Semua Bab DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT: Bab 191 - Bab 200

263 Bab

Bab 191

Hari-hari Fery sekarang, dia lalui dengan penuh kebahagiaan. Bangun dalam keadaan segar dan ceria. Dia senang sekali melihat Suci yang kelelahan setelah melayaninya semalaman.“Masih ngantuk?” ledeknya sambil mencium puncak kepala Suci dari belakang. Suci tengah mencuci bekas sarapan mereka berdua. Fery memeluknya erat dan mencium pipi sang istri dengan gemas.“Lemes,” jawab Suci dengan jujur. “Ya udah, nanti kamu istirahat aja nggak usah ngapa-ngapain. Atau perlu cari pembatu?” tanya Fery. Suci sontak menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke belakang dengan mata melotot.“Kenapa?” Fery menautkan alisnya bingung.“Aku nggak mau. Ntar Mas nikahin lagi pembantu itu.” Bibir Suci cemberut.Fery sontak tertawa. “Apaan, sih? kita cari yang udah tua, kan, bisa. Kamu punya sodara, mungkin. Atau tetangga yang bisa kerja di sini.”“Ibu aku, gimana?” tawar Suci.Kini giliran Fery yang melotot. “Masa iya ngerjain orangtua sendiri? Durhaka itu namanya. Oh iya, kamu kalau mau nengok orang
Baca selengkapnya

Bab 192

“Bu, aku mau ke rumahnya Kang Fahri dulu, ya. Aku mau agar urusanku dengan dia lekas beres dan nggak punya hubungan lagi,” ucap Suci.“Baiklah, Teh. Tapi ingat, jangan sampai menyakiti. Jangan sampai ada dendam yang tersisa di hubungan kalian. Yang namanya laki-laki biasanya suka nekad.” Yati—ibunya Suci—mengingatkan.“Iya, Bu, aku ngerti. Aku akan hati-hati ngomong sama Kang Fahri. Aku pergi dulu ya.” Suci bangkit dari kursi dan meraih tas selempangnya.“Iya, Ibu doain kalian bisa selesai dengan baik.” Yati ikut bangkit.“Aamiin. Oh iya, Bu. Mas Fery suruh aku cariin pembantu buat di rumah. Kira-kira siapa ya yang bisa disuruh?” tanya Suci yang urung melanjutkan langkahnya.“Buat pembantu, ya? Mau yang muda apa yang sudah tua aja?”“Yang udah ibu-ibu aja, Bu. Siapa ya kira-kira?” Suci balik bertanya.“Emangnya kamu udah nggak mampu ngurusin rumah, Teh?”“Mas Fery itu … tiap malem bikin capek, Bu. Aku suka lelah kalau pagi.”“euleuuh, kirain teh apa. Iya atuh, kalau gitu mah. Nanti I
Baca selengkapnya

Bab 193

Suci duduk termenung di sofa depan TV. Pikirannya melayang pada kejadian tadi. Ucapan ibunya Fahri begitu menusuk. Suci bahkan tak menyadari kehadiran sang suami yang baru saja pulang.“Suci?” Lelaki itu berulang kali menegus sang istri, tetapi Suci masih tenggelam dalam lamunan.“Sayang.” Fery akhirnya mendaratkan ciuman di pipi gadis itu hingga Suci terlonjak kaget.“Astagfirullah, Mas. kirain siapa. Maen cium aja,” ujar Suci sambil memegang dadanya yang berdebar kencang.“Abisnya dari tadi dipanggil, kok, nggak nyahut aja. Lagi ngelamunin apaan, sih?” Fery pun ikut duduk di samping Suci.Suci terdiam. Dia tidak mau menceritakan kejelekan ibunya Fahri.“Tadi nggak jadi ke rumah Ibu? Kamu sedih karena itu?” tanya Fery menebak.Suci pun menggeleng pelan. “Aku tadi ke rumah Ibu. Bawa kue yang Mas beli kemarin. Nggak apa-apa, kan?”“Lho, ya nggak apa-apa, lah. Di sini juga kebanyakan. Aku malah seneng kamu bilang dibawa ke rumah Ibu. Terus gimana? Apa ada yang bikin kamu sedih? Nggak bi
Baca selengkapnya

Bab 194 Mendatangi Pernikahan Fahri

Pagi-pagi Suci dikagetkan dengan kedatangan seorang kurir yang membawa paket yang cukup besar. Di sana tertera untuk dirinya.“Untuk saya?” tanyanya polos.Abang kurir itu pun mengangguk. “Betul Mbak. Untuk Mbak Suci,” jawabnya, lalu dia pamit dan pergi.Suci mengerutkan keningnya. Dia merasa heran, karena tak merasa membeli sesuatu secara online.Rasa penasarannya membuat dia membuka paket dengan kotak besar itu. Matanya langsung melebar saat melihat isinya yang ternyata sebuah gaun yang sangat cantik. Warna dusty pink dengan payet di beberapa bagian. Juga sebuah stileto dan tas selempang dengan warna senada.“Masyaallah, cantik sekali. Kenapa bisa ada yang ngirim ya?” gumamnya.Fery yang libur, keluar dari ruang gym dengan keringat membasahi badan. Dia mendekati sang istri yang sedang terkagum-kagum melihat gaun yang didapatnya.“Lagi ngapain?” tanya Fery sambil senyum-senyum.“Ini, tadi ada orang yang ngirim ini, katanya buat saya. Pas dilihat ternyata isinya baju sama sepatu dan
Baca selengkapnya

Bab 195

“Kamu ngapain sih, pake ngeliatin si Suci kayak gitu?” Dinda menyenggol lengan lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Fahri memang terus-terusan menuci pandang pada Suci sejak tadi, karena lelaki merasa cemburu dengan kemesraan yang ditunjukan Fery pada mantan kekasihnya itu.Fahri melengos, sementara Dinda mendengus kesal.“Kenapa? Cantik ya?” sindir Dinda. Fahri hany diam tak mau menjawab, dari pada salah dan membuat pertengkaran yang lebih hebat.Dinda mendelik kesal. Dengan ujung matanya dia dapat menangkap jika Imas, sang ibu mertua juga sedang memperhatikan keromantisan sikap Fery pada Suci.Dari mulai turun dari panggung pelaminan, Fery dengan begitu hati-hati menuntun Suci menuruni anak tangga. Lalu, dia menarik Suci agar berjalan di depannya dan mengambil makanan terlebih dahulu. Tak hanya sampai di situ, Fery pun menyiapkan kursi untuk duduk Suci, bahkan menyuapi gadis itu. Fery benar-benar tampak begitu sayang dengan istrinya.Hal itu membuat Fahri semakin panas ha
Baca selengkapnya

Bab 196

“Aku berangkat dulu, ya. kamu baik-baik di rumah,” ujar Fery sebelum berangkat kerja. Dia peluk dan cium kening Suci penuh sayang. Neneh kembali menyenggol tangan Yati sambil menahan tawa.“Suaminya Suci romantis sekali ya, Yat. Dia kelihatannya sayang banget. Duh, beruntungnya anakmu,” bisik Neneh.Yati hanya tersenyum.“Bu, aku berangkat dulu,” pamit Fery pada Yati dan mencium tangan keriput itu, meski Yati belum begitu tua, tetapi kesusahan hidup membuatnya terlihat jauh lebih tua dari usia sebenarnya.Yati tampak masih tak biasa dicium tangannya oleh Fery yang notabene memiliki status sosial yang jauh di atasnya. Dia merasa malu memberikan tangan kasarnya untuk dicium seorang dokter meski itu menantunya sendiri.Fery pun mengangguk sopan pada Neneh. “Tolong bantu istri saya di rumahya, Bi. Saya ingin Suci tidak kecapean, biar bisa segera hamil,” ujar Fery dengan senyuman ramah.“Ah, iya, tentu saja, Cep Dokter. Bibi pasti akan bantuin semua pekerjaan rumah,” jawab Neneh.Fery pun
Baca selengkapnya

Bab 197

Fery turun dari mobilnya dan melangkah menuju ke ruang kliniknya. Namun, langkahnya terhenti karena ada Yuni yang menghalangi jalannya.“Mas,” sapanya dengan wajah yang dibuat sedih. “Apa kabar?”Wajah Fery berubah masam. “Baik,” jawabnya.Yuni tersenyum miris. “Kamu sekarang terlihat bahagia. Sedangkan aku hidup sengsara. Apa kamu tidak kasian sama aku, Mas?”“Kasian apa maksudmu? Bukannya aku sudah biarkan kamu sama Yadi untuk tinggal di mess?”“Gaji Yadi Cuma cukup buat makan, nggak akan cukup buat beli baju dan peralatan bayi,” ujar Yuni.Fery mengembus napas kasar. “Kamu harus berusaha belajar menerima keadaan, Yun. Bagaimanapun juga ini adalah pilihan kamu sendiri, bukan? Kamu sendiri yang memilih untuk hidup dengan Yadi.”“Semua ini karena kebodohanku, Mas. Aku ingin kamu tetap bertahan di sisiku. Itu semua karena aku benar-benar cinta sama kamu. Aku takut kamu balikan sama si Tonggos itu,” cerocos Yuni.Fery menggelengkan kepalanya. “Itulah yang membuatku malas sama kamu, Y
Baca selengkapnya

Bab 198

“Aku bersumpah ini tidak seperti yang kamu lihat, Ci. Aku bisa jelaskan,” ujar Fery dan meminta agar Suci kembalil duduk. Sementara dia dengan posisi semula, berlutut di depan istrinya.Suci masih menunduk, tak mau membalas tatapan sang suami. Hatinya masih diliputi rasa cemburu.“Tadi, saat aku sampai di rumah sakit, ada Yuni yang mencegat di jalan. Dia nangis-nangis bilang belum punya baju untuk calon bayinya. Aku merasa kasihan, jadi aku kasih dia lima ratus ribu buat beli baju bayi. Aku sama sekali nggak nyangka kalau ini semua hanya jebakan untuk membuat kita bertengkar.” Fery mengembus napas kasar dengan mata yang memejam, berusaha menenangkan hatinya yang diliputi amarah.Rasanya dia ingin membunuh orang.Suci masih terdiam. Hatinya masih kacau. “Ci, tolong percaya,” pinta Fery dengan wajah memelas.“Berarti Mas masih peduli sama Mbak Yuni. Bukannya Mas tau kalau bayi yang dikandung Mbak Yuni itu bukan anakmu.” Suci masih merajuk.“Bukan masalah peduli atau nggak, Ci. Aku Cuma
Baca selengkapnya

Bab 199

“Yun, apa benar kamu belum beli baju bayinya?” tanya Yadi jadi penasaran, padahal waktu gajian kemarin dia sudah sisihkan uang untuk baju bayi itu. Dia sadar jika tak lama lagi Yuni akan melahirkan.Yuni diam dengan bibir yang cemberut.“Yun, jawab,” pinta Yadi setengah berteriak. Lelaki itu mulai kesal dengan sikap Yuni yang suka seenaknya.“Iya belum,” jawabnya ketus.“Astagfirullah.” Yadi mengusap wajah dan menyugar rambutnya dengan kasar. Tak habis pikir dengan wanitanya ini. Walaupun mereka belum resmi menikah, tetapi Yadi sudah berniat untuk mengurus Yuni sampai melahirkan, lalu mereka menikah. Fery memberi dua ruangan untuk mereka, karena tahu jika Yuni dan Yadi belum memiliki ikatan yang sah. Meskipun pada kenyataannya Yuni dan Yadi tetap saja sering melakukan hubungan suami istri.“Yun, kamu tau sendiri, kan, gajiku berapa? Kamu harusnya mikir, dari mana lagi aku dapat uang untuk beli peralatan bayi? Sementara kamu sebentar lagi mau lahiran.” Yadi mulai mencecar.“Ya, itu sih
Baca selengkapnya

Bab 200

Suci bangun sebelum subuh. Dia melepaskan tangan Fery yang melingkari perutnya. Lelaki itu memang tak pernah membiarkannya lepas apalagi jauh. Fery harus selalu tidur sambil memeluk Suci.Gadis yang tak lagi perawan itu berjalan mengendap agar sang suami tak terganggu tidurnya. Dia ingin melakukan tes pagi ini, sesuai perkataan suaminya jika urine di pagi hari itu yang paling akurat untuk dilakukan tes.Suci mengambil satu buah alat tes kehamilan yang kemarin diberikan oleh Fery. Lalu, dia mengendap ke kamar mandi untuk menampung air seninya. Dengan jantung yang berdebar hebat dia mencelupkan alat itu ke wadah kecil yang sudah berisi air seni. Suci menunggu beberapa saat sambil memejamkan matanya. Lalu, dia membuka matanya perlahan, dan tampak dua garis merah terpampang di sana.Suci memekik girang sampai air seni di wadah itu jatuh dan tumpah ke lantai. Dia tatap benda kecil itu dengan mata berkaca-kaca. Dirinya kini tengah berbadan dua. Dia mengandung anak dari lelaki yang mulai d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
27
DMCA.com Protection Status