Satrio mengetuk-etukkan jemarinya di kemudi. Sesekali matanya melirik ke wanita di sampingnya. Kiara sedari tadi diam saja. Satrio pun sungkan untuk mengobrol. Jadi dia malah bersenandung kecil.Sampai di area perumahan mewah, Satrio agak melambatkan mobilnya."Turun di sini saja," pinta Kiara. Tapi Satrio tak menanggapi. Malah melihat deretan rumah-rumah bak istana tersebut."Sat, berhenti di sini saja," ulangnya."Nanggung," jawab Satrio.Kiara mendengkus kesal. Percuma juga dia memarahi pria ini, terlalu keras kepala kalau sudah bertekad.Akhirnya tepat di depan gerbang besar rumah, Satrio menghentikan laju mobilnya. Kiara cepat-cepat membuka pintu mobilnya."Makasih Sat," ucapnya. Lalu melangkah."Tunggu, Ra!"Kiara menghentikan langkahnya, menoleh."Apapun yang terjadi, maksudku, kalau saja kamu bertengkar dengan pak Devan karena Nina, bertahanlah. Jangan biarkan pak Devan lepas darimu. Apalagi sampai me
Read more