Sesampainya di rumah, Silvi langsung menuju kamarnya. Rebahan di atas kasurnya yang empuk, walaupun di pesta ia tidak melakukan apapun namun ia tetap merasa capek.Baru saja ia memejamkan matanya sejenak, dering ponselnya mengagetkannya. Dengan gontai, Silvi meraba sisi kasur untuk mencari ponselnya. Terlihat ada nama om Tio di layar utamanya, seketika ia langsung tersenyum sumringah.[Halo, ada apa om?][Halo sayang, kamu sudah sampai rumah?][Sudah om, om sendiri bagaimana?][Sama, Oh ya sayang. Kenapa kamu bisa ada di pesta itu tadi bersama Sherly pula?][Aku di ajak ibu buat kesana om, dan iya Sherly temanku. Mmh, om beneran ayahnya Sherly ya?][Oo, Iya Sil. Nggak nyangka ya, ternyata kamu teman anak om. Hi hi]Silvi tersenyum kecut, ternyata memang benar kalau om Tio adalah ayahnya Sherly teman kampusnya sendiri.[Sayang, ketemuan yuk. Mau nggak?][Bukannya tadi sudah ya om ?][Iya, tapi om masih kangen. Kan tadi nggak sengaja bertemu, Bagaimana? kita bertemu di apartemen om ya.]
Baca selengkapnya