"Nggak suka sama modelnya?" tanya Farid lagi setelah melihat Zia kembali diam. "Suka."Farid menaikkan alis melirik sang istri yang mematung di sampingnya. Seketika ia menepuk jidat, ia baru ingat jika struk belanja masih ada di dalam sana, di plastik abu tua di tangan Zia. "Zi …," panggil Farid pelan. "Iya.""Kenapa diam, Sayang? Ada masalah?" Farid berucap lembut, tangan kirinya meraih tangan Zia membawanya di atas paha kirinya. "Nggak papa," jawab Zia singkat. "Marah?""Enggak," jawab Zia seraya menggeleng pelan. Tak ada raut marah di sana, yang ada hanya gurat sedih. "Kalau nggak marah coba senyum," pinta Farid sekilas kembali melirik Zia berusaha mencairkan suasana.Zia menoleh pada suaminya, bibirnya tersenyum, tepatnya senyum setengah terpaksa. Farid terkikik geli. Farid menaikkan laju kendaraannya agar semakin cepat sampai. Menyalip beberapa kendaraan di depannya dengan kecepatan cukup tinggi. "Nggak usah ngebut, Bang. Pelan juga bisa sampai rumah 'kan?" protes Zia mena
Terakhir Diperbarui : 2022-07-14 Baca selengkapnya