ing
Ariana menggosok matanya beberapa kali ketika dia bangun dan berdiri di atas genangan darah yang tidak berujung. Tidak peduli ke mana Ariana melihat, dia hanya melihat warna merah yang mewarnai semua tempat. Perasaan tidak enak menguasai hatinya, ketika gadis itu mencoba bergerak dari posisi diamnya. "Ugh!"Baru saja Ariana hendak melangkah, dan dia sudah terjatuh karena sesuatu menahan salah satu kakinya. Ketika Ariana menoleh ke belakang, dia melihat bahwa yang menahannya merupakan tangan seseorang. Ketakutan menguasai gadis itu, ketika dia melihat yang baru saja menahan kakinya merupakan sang Kakek yang telah mati di medan perang. "Aria, ke mana kamu ingin pergi? Tempat kita di sini. Tidak peduli apa yang kamu lakukan, kenyataan tidak akan berubah semudah itu. Lihat, usahamu itu telah menyia-nyiakan banyak nyawa tidak bersalah untuk sekali lagi."Ketika Ariana mengikuti arah yang ditunjuk oleh kakeknya, dia melihat gunungan mayat prajurit yang telah gugur di medan perang. Di anta
Setelah kepergian Ariana, benteng yang semula selalu sibuk untuk menyiapkan perang akhirnya memiliki waktu istirahat mereka. Valencia yang kehilangan tugasnya juga hanya bisa merawat sang Kakak di waktu senggangnya. Namun bahkan jika dia tengah diajak bicara oleh seseorang, Valencia akan tetap melamun dari waktu ke waktu. Sikapnya tentu saja membuat banyak orang khawatir padanya. Karena mereka tahu, Valencia pasti sedih karena Ariana membebastugaskan dia dan meninggalkannya di perbatasan. "Valencia, Nona Aria pasti akan baik-baik saja. Kita juga telah diberi perintah yang penting oleh Nona Aria. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah melakukan yang terbaik dan jangan mengecewakan Nona Aria lagi.""Aku tidak bermaksud untuk mengecewakannya, Kak Cale!"Valencia bergumam dengan frustrasi saat Cale berusaha untuk menghiburnya. Tidak ada yang mengerti mengapa dia benar-benar keras kepala kali ini. Bahkan Ariana yang dia pikir akan mengerti, benar-benar menolak untuk mendengarkan alasann
Seminggu berlalu sejak Ariana memulai perjalanannya bersama dengan Duke Morgan dan yang lain. Karena urusan perjanjian itu merupakan urusan yang mendesak, jika mereka benar-benar tidak butuh beristirahat, kelompok itu terus berjalan melewati berbagai medan di daerah Kerajaan Sigmund. Ariana mengukur jika mereka mempertahankan kecepatan mereka saat ini, dalam dua minggu lagi mereka mungkin akan tiba di ibu kota. Sepanjang perjalanan mereka, baik Ariana maupun Duke Morgan sama-sama tidak akan bicara jika apa yang harus mereka bicarakan tidak benar-benar penting. Ariana hanya bicara tiap kali dia harus mengatur akomodasi untuk Duke Morgan, sementara Duke Morgan hanya bicara pada Ariana tiap kali dia harus menjawab ucapan gadis tersebut. Para tentara yang mengikuti keduanya juga tidak kalah saling waspada satu sama lain. Rasanya memang miris melihat dua kerajaan yang dulu memiliki hubungan yang baik harus bermusuhan karena perang ini. Namun akhir-akhir ini, Ariana merasakan bahwa ada se
Setelah Valencia melarikan diri dari perbatasan selatan, wanita itu menghabiskan hari-harinya dengan mengejar ketertinggalannya dengan kelompok Ariana. Jika kudanya belum benar-benar kelelahan, Valencia akan terus memacu kudanya baik siang maupun malam. Wanita itu benar-benar tidak berniat beristirahat, sebelum dia berhasil mengejar kelompok Ariana yang sudah pergi terlebih dahulu. Empat hari sejak Ariana pergi, Valencia akhirnya berhasil menemukan kelompok Ariana. Namun takut nonanya itu marah karena dia telah melanggar perintah, Valencia hanya bisa bersembunyi secara diam-diam sambil terus mengamati kelompok Ariana setelah itu. Ketika Valencia menyadari bahwa dia dapat bersembunyi dengan baik, wanita itu diam-diam berterima kasih pada Cornell yang telah mengajarinya teknik menyelinap yang hebat. Selama tiga hari selanjutnya, Ariana maupun yang lain sama sekali tidak sadar bahwa Valencia terus mengikuti mereka dari kejauhan. Valencia ikut berhenti ketika Ariana berhenti, dan ikut be
"Apa-apaan ini ...."Mungkin karena kelompok Duke Morgan tidak juga mendengar kabar dari kelompok yang bertugas menyingkirkan Ariana sampai pagi datang, mereka akhirnya berpencar untuk mencari keberadaan kelompok itu. Namun apa yang mereka temukan dari pencarian itu, merupakan pertarungan yang menewaskan semua orang yang bertugas menyingkirkan Ariana. Keberadaan Ariana tidak bisa ditemukan di mana pun. Namun dari jejak darah yang bisa dilihat dari pedang orang-orang yang sudah mati, mereka bisa menebak bahwa Ariana juga tidak hanya menderita luka ringan setelah melawan sepuluh prajurit seorang diri. "Yang Mulia, apakah kita harus mencari keberadaan gadis itu terlebih dahulu?"Duke Morgan mendengus jijik ketika dia mendengar saran dari salah satu tentara. Karena perkembangan rencana yang tidak terduga, dia terpaksa datang sendiri ke Kerajaan Sigmund untuk menuntaskan masalah yang dibuat oleh Ratu Melisa. Keponakannya yang seharusnya dibunuh setelah tertangkap tenyata masih hidup, dan
Satu minggu kemudian, rombongan Duke Morgan akhirnya tiba di ibu kota. Karena kondisi dua kerajaan tengah tegang saat ini, keamanan duke tersebut lebih diperketat dengan dikirimnya pasukan kerajaan untuk mengantar pria tersebut dengan aman ke istana kerajaan. Prosesnya juga dilakukan secara diam-diam. Tidak ada yang tahu bahwa rombongan berkuda yang melewati jalan ibu kota dengan cepat, merupakan rombongan Duke Morgan dari Kerajaan Orvel. Begitu rombongan itu tiba di ibu kota, Emilio sebagai raja tentu saja segera dikabari oleh Marquis Daedalus yang kini bertindak sebagai Perdana Menteri Kerajaan Sigmund. Mata Emilio yang tampak bosan karena terus menunggu datangnya Ariana, secara ajaib terlihat bersemangat pada hari itu. Emilio bahkan tidak protes sama sekali, ketika para pelayan di istana mulai mendandaninya dengan pakaian yang mewah. Ketika Emilio mengetahui bahwa rombongan Duke Morgan telah tiba di istana, raja tersebut segera meninggalkan semua urusannya untuk menyambut kedatang
Mengabaikan kegemparan yang terjadi karena tindakannya, Emilio segera mengirim ratusan pasukan untuk mencari keberadaan Ariana di tempat terakhir dia terlihat. Dari sepuluh tentara yang kembali ke ibu kota Kerajaan Sigmund, satu orang yang disisakan sebagai penunjuk jalan dipaksa untuk kembali melewati perjalanan yang panjang tanpa istirahat sama sekali. Tim pencari itu tidak diijinkan beristirahat sebelum mereka menemukan Ariana. Namun mereka tidak bisa protes, karena Emilio sendiri ikut mencari bersama mereka tanpa kenal lelah. Mengabaikan resiko ancaman yang muncul ketika Emilio berada di luar istana, raja tersebut ikut pergi untuk mencari Ariana di daerah luar ibu kota. Tidak ada yang bisa menghentikan raja tersebut untuk pergi saat itu, karena Emilio terus menyeret pedangnya dan tidak segan menebas siapa pun yang berusaha untuk menghalangi jalannya. Sekarang, orang-orang akhirnya mengetahui bahwa mereka telah memilih raja yang salah. Belum satu tahun masa pemerintahan Emilio, d