Share

Bab 195

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu ngapain sih, pake ngeliatin si Suci kayak gitu?” Dinda menyenggol lengan lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Fahri memang terus-terusan menuci pandang pada Suci sejak tadi, karena lelaki merasa cemburu dengan kemesraan yang ditunjukan Fery pada mantan kekasihnya itu.

Fahri melengos, sementara Dinda mendengus kesal.

“Kenapa? Cantik ya?” sindir Dinda. Fahri hany diam tak mau menjawab, dari pada salah dan membuat pertengkaran yang lebih hebat.

Dinda mendelik kesal. Dengan ujung matanya dia dapat menangkap jika Imas, sang ibu mertua juga sedang memperhatikan keromantisan sikap Fery pada Suci.

Dari mulai turun dari panggung pelaminan, Fery dengan begitu hati-hati menuntun Suci menuruni anak tangga. Lalu, dia menarik Suci agar berjalan di depannya dan mengambil makanan terlebih dahulu. Tak hanya sampai di situ, Fery pun menyiapkan kursi untuk duduk Suci, bahkan menyuapi gadis itu. Fery benar-benar tampak begitu sayang dengan istrinya.

Hal itu membuat Fahri semakin panas ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yayuk Istikanah
semangat pagi author, ditunggu updatenya
goodnovel comment avatar
meg
semoga ceh neneh ini gak sama kaya ibunya fahri.
goodnovel comment avatar
Yayuk Istikanah
he..he..ada2 saja, makasih thor sdh up, semangat update kebucinan dokter fery ,sama suci, author sehat2 selalu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 196

    “Aku berangkat dulu, ya. kamu baik-baik di rumah,” ujar Fery sebelum berangkat kerja. Dia peluk dan cium kening Suci penuh sayang. Neneh kembali menyenggol tangan Yati sambil menahan tawa.“Suaminya Suci romantis sekali ya, Yat. Dia kelihatannya sayang banget. Duh, beruntungnya anakmu,” bisik Neneh.Yati hanya tersenyum.“Bu, aku berangkat dulu,” pamit Fery pada Yati dan mencium tangan keriput itu, meski Yati belum begitu tua, tetapi kesusahan hidup membuatnya terlihat jauh lebih tua dari usia sebenarnya.Yati tampak masih tak biasa dicium tangannya oleh Fery yang notabene memiliki status sosial yang jauh di atasnya. Dia merasa malu memberikan tangan kasarnya untuk dicium seorang dokter meski itu menantunya sendiri.Fery pun mengangguk sopan pada Neneh. “Tolong bantu istri saya di rumahya, Bi. Saya ingin Suci tidak kecapean, biar bisa segera hamil,” ujar Fery dengan senyuman ramah.“Ah, iya, tentu saja, Cep Dokter. Bibi pasti akan bantuin semua pekerjaan rumah,” jawab Neneh.Fery pun

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 197

    Fery turun dari mobilnya dan melangkah menuju ke ruang kliniknya. Namun, langkahnya terhenti karena ada Yuni yang menghalangi jalannya.“Mas,” sapanya dengan wajah yang dibuat sedih. “Apa kabar?”Wajah Fery berubah masam. “Baik,” jawabnya.Yuni tersenyum miris. “Kamu sekarang terlihat bahagia. Sedangkan aku hidup sengsara. Apa kamu tidak kasian sama aku, Mas?”“Kasian apa maksudmu? Bukannya aku sudah biarkan kamu sama Yadi untuk tinggal di mess?”“Gaji Yadi Cuma cukup buat makan, nggak akan cukup buat beli baju dan peralatan bayi,” ujar Yuni.Fery mengembus napas kasar. “Kamu harus berusaha belajar menerima keadaan, Yun. Bagaimanapun juga ini adalah pilihan kamu sendiri, bukan? Kamu sendiri yang memilih untuk hidup dengan Yadi.”“Semua ini karena kebodohanku, Mas. Aku ingin kamu tetap bertahan di sisiku. Itu semua karena aku benar-benar cinta sama kamu. Aku takut kamu balikan sama si Tonggos itu,” cerocos Yuni.Fery menggelengkan kepalanya. “Itulah yang membuatku malas sama kamu, Y

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 198

    “Aku bersumpah ini tidak seperti yang kamu lihat, Ci. Aku bisa jelaskan,” ujar Fery dan meminta agar Suci kembalil duduk. Sementara dia dengan posisi semula, berlutut di depan istrinya.Suci masih menunduk, tak mau membalas tatapan sang suami. Hatinya masih diliputi rasa cemburu.“Tadi, saat aku sampai di rumah sakit, ada Yuni yang mencegat di jalan. Dia nangis-nangis bilang belum punya baju untuk calon bayinya. Aku merasa kasihan, jadi aku kasih dia lima ratus ribu buat beli baju bayi. Aku sama sekali nggak nyangka kalau ini semua hanya jebakan untuk membuat kita bertengkar.” Fery mengembus napas kasar dengan mata yang memejam, berusaha menenangkan hatinya yang diliputi amarah.Rasanya dia ingin membunuh orang.Suci masih terdiam. Hatinya masih kacau. “Ci, tolong percaya,” pinta Fery dengan wajah memelas.“Berarti Mas masih peduli sama Mbak Yuni. Bukannya Mas tau kalau bayi yang dikandung Mbak Yuni itu bukan anakmu.” Suci masih merajuk.“Bukan masalah peduli atau nggak, Ci. Aku Cuma

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 199

    “Yun, apa benar kamu belum beli baju bayinya?” tanya Yadi jadi penasaran, padahal waktu gajian kemarin dia sudah sisihkan uang untuk baju bayi itu. Dia sadar jika tak lama lagi Yuni akan melahirkan.Yuni diam dengan bibir yang cemberut.“Yun, jawab,” pinta Yadi setengah berteriak. Lelaki itu mulai kesal dengan sikap Yuni yang suka seenaknya.“Iya belum,” jawabnya ketus.“Astagfirullah.” Yadi mengusap wajah dan menyugar rambutnya dengan kasar. Tak habis pikir dengan wanitanya ini. Walaupun mereka belum resmi menikah, tetapi Yadi sudah berniat untuk mengurus Yuni sampai melahirkan, lalu mereka menikah. Fery memberi dua ruangan untuk mereka, karena tahu jika Yuni dan Yadi belum memiliki ikatan yang sah. Meskipun pada kenyataannya Yuni dan Yadi tetap saja sering melakukan hubungan suami istri.“Yun, kamu tau sendiri, kan, gajiku berapa? Kamu harusnya mikir, dari mana lagi aku dapat uang untuk beli peralatan bayi? Sementara kamu sebentar lagi mau lahiran.” Yadi mulai mencecar.“Ya, itu sih

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 200

    Suci bangun sebelum subuh. Dia melepaskan tangan Fery yang melingkari perutnya. Lelaki itu memang tak pernah membiarkannya lepas apalagi jauh. Fery harus selalu tidur sambil memeluk Suci.Gadis yang tak lagi perawan itu berjalan mengendap agar sang suami tak terganggu tidurnya. Dia ingin melakukan tes pagi ini, sesuai perkataan suaminya jika urine di pagi hari itu yang paling akurat untuk dilakukan tes.Suci mengambil satu buah alat tes kehamilan yang kemarin diberikan oleh Fery. Lalu, dia mengendap ke kamar mandi untuk menampung air seninya. Dengan jantung yang berdebar hebat dia mencelupkan alat itu ke wadah kecil yang sudah berisi air seni. Suci menunggu beberapa saat sambil memejamkan matanya. Lalu, dia membuka matanya perlahan, dan tampak dua garis merah terpampang di sana.Suci memekik girang sampai air seni di wadah itu jatuh dan tumpah ke lantai. Dia tatap benda kecil itu dengan mata berkaca-kaca. Dirinya kini tengah berbadan dua. Dia mengandung anak dari lelaki yang mulai d

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 201

    “Kamu hamil?” tanya Fery dengan mata terperangah kaget. “Kalian … sudah menikah? Atau ….” Lelaki itu tampak menerka-nerka. Fery kembali mengingat kapan kejadian itu terjadi. Karena kalaupun Amanda dan Denis menikah, masa iddah Amanda baru saja usai, tapi perut Amanda sudah menunjukan kehamilan yang lebih dari empat bulan.Wajah Amanda berubah pucat. Mungkin karena dia tak menyangka bisa bertemu dengan Fery di tempat itu. Dia menoleh pada Denis yang juga terlihat kikuk.“Mmm, anu … itu … kami ….” Denis terlihat gugup dan belum bisa menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Fery.“Ini … bayiku, kan?” tanya Fery dengan tatapan mengintimidasi. Tangannya menunjuk pada perut Amanda. Sementara wajah wanita itu semakin memucat.“Jawab yang sejujurnya!” ucap Fery dengan tegas. Meski dari wajah kedua orang itu saja dia sudah bisa menyimpulkan jika Amanda memang tengah mengandung anaknya.“Dengar, Fer. Apapun yang sudah terjadi, aku harap kamu tidak akan mengubah ap

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 202

    “Apa tadi kamu nggak lihat ke mana Suci pergi?” Fery mendekat pada Amanda yang juga ikut mencari.“Nggak, aku terlalu fokus berdebat sama kamu, makanya aku juga nggak lihat Suci pergi,” jawab Amanda yang juga tampak khawatir.“Astagfirullah, Ci. Ke mana kamu?” gumam Fery dengan wajah yang frustrasi.“Apa mungkin dia lagi ke kamar mandi?” tebak Amanda yangn langsung membuat Fery semringah. Iya, kenapa dia tak kepikiran sampai sana. Mungkin saja istri kecilnya itu memang lagi ke toilet. Dia langsing berlari untuk mencari di mana letak toilet. Namun, baru beberapa langkah, Fery kembali berhenti. Dia berpikir masa iya harus masuk ke toilet perempuan, sementara dirinya adalah laki-laki.Fery berbalik ke arah Amanda, lalu meminta mantan istrinya itu untuk membantu mencari Suci di sana.Amanda pun mengikuti permintaan Fery, dia masuk ke dalam toilet yang khusus untuk perempuan. Amanda menunggu beberapa saat di sana, namun sampai gonta-ganti yang keluar dan masuk tidak ada Suci di sana. wan

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 203

    Suci yang tadi turun dari angkutan umum, langsung berjalan mencari masjid. Dia merasa lelah dan ingin istirahat barang sejenak. Langkahnya terhenti dan bertanya pada ibu-ibu penjual gorengan.“Maaf, Bu, kalau mesjid sebelah mana, ya?” tanyanya dengan kening berpeluh.“Oh, sebelah sana,” tunjuk si ibu pada bangunan tinggi. “Ada di sebelah pabrik cat itu,” lanjutnya.“Oh, iya, Bu. terima kasih,” sahut Suci lalu gegas berjalan ke sana. rasa haus menggelitik tenggorokannya. Dia lalu mampir ke sebuah warung kelontong dan membeli sebotol air mineral.Di sana ada dua ibu-ibu yang sedang mengobrol. Diam-diam Suci mendengarkan saat dia menunggu kembalian.“Juragan Davendra masih belum nemu pengasuh yang cocok ya, buat anak bayinya?”“Lah, siapa yang mau. Orang sombong dan galak macam begitu, mana ada yang tahan. Kemarin si Kokom juga cuman tahan tiga hari. Katanya Juragan Davendra itu kerjanya marah-marah terus. Salah sedikit maen banting perabot,” jawab ibu yang satunya.“Heleh, pantes. Sekar

Bab terbaru

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status