"Kau tidak punya hak berbicara," sentak Nenek Bunga Seruni berang. Wanita itu tidak suka ada orang luar turut campur dalam urusan pribadinya."Dia gadis yang aku cintai, tentu berhak membelanya," bantah Raden Prana Kusuma tidak mau kalah. Nenek Bunga Seruni melotot. Matanya yang lebar makin lebar dan menyeramkan."Kalian semua ingin melawanku?! Majulah. Aku tidak gentar menghadapi kalian." Nenek Bunga Seruni kembali memasang kuda-kuda. Darahnya mendidih karena orang-orang muda ini mulai berani padanya.Melihat kemarahan gurunya, Sekar Pandan menjatuhkan diri bersimpuh di depan Nenek Bunga Seruni. Gadis belasan warsa itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada. Wajah jelitanya mendongak dan memelas. Nenek Bunga Seruni memalingkan muka dengan tidak suka."Walaupun kau duduk bersimpuh seharian, itu tidak akan mengubah pendirianku, Sekar Pandan," gumam wanita tua itu ketus."Nenek Bunga Seruni, aku mengenal banyak penggawa di istana Maj
Last Updated : 2023-07-05 Read more