"Istirahatlah, kau kelihatan lelah," ucap Farid akhirnya. Ia tak ingin membuat Zia merasa tak nyaman, meski kenyataannya ia masih ingin berlama-lama bercengkrama dengan istrinya itu. "Makasih, Bang," ucap Zia singkat. Ia memang merasa cukup lelah, setelah semenjak habis subuh tadi langsung bergelut dengan dua perias yang tadi meriasnya. Farid mengusap menurun antara kedua alis Zia, membuat mata itu perlahan terpejam, menikmati usapan lembut hingga tanpa sadar beberapa menit kemudian ia terlelap setelah kantuk perlahan menderanya. Farid tersenyum puas. Mata pekat laki-laki itu menatap lekat wajah damai di hadapannya dengan senyum manis. Menelisik setiap garis wajah Zia, seolah tengah melukis wajah itu dalam benaknya. Sesekali tangannya mengusap lembut kepala Zia, menumpahkan rasa yang menggebu di relung sana lewat tatapan mata, hingga mengalirkan rasa bahagia di lubuk hatinya. "Abang akan membuatmu senyaman mungkin, Zi," lirih Farid seraya mengecup lembut dahi istrinya dengan penu
Terakhir Diperbarui : 2022-07-14 Baca selengkapnya