"Maaf, bisa saya minta nomor ponsel atau alamat Ustadzah Zia?" tanya Tiara dengan senyum lembut. Beberapa saat perempuan berkaca mata itu hanya diam. Ia tak bisa memberikan nomor Zia pada sembarang orang. Namun, sudut hatinya mengatakan jika perempuan di sampingnya itu tak memiliki niat buruk terhadap Zia. "Jika Ustadzah keberatan aku tak akan memaksa," ucap Tiara dengan senyum lembut. "Aku hanya ingin menyampaikan hal yang aku anggap penting pada beliau," lanjut Tiara dengan santun. Rahma membalas kalimat Tiara dengan senyum lembut. Sesaat kemudian ia membuka ransel kecil miliknya, merogoh ponsel dari dalamnya. Dua belas digit nomor ia sebut, sedangkan Tiara fokus mengetik di layar ponselnya."Makasih, Ustadzah," ucap Tiara sumringah. Setidaknya ia sudah memiliki akses untuk lebih dekat dengan Zia, meski hanya lewat nomor telpon. "Perlu alamat Ustadzah Zia?" tawar Rahma dengan senyum simpul. "Boleh, jika Ustadzah tidak keberatan."Rahma tak menjawab. Ia mengeluarkan secarik ker
Terakhir Diperbarui : 2022-07-16 Baca selengkapnya