Home / Pernikahan / Pernikahan Membawa Siksa / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pernikahan Membawa Siksa: Chapter 1 - Chapter 10

143 Chapters

Hari Pernikahan

Semua keluarga sangat bahagia dengan adanya pernikahan ini, banyak sanak saudara yang juga hadir untuk menyaksikan pernikahan anak perempuan pertama dari pasangan Fauzan dan Amira. Riyani Saraswati, seorang gadis mungil yang cantik dan juga pintar. Riyani bekerja di sebuah perusahaan ternama sebagai General Manager, akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih Rian Andriyano, putra dari pasangan Budi dan Dara.Riyani begitu cantik dengan balutan kebaya putihnya yang sederhana ditambah dengan riasan natural semakin memancarkan pesona kecantikannya, kini Riyani sudah duduk di samping Rian untuk melangsungkan ijab qobul."Kamu begitu cantik sayang, rasanya aku tidak rela kamu diliat semua orang" ucap Rian sambil melirik.Riyani tersenyum manis ke arah Rian dengan malu malu."Bagaimana, saudara Rian apakah sudah siap?" ucap penghulu."InsyaAllah siap pak" kata Rian."Baik, sekarang jabat tangan saya ya. Mari kita mulai ijab qobulnya" kata penghulu.Rian pun mengangguk sembari menikmati ta
Read more

Silvi Minta uang

Dahiku berkerut mendengar suara Silvi dengan nada memerintah tanpa embel embel kata tolong, seolah aku bukanlah kakak iparnya yang harus dihormati melainkan pembantu dirumahnya."O-oh, oke sebentar ya Sil." jawabkuAku pun membuat minum untuk Silvi, dan mengantarkannya. Kulihat dia duduk didepan tv sambil memainkan hp dan kakinya diatas mrja. "Astaga mengapa kelakuannya begitu sekarang." batinku"Ini Sil, minumannya" ucapku"Hm" jawab Silvi.Tiba tiba ibu mertuaku masuk ke ruang tamu, "Ibu dari mana saja" tanya Silvi."Oh, ibu habis dari tempat Bu Idah barusan. Ada urusan" jawab ibu mertua sambil meliriku.Alisku mengkerut kembali, "Bukannya tadi ibu mau ke warung ya karena ada yang belum kebeli? Apa ibu hanya alasan saja atau perasaanku saja?" batinku.Kulihat Mas Rian datang ke ruang tamu terlihat sangat segar, rupanya dia habis mandi. Dia menghampiriku dan mengecup pipi kananku, "Sayang, mas lapar. Kita makan yuk! ayo bu" ajak mas Rian.Aku tersenyum sambil mengikuti langkah mas Ri
Read more

Andai Saja....

Deg,Jantungku rasanya berdetak sedikit lebih cepat mendengar penuturan Tia, "S-seminggu yang lalu?" tanyaku."Iya Ri" jawab Tia lagi."Dan kalian nggak bilang sama gue Ya, Vin?" tanyaku lagi dengan suara agak serakJujur aku merasa agak kecewa dengan mereka, karena mereka adalah sahabat terbaiku. Yah Kevin dan Tia adalah sahabatku sejak SMP bahkan aku dan Kevin kami sempat berpacaran waktu SMA, namun setelah lulus Kevin pergi keluar negri karena Oma'nya di Amerika sakit sehingga keluarga Kevin pun akhirnya pindah kesana sejak saat itu."Maafin gue Ri, gue yang salah karena udah ngelarang Tia buat kasih tau lo. Tadinya gue mau kasih surprise buat loe kalo gue udah balik indo tapi pas gue ke rumah loe justru gue yang terkejut karena pas hari itu loe nikah sama orang lain." ucap Kevin panjang lebar.Deg"A-aku"Belum sempat aku bicara sudah disela Kevin lagi, "Kenapa loe nggak bilang Ri, kalo loe mau nikah?" tanya Kevin dengan sendu bahkan nada bicaranya juga sedikit bergetar.Aku menun
Read more

Pergi....

Sesampainya di bandara, aku berlari sekencang mungkin mencari Kevin kesana kemari berharap pesawat Kevin belum take off, tapi nyatanya aku tak menemukan Kevin. Aku pun berlari menuju pusat informasi untuk bertanya namun harapanku untuk bertemu dengan Kevin pupus. Pesawat yang ditumpangi oleh Kevin sudah take off sejak 10 menit yang lalu. Aku pun terduduk lemas dilantai, "Kenapa Vin, kenapa kamu tinggalin aku gitu aja tanpa pamit." gumamku sambil menangis.Aku pun pulang ke rumah dengan tak bersemangat, "Sayang, kamu kenapa?" tanya mamah padaku namun aku hanya diam dan terus berjalan menuju kamarku. Ku buka Handphonku berharap ada pesan dari Kevin sebelum dia pergi. Namun nihil, kuhela napasku dengan panjang kemudian aku mulai menangis terisak.Entah berapa lama aku menangis sampai akhirnya aku pun tertidur karena lelah terlalu lama menangis, tak terasa hari sudah sore dan terdengar ketukan pintu kamarku.Tok tok tok"Ri, sayang. Bangun nak sudah sore." terdengar suara mamahku."Mamah
Read more

Kabar Baik

Tak terasa sudah 3 bulan lamanya aku menikah dengan mas Rian, selama itu pula aku sudah mulai terbiasa dengan sikap ibu mertua dan juga adik iparku. Mereka tak segan segan menyuruhku untuk mengerjakan semuanya bahkan kadang juga sambil memakiku.Entahlah, entah apa yang salah pada diriku sehingga mereka bersikap seperti itu, padahal tanpa mereka suruh aku pun akan melakukan tugasku dan aku juga tetap bekerja dikantor. Usai sholat subuh aku bergegas menuju kamar mandi untuk mengecek karena sudab satu minggu aku telat datang bulan, dengan gugup dan perasaan tak karuan aku melihat hasil tespeck ternyata menunjukan dua garis merah. Ya Allah aku menangis terharu karena kini di dalam rahimku telah tumbuh makhluk bernyawa, malaikat kecilku buah hatiku dan mas Rian.Segera aku keluar dari kamar mandi dan menghampiri mas Rian yang masih tertidur pulas, "Mas bangun mas, lihat ini mas. Aku hamil mas." ucapku sambil menangis terharu."Hah, apa sayang? itu apa?" tanya mas Rian bingung sambil men
Read more

Resign....

Kevin bangkit dan beralih menatapku seraya berkata, " Ras, kalo ada apa apa kamu bisa langsung hubungi aku. Aku siap bantu." Aku hanya mengangguk sebagai respon."A-aku pulang dulu." ucapku sambil melangkah mendekati pintu, ingin segera aku pergi dari sana karena merasa canggung dengan situasi ini. Namun tiba tiba aku mendadak terhenti. "Apa kamu bahagia bersamanya Ras,- ucapan Kevin terhenti sebentar. Jika kamu tak bahagia atau dia menyakitimu aku bersedia menggantikannya Ras." katanya dengan tulus.Aku melanjutkan kembali langkahku yang terhenti tanpa menoleh ke belakang, aku tak ingin memberikan harapan lebih pada Kevin. Dia orang baik, aku yakin dia akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku.Aku pulang ke rumah dengan lesu, "Sayang, kamu baru pulang?" tanya mas Rian ketika aku baru memasuki kamar."Iya mas." jawabku singkat."Kenapa, capek hm? lekaslah mandi terus istirahat dulu." tanya mas Rian sambil mengelus rambut panjangkuAku mengangguk dan bangkit menuju kamar mandi
Read more

Tak Ingin Banyak Drama

Mohon maaf bila banyak typo 🙏Beberapa bulan berlalu,Kini usia kehamilan Riyani sudah memasuki bulan ke delapan, dan mas Rian pun bekerja di perusahaan kecil sebagai karyawan biasa. Meski kian hari perut Riri kian membesar namun tak membuat wanita hamil bertubuh mungil itu untuk bermalas-malas. Seperti biasanya dia mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan rajin, tanpa menampilkan tampilan.Jangan cinta bagaimana sikap bu Dara dan juga Silvi, karena jawabannya masih sama. Bahkan mereka tak iba melihatku mengerjakan semuanya dengan perut besar, tak jarang pula uang yang diberikan oleh mas Rian kepadaku juga diminta kembali oleh ibu mertuaku dengan alasan biar ibu saja yang menyimpannya. Ibu Dara akan memberikan uang kepadaku hanya ketika stok bahan makanan di dapur auda habis , itu pun dengan jumlah yang sangat terbatas seperti saat ini. Aku diberi uang seratus lima puluh ribu untuk membeli ayam, tahu, tempe, sayuran, ikan dan juga.Akhirnya aku putuskan untuk belanja di pasar tradisi
Read more

Fitnah

Pukul tujuh pagi, mas Rian baru tiba di ruangan rawatku dengan pakaian rapi seperti mau bekerja hingga membuat keningku berkerut. "Mas, kamu dari mana saja aku menunggumu dari semalam. Ini putri kita mas." tanya sambil menyodorkan bayi.Namun mas Rian hanya diam saja tak meresponku dan melirik bayi kami, "Kenapa diam saja mas, kamu nggak mau melihat anak kita?" bertanyaTiba tiba saja ibu Dara datang bersama Silvi, sambil meembuat tudingan yang sangat menyakitkan hati.
Read more

Kayla Alexander

Hari Minggu,Semua persiapan acara syukuran dan aqiqah putri Riri sudah hampir selesai, acara akan di mulai nanti sore setelah ashar. Riri juga sudah mencoba memberi kabar pada Rian perihal acara ini, perkara dia mau datang atau pun tidak itu urusannya yang penting Riri sudah mengabarinya.Semua orang di rumah papah Fauzan sibuk semua membantu mempersiapkan acara ini, mereka mengundang anak anak yatim untuk memeriahkannya. Juga beberapa kerabat dan tetangga sekitar. Tia dan Kevin juga turut hadir dalam acara tersebut.Dari sebelum, sampai acara selesai ternyata Rian dan keluarganya sama sekali tak memperlihatkan batang hidungnya hingga membuat para tamu bertanya tanya sama halnya dengan kedua sahabat Riri.Di halaman belakang rumah, Riri, Tia dan juga Kevin saling mengobrol melepas rindu karena sudah lama mereka tidak kumpul bersama."Oh ya Ri, tadi siapa nama anak lo?" tanya Tia maklum karena tadi dia datang agak terlambat."Kayla Alexander Ya." jawabku"Ko nggak ada nama keluarga su
Read more

Bab 10

Aku mengernyit mengapa tengah malam begini Kevin menghubungiku, segera ku tekan tombol hijau untuk menerima panggilan darinya."Halo Vin, Iya kenapa tumben telvon jam segini?" tanyaku"Halo, nggak apa apa Ras. Gue tiba tiba kepikiran Kayla. Dia baik baik aja kan?" jawab Kevin.Aku semakin mengernyit mengapa Kevin bisa tiba tiba kepikiran Kayla waktu putriku menangis terus seperti ini seolah mereka mempunyai ikatan batin yang sangat kuat."O-oh, iya Vin tadi sebenarnya gue mau hubungin lo karena Kayla nangis terus, gue udah_ coba hubungin mas Rian tapi nggak dijawab. Kebetulan juga lo nelvon duluan." jawabku panjang lebar."Ya udah, coba alihkan ke mode video Ras biar gue coba tenangin Kayla dulu." ucap KevinDengan segera ku alihkan ke mode video untuk melihat wajah Kevin dan ku arahkan ke Kayla yang ku ambil alih dari gendongan mamah."Halo sayang, anak papah kenapa menangis nak. Cup cup cup tenang ya sayang ada papa disini." ucap Kevin pada Kayla. Dan dengan ajaibnya Kayla langsung
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status