Seminggu berlalu sejak Ariana memulai perjalanannya bersama dengan Duke Morgan dan yang lain. Karena urusan perjanjian itu merupakan urusan yang mendesak, jika mereka benar-benar tidak butuh beristirahat, kelompok itu terus berjalan melewati berbagai medan di daerah Kerajaan Sigmund. Ariana mengukur jika mereka mempertahankan kecepatan mereka saat ini, dalam dua minggu lagi mereka mungkin akan tiba di ibu kota. Sepanjang perjalanan mereka, baik Ariana maupun Duke Morgan sama-sama tidak akan bicara jika apa yang harus mereka bicarakan tidak benar-benar penting. Ariana hanya bicara tiap kali dia harus mengatur akomodasi untuk Duke Morgan, sementara Duke Morgan hanya bicara pada Ariana tiap kali dia harus menjawab ucapan gadis tersebut. Para tentara yang mengikuti keduanya juga tidak kalah saling waspada satu sama lain. Rasanya memang miris melihat dua kerajaan yang dulu memiliki hubungan yang baik harus bermusuhan karena perang ini. Namun akhir-akhir ini, Ariana merasakan bahwa ada se
Setelah Valencia melarikan diri dari perbatasan selatan, wanita itu menghabiskan hari-harinya dengan mengejar ketertinggalannya dengan kelompok Ariana. Jika kudanya belum benar-benar kelelahan, Valencia akan terus memacu kudanya baik siang maupun malam. Wanita itu benar-benar tidak berniat beristirahat, sebelum dia berhasil mengejar kelompok Ariana yang sudah pergi terlebih dahulu. Empat hari sejak Ariana pergi, Valencia akhirnya berhasil menemukan kelompok Ariana. Namun takut nonanya itu marah karena dia telah melanggar perintah, Valencia hanya bisa bersembunyi secara diam-diam sambil terus mengamati kelompok Ariana setelah itu. Ketika Valencia menyadari bahwa dia dapat bersembunyi dengan baik, wanita itu diam-diam berterima kasih pada Cornell yang telah mengajarinya teknik menyelinap yang hebat. Selama tiga hari selanjutnya, Ariana maupun yang lain sama sekali tidak sadar bahwa Valencia terus mengikuti mereka dari kejauhan. Valencia ikut berhenti ketika Ariana berhenti, dan ikut be
"Apa-apaan ini ...."Mungkin karena kelompok Duke Morgan tidak juga mendengar kabar dari kelompok yang bertugas menyingkirkan Ariana sampai pagi datang, mereka akhirnya berpencar untuk mencari keberadaan kelompok itu. Namun apa yang mereka temukan dari pencarian itu, merupakan pertarungan yang menewaskan semua orang yang bertugas menyingkirkan Ariana. Keberadaan Ariana tidak bisa ditemukan di mana pun. Namun dari jejak darah yang bisa dilihat dari pedang orang-orang yang sudah mati, mereka bisa menebak bahwa Ariana juga tidak hanya menderita luka ringan setelah melawan sepuluh prajurit seorang diri. "Yang Mulia, apakah kita harus mencari keberadaan gadis itu terlebih dahulu?"Duke Morgan mendengus jijik ketika dia mendengar saran dari salah satu tentara. Karena perkembangan rencana yang tidak terduga, dia terpaksa datang sendiri ke Kerajaan Sigmund untuk menuntaskan masalah yang dibuat oleh Ratu Melisa. Keponakannya yang seharusnya dibunuh setelah tertangkap tenyata masih hidup, dan
Satu minggu kemudian, rombongan Duke Morgan akhirnya tiba di ibu kota. Karena kondisi dua kerajaan tengah tegang saat ini, keamanan duke tersebut lebih diperketat dengan dikirimnya pasukan kerajaan untuk mengantar pria tersebut dengan aman ke istana kerajaan. Prosesnya juga dilakukan secara diam-diam. Tidak ada yang tahu bahwa rombongan berkuda yang melewati jalan ibu kota dengan cepat, merupakan rombongan Duke Morgan dari Kerajaan Orvel. Begitu rombongan itu tiba di ibu kota, Emilio sebagai raja tentu saja segera dikabari oleh Marquis Daedalus yang kini bertindak sebagai Perdana Menteri Kerajaan Sigmund. Mata Emilio yang tampak bosan karena terus menunggu datangnya Ariana, secara ajaib terlihat bersemangat pada hari itu. Emilio bahkan tidak protes sama sekali, ketika para pelayan di istana mulai mendandaninya dengan pakaian yang mewah. Ketika Emilio mengetahui bahwa rombongan Duke Morgan telah tiba di istana, raja tersebut segera meninggalkan semua urusannya untuk menyambut kedatang
Mengabaikan kegemparan yang terjadi karena tindakannya, Emilio segera mengirim ratusan pasukan untuk mencari keberadaan Ariana di tempat terakhir dia terlihat. Dari sepuluh tentara yang kembali ke ibu kota Kerajaan Sigmund, satu orang yang disisakan sebagai penunjuk jalan dipaksa untuk kembali melewati perjalanan yang panjang tanpa istirahat sama sekali. Tim pencari itu tidak diijinkan beristirahat sebelum mereka menemukan Ariana. Namun mereka tidak bisa protes, karena Emilio sendiri ikut mencari bersama mereka tanpa kenal lelah. Mengabaikan resiko ancaman yang muncul ketika Emilio berada di luar istana, raja tersebut ikut pergi untuk mencari Ariana di daerah luar ibu kota. Tidak ada yang bisa menghentikan raja tersebut untuk pergi saat itu, karena Emilio terus menyeret pedangnya dan tidak segan menebas siapa pun yang berusaha untuk menghalangi jalannya. Sekarang, orang-orang akhirnya mengetahui bahwa mereka telah memilih raja yang salah. Belum satu tahun masa pemerintahan Emilio, d
"Tuan Luke, Tuan Cale, Valencia telah menghilang!"Pagi-pagi sekali, Cornell telah mendatangi kamar kakak-kakak Valencia dengan wajah panik. Pria itu tidak pernah menyangka, malam indah mereka akan berakhir dengan perpisahan semacam ini. Valencia bahkan telah meninggalkan surat untuknya. Wanita itu mengatakan bahwa dia minta maaf karena lebih memilih Ariana daripada Cornell, dan lebih memilih mengabaikan perintah hanya untuk mengkonfirmasi perasaan buruknya. Setelah mendapat surat itu, baru Cornell akhirnya mengerti betapa tidak enaknya khawatir pada seseorang yang sangat penting bagi mereka. Cornell sudah tidak sabar ingin menyusul Valencia sebelum wanita itu pergi terlalu jauh. Namun dengan akal sehatnya, dia lebih memilih melapor pada Luke dan Cale terlebih dahulu. Sama seperti Cornell, ekspresi kedua kakak Valencia juga ikut berubah ketika mereka mendengar ucapan Cornell. Luke cenderung lebih tenang dan berpikir dalam diam semenjak kehilangan kakinya. Namun Cale, pria itu langsu
"Hei, hei, tenang saja. Aku tidak akan menyakitimu."Belajar dari cara menjinakkan kudanya sendiri, Cornell mengusap pelan kuda tersebut ketika kuda itu berusaha berontak karena Cornell memegang tali pelananya. Cornell menunggu sampai kuda itu benar-benar tenang terlebih dahulu, sebelum dia melihat keadaan kuda tersebut. Sejak awal, Cornell sudah merasa ada yang salah dengan kuda tersebut. Namun ketika Cornell melihat ke bawah, dia hampir tidak percaya seseorang tega meninggalkan jebakan di tempat itu. Salah satu kaki dari kuda tersebut terkena jebakan itu, sehingga dia tidak lagi bisa pergi ke mana pun dan berubah waspada pada siapa pun yang mendekatinya. Ketika Cornell melihat leher kuda tersebut, dia benar-benar menemukan lambang kesatria keluarga Alison di sana. Kuda yang baru saja Cornell temukan memang milik Valencia. Namun bahkan setelah Cornell mencari ke berbagai arah, dia tidak bisa menemukan keberadaan orang yang seharusnya menunggangi kuda tersebut. Perasaan Cornell mula
Di Kerajaan Sigmund, terdapat pegunungan tinggi yang membatasi wilayah dalam Kerajaan Sigmund dengan wilayah luar yang diisi oleh kota-kota di perbatasan. Sejak Kerajaan Sigmund dibentuk, wilayah itu jarang dimasuki oleh manusia karena medannya yang tidak terduga. Kebanyakan orang harus mengambil jalan memutar untuk menuju perbatasan selatan, seperti yang Ariana lakukan bersama dengan pasukannya. Namun bagi mereka yang menghindari pos-pos pemeriksaan untuk pergi ke perbatasan selatan, mereka bisa mempertaruhkan nyawa mereka dengan mengambil jalur pegunungan tersebut. Bagi kelompok Raoul yang kini telah menjadi buronan, mereka tidak memiliki pilihan lain selain memasuki wilayah berbahaya tersebut. Dipimpin oleh Kapten Allen, mereka terus melewati hutan yang dipenuhi oleh berbagai hewan dan tumbuhan yang aneh. Awalnya, baik Pangeran Raoul maupun Putri Elle sedikit gemetar ketika mereka melihat ekosistem aneh yang ada di pegunungan tersebut. Namun ketika Kapten Allen meyakinkan bahwa di
Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w
Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika
Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru
Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m
Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p
Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "
Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl
Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t
Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala