Semua Bab Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna: Bab 61 - Bab 70

115 Bab

61. Jalan yang Terpisah

"Nona Aria, saya hampir saja mencari Anda. Semua pasukan sudah siap untuk berangkat. Raja Alexius secara pribadi akan mengantar kita sampai keluar istana."Ketika Ariana kembali, gadis itu langsung dihampiri oleh Valencia yang terlihat khawatir padanya. Ariana dengan cepat mengangguk. "Maaf telah membuat kalian semua menunggu. Kita akan pergi sekarang," ujarnya memberi tahu. Dengan siulan khusus, kuda milik Ariana berlari sendiri untuk menghampiri gadis itu. Ariana menepuk kudanya dengan lembut, sebelum naik ke atas punggungnya dengan lancar. Sebelum benar-benar pergi, Ariana menyempatkan diri untuk menatap bangunan istana kerajaan untuk terakhir kalinya. Wajahnya dipenuhi perasaan rumit, saat dia akhirnya memutuskan untuk kembali fokus pada jalan di depannya. Sebagai anggota keluarga Alison, Ariana secara otomatis akan menjadi komandan tertinggi dari semua pasukan. Gadis itu membelah barisan pasukan untuk berada di barisan terdepan, sementara Valencia dan Cornell berbaris di belakan
Baca selengkapnya

62. Berjanjilah Untuk Melindunginya

Sepanjang hari, ribuan pasukan yang dipimpin oleh Ariana bergerak untuk pergi ke perbatasan selatan. Mereka melewati pegunungan, lembah, dan berbagai medan lainnya untuk berpindah dari kota ke kota. Jika mereka beruntung tiba di kota sebelum malam, sejumlah besar pasukan akan memiliki atap untuk menginap sebelum melanjutkan perjalanan. Namun bila mereka tidak bisa tiba di kota sebelum matahari terbenam, mereka hanya bisa puas dengan membangun tenda-tenda di tempat yang relatif lebih aman. Sebagai orang yang tidak pernah pergi terlalu jauh dari wilayahnya, Ariana mempelajari banyak hal baru di sepanjang perjalanan yang dia lalui. Tiap kali mereka memasuki wilayah yang berbeda, Ariana menemukan bahwa cara kerja mereka juga berbeda dari wilayah Alison ataupun ibu kota. Ariana mengingat dengan baik karakteristik masing-masing wilayah yang dia lewati. Pengalamannya dalam memimpin pasukan besar ke medan perang ini, tidak akan bisa dia rasakan jika dia hanya membaca buku di perpustakaan bes
Baca selengkapnya

63. Pertahanan Terakhir

Tidak seperti perbatasan utara yang dikelilingi hutan dan bukit-bukit tinggi, perbatasan selatan Kerajaan Sigmund merupakan daerah kering yang dipenuhi pasir saat musim panas. Dengan matahari yang menggantung tepat di atas kepala, panasnya seakan membakar orang-orang yang tengah menghadiri prosesi pembakaran mayat para tentara yang telah gugur. Mereka dibakar untuk menghindari penyebaran penyakit yang mungkin terjadi karena adanya terlalu banyak mayat dalam satu tempat. Api naik semakin tinggi, saat satu per satu mayat mulai hangus di dalam kobaran api itu. Beberapa tentara mulai menangis saat rekan mereka terbakar dalam api tersebut. Tidak ada yang menyalahkan tangis mereka, karena pasukan yang diminta menjaga perbatasan selatan memang sudah berada di batas akhir mereka kini. Selama setahun, mereka dipaksa bertarung di garis depan tanpa tambahan pasukan lagi. Sekalipun mereka disebut sebagai pasukan terbaik Kerajaan Sigmund, dihadapkan dengan lawan yang tidak kalah kuatnya, pasukan
Baca selengkapnya

64. Janji yang Tidak Terpenuhi

Ketika semua orang tengah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nyawa penduduk yang tidak bersalah, Albert yang telah berhasil membawa para penduduk desa yang diserang untuk berlindung di Kota Alard berteriak dengan frustrasi saat orang-orang kota itu tidak ingin membuka gerbang untuk para pengungsi yang baru saja datang. Mereka terus saja mengatakan bahwa jika mereka membuka gerbang benteng tersebut, mereka juga akan diserang seperti orang-orang itu. "Duke Andrew dari Keluarga Alison telah memberi perintah pada kalian! Cepat buka gerbang ini atau kami akan mendobraknya dengan paksa!"Albert berteriak dengan frustrasi saat orang-orang itu tetap saja tidak mau mengubah keputusan mereka. Karena mereka belum juga selesai dengan misi membawa para penduduk ke tempat yang aman, banyak tentara mati untuk mengulur waktu di garis depan."Hah, Duke Andrew akan mati karena dia terlalu peduli pada orang-orang yang tidak penting. Namun aku berbeda, aku tidak akan menolong orang-orang itu
Baca selengkapnya

65. Berita Kematian

Setelah mereka melakukan perjalanan yang hampir memakan waktu satu bulan, pasukan yang dipimpin oleh Ariana akhirnya melihat gunung yang menjadi awal perbatasan selatan. Wajah Ariana terlihat bersemangat, saat dia segera memerintahkan pasukannya untuk melaju lebih cepat. Sebentar lagi ... Sebentar lagi Ariana akan bertemu dengan sang Kakek. Ariana jelas sekali tidak sabar untuk menceritakan banyak hal pada kakeknya. Dia juga harus menyampaikan kabar tentang bagaimana Pangeran Raoul secara resmi akhirnya naik sebagai putra mahkota tanpa ada perselisihan. Dia harus menyampaikan sekeras apa dia bekerja demi wilayah Alison, atau betapa Ariana sangat merindukan kakeknya itu. Ketika Ariana membayangkan wajah senang sang Kakek saat mendengarkan beritanya, gadis itu tanpa sadar ikut tersenyum kecil. Namun senyumnya perlahan memudar, saat dia melihat siluet pria berkuda mendekatinya dengan kecepatan di atas rata-rata. "Semuanya, bersiap!"Suasana pasukan langsung tegang ketika Ariana berter
Baca selengkapnya

66. Marah Besar

Tidak ada yang tahu berapa lama Ariana berada di sana setelah gadis itu sudah terlalu lelah untuk sekedar menangis atau berteriak. Ariana hanya diam di sana, sampai gadis itu tiba-tiba kembali berdiri setelah dia selesai memeluk tubuh sang Kakek. Tatapan mata Ariana dipenuhi perasaan sakit, saat dia kembali menggunakan helmnya untuk menyembunyikan emosinya dari semua orang. Dari awal sampai akhir, Ariana tidak sadar bahwa Cornell melihat semuanya. Gadis itu tetap berusaha terlihat tegar, ketika dia kembali ke medan pertempuran dengan tenang. "Nona Aria ...."Ketika Ariana baru saja kembali, gadis itu melihat mayat akrab lain di antara banyak mayat yang mulai dikumpulkan oleh pasukannya untuk menerima pemakaman yang layak. Sambil dikelilingi oleh Cale dan Valencia yang menangis keras, mayat Albert menutup matanya seakan dia tengah tertidur. Sebuah luka berbentuk bulat mengenai lehernya dengan tepat. Dari luka itu, Ariana bisa menebak pemimpin kesatria itu meninggal karena terkena pan
Baca selengkapnya

67. Pemakaman

Karena pengorbanan dari pasukan Andrew yang telah mengulur waktu sampai pasukan Ariana tiba, pasukan Kerajaan Orvel sepertinya menderita kerugian besar hingga mereka tidak menyerang wilayah di sekitar Kota Alard untuk sementara waktu. Hal itu dimanfaatkan pasukan Ariana untuk bersiap mengadakan pemakaman bagi mereka yang telah gugur. Ratusan warga dan tentara dikerahkan untuk membangun pemakaman massal. Semua orang menggunakan pakaian sederhana, untuk menghormati jiwa mereka yang telah meninggal. Berada di barisan terdepan, Ariana melihat saat satu per satu mayat diletakan di satu tempat untuk dibakar bersama-sama. Bahkan sang Kakek yang merupakan pahlawan perang, terpaksa dibakar di sana karena membawanya kembali ke Alison tampaknya sudah tidak mungkin lagi. Suara tangisan menggema di mana-mana. Mereka yang kehilangan keluarga, kekasih, dan teman menangis bersama di tempat itu. Ariana juga tidak bisa menghentikan air mata turun di wajahnya saat dia melihat mayat kakeknya dan James
Baca selengkapnya

68. Raja Boneka

Emilio menatap bosan jendela ruangannya yang besar. Sejak kecil, dia memiliki kebiasaan untuk menatap keadaan di luar istananya melalui jendela ketika dia merasa risau. Rasanya, sudah lama sekali sejak Emilio terakhir melihat Ariana. Pria itu sangat merindukan tunangannya, satu-satunya cinta yang dia miliki di dunia ini. Sayang sekalipun dia kini telah menjadi seorang raja, dia tidak lebih dari boneka lain milik ibunya. Emilio tidak pernah memegang kekuatan apa pun dalam pemerintahan. Dia hanya bisa mengiyakan seluruh permintaan sang Ibu, sampai saat di mana wanita itu puas dan mengijinkannya untuk menemui Ariana lagi. "Kamu di mana Ana ... Aku merindukanmu ... Sangat merindukanmu ...."Emilio menempelkan tangannya ke jendela ketika dia tidak berhenti khawatir tentang Ariana. Semenjak tunangannya diracuni oleh seseorang yang tidak dia kenal, ibunya selalu mengatakan bahwa Ariana dibawa pergi keluar wilayah Kerajaan Sigmund demi proses penyembuhannya. Sekarang sudah tahun ketiga semen
Baca selengkapnya

69. Kebohongan Yang Manis

Setelah hanya ada ibu dan anak di tempat itu, Melisa akhirnya kembali tersenyum walaupun senyumnya perlahan semakin aneh. "Sayang, kamu seharusnya tahu mengapa Ariana bisa sampai diracun pada awalnya. Setelah keluarga Alison kehilangan kekuatannya, orang-orang mulai tidak puas atas pertunanganmu dengan Ariana. Jika kamu terus memaksa untuk mempertahankan pertunanganmu dengan Ariana, bahkan jika Ariana sembuh pada akhirnya, kamu hanya akan menempatkannya dalam bahaya lagi jika terus begini."Melisa melihat wajah tidak puas Emilio, jadi dia segera melanjutkan ucapannya dengan hati-hati. "Namun ceritanya akan berbeda jika Putri Elle yang menjadi ratu sementara Ariana menjadi selirmu. Seorang selir tidak akan memiliki kekuatan politik, sehingga Ariana bisa hidup dengan nyaman bersamamu setelah proses penyembuhannya. Ibu juga tahu bahwa Putri Elle bukanlah gadis yang tidak masuk akal. Selama kamu menikahinya dan menjadikannya seorang ratu, tidak akan ada masalah bahkan jika kamu menghabi
Baca selengkapnya

70. Kegilaan

Emilio telah mengenal Cornell selama bertahun-tahun. Pria tersebut tahu, bahwa Cornell tidak mungkin akan bicara omong kosong di akhir nyawanya. Kakinya tanpa sadar bergerak dengan cepat untuk pergi ke taman istana yang Cornell maksud, walaupun hatinya terus berteriak untuk tidak mempercayai ucapan Cornell begitu saja. Emilio tidak ingin percaya bahwa Ibu yang dia hormati berani membohonginya selama ini. Ariana seharusnya tengah berada dalam perjalanan untuk kembali ke Kerajaan Sigmund. Tunangannya itu baik-baik saja, tidak tersiksa seperti yang dibicarakan oleh Cornell sebelumnya. Namun untuk kali ini saja, Emilio terpaksa menelan kebenaran pahit yang selama ini ibunya sembunyikan. Setelah Emilio terus mencari seperti orang gila, dia benar-benar menemukan mayat seorang wanita di tempat yang Cornell sebutkan sebelumnya. Mayat yang ditemukan bukanlah mayat sembarangan. Walaupun wajahnya dipenuhi darah dan hancur, Emilio tetap bisa mengenali siapa mayat menyedihkan itu. Seluruh dunia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status