"Jadi?" "Jadi? Apanya yang jadi?" Yasmin mendengus. Dia melotot, sampai-sampai kedua bola matanya terlihat seperti hendak meloncat keluar. Sementara Angel yang duduk di depannya malah tersenyum-senyum, membuat Yasmin semakin jengkel saja. "Evangeline Callista!" bentaknya kesal, nyaris menggebrak meja. "Iya, Yasmin." Seolah tidak terpengaruh dengan sikap temannya sedikit pun, Angel menjawab dengan begitu kalem. "Ada apa? Tidak perlu teriak-teriak memanggilku seperti itu. Aku tidak budek, lho. Jadi, bicara seperti orang normal saja, ya. Oke?" Satu. Dua. Tiga. Total ada tujuh puluh tiga detik waktu yang berlalu bagi Yasmin, untuk berusaha mengatur napas. Perempuan itu sebisa mungkin mencoba agar tidak meledak, mengingat betapa kesalnya dia saat ini. "Aku cantik. Aku baik. Aku sabar," gumam Yasmin pelan, tapi rupanya masih bisa terdengar oleh Aldi. Dahi lelaki itu seketika berkerut dan ada ekspresi tidak percaya di wajahnya. Namun pada akhirnya, dia tetap tidak berkomentar apa-
Read more