Kevin bangkit dan beralih menatapku seraya berkata, " Ras, kalo ada apa apa kamu bisa langsung hubungi aku. Aku siap bantu." Aku hanya mengangguk sebagai respon."A-aku pulang dulu." ucapku sambil melangkah mendekati pintu, ingin segera aku pergi dari sana karena merasa canggung dengan situasi ini. Namun tiba tiba aku mendadak terhenti. "Apa kamu bahagia bersamanya Ras,- ucapan Kevin terhenti sebentar. Jika kamu tak bahagia atau dia menyakitimu aku bersedia menggantikannya Ras." katanya dengan tulus.Aku melanjutkan kembali langkahku yang terhenti tanpa menoleh ke belakang, aku tak ingin memberikan harapan lebih pada Kevin. Dia orang baik, aku yakin dia akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku.Aku pulang ke rumah dengan lesu, "Sayang, kamu baru pulang?" tanya mas Rian ketika aku baru memasuki kamar."Iya mas." jawabku singkat."Kenapa, capek hm? lekaslah mandi terus istirahat dulu." tanya mas Rian sambil mengelus rambut panjangkuAku mengangguk dan bangkit menuju kamar mandi
Mohon maaf bila banyak typo 🙏Beberapa bulan berlalu,Kini usia kehamilan Riyani sudah memasuki bulan ke delapan, dan mas Rian pun bekerja di perusahaan kecil sebagai karyawan biasa. Meski kian hari perut Riri kian membesar namun tak membuat wanita hamil bertubuh mungil itu untuk bermalas-malas. Seperti biasanya dia mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan rajin, tanpa menampilkan tampilan.Jangan cinta bagaimana sikap bu Dara dan juga Silvi, karena jawabannya masih sama. Bahkan mereka tak iba melihatku mengerjakan semuanya dengan perut besar, tak jarang pula uang yang diberikan oleh mas Rian kepadaku juga diminta kembali oleh ibu mertuaku dengan alasan biar ibu saja yang menyimpannya. Ibu Dara akan memberikan uang kepadaku hanya ketika stok bahan makanan di dapur auda habis , itu pun dengan jumlah yang sangat terbatas seperti saat ini. Aku diberi uang seratus lima puluh ribu untuk membeli ayam, tahu, tempe, sayuran, ikan dan juga.Akhirnya aku putuskan untuk belanja di pasar tradisi
Pukul tujuh pagi, mas Rian baru tiba di ruangan rawatku dengan pakaian rapi seperti mau bekerja hingga membuat keningku berkerut. "Mas, kamu dari mana saja aku menunggumu dari semalam. Ini putri kita mas." tanya sambil menyodorkan bayi.Namun mas Rian hanya diam saja tak meresponku dan melirik bayi kami, "Kenapa diam saja mas, kamu nggak mau melihat anak kita?" bertanyaTiba tiba saja ibu Dara datang bersama Silvi, sambil meembuat tudingan yang sangat menyakitkan hati.
Hari Minggu,Semua persiapan acara syukuran dan aqiqah putri Riri sudah hampir selesai, acara akan di mulai nanti sore setelah ashar. Riri juga sudah mencoba memberi kabar pada Rian perihal acara ini, perkara dia mau datang atau pun tidak itu urusannya yang penting Riri sudah mengabarinya.Semua orang di rumah papah Fauzan sibuk semua membantu mempersiapkan acara ini, mereka mengundang anak anak yatim untuk memeriahkannya. Juga beberapa kerabat dan tetangga sekitar. Tia dan Kevin juga turut hadir dalam acara tersebut.Dari sebelum, sampai acara selesai ternyata Rian dan keluarganya sama sekali tak memperlihatkan batang hidungnya hingga membuat para tamu bertanya tanya sama halnya dengan kedua sahabat Riri.Di halaman belakang rumah, Riri, Tia dan juga Kevin saling mengobrol melepas rindu karena sudah lama mereka tidak kumpul bersama."Oh ya Ri, tadi siapa nama anak lo?" tanya Tia maklum karena tadi dia datang agak terlambat."Kayla Alexander Ya." jawabku"Ko nggak ada nama keluarga su
Aku mengernyit mengapa tengah malam begini Kevin menghubungiku, segera ku tekan tombol hijau untuk menerima panggilan darinya."Halo Vin, Iya kenapa tumben telvon jam segini?" tanyaku"Halo, nggak apa apa Ras. Gue tiba tiba kepikiran Kayla. Dia baik baik aja kan?" jawab Kevin.Aku semakin mengernyit mengapa Kevin bisa tiba tiba kepikiran Kayla waktu putriku menangis terus seperti ini seolah mereka mempunyai ikatan batin yang sangat kuat."O-oh, iya Vin tadi sebenarnya gue mau hubungin lo karena Kayla nangis terus, gue udah_ coba hubungin mas Rian tapi nggak dijawab. Kebetulan juga lo nelvon duluan." jawabku panjang lebar."Ya udah, coba alihkan ke mode video Ras biar gue coba tenangin Kayla dulu." ucap KevinDengan segera ku alihkan ke mode video untuk melihat wajah Kevin dan ku arahkan ke Kayla yang ku ambil alih dari gendongan mamah."Halo sayang, anak papah kenapa menangis nak. Cup cup cup tenang ya sayang ada papa disini." ucap Kevin pada Kayla. Dan dengan ajaibnya Kayla langsung
"Cukup Ri, tak usah kau mencoba memutar balikan fakta dan menuduh ibu serta adiku berbohong kepadaku." hardik Rian geram."Tapi memang itu kenyataannya mas, aku nggak pernah sekalipun selingkuh dari kamu. Ya sudah kalo kamu nggak percaya tak masalah aku juga sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan." ucapku sesantai mungkin."Tapi sebelum sidang perceraian dimulai aku mau kita melakukan tes DNA terlebih dahulu." ucapku dengan tenang.""A-apa, untuk apa kamu minta tes itu? kalau kamu mau berpisah sama aku, aku tak masalah. Aku juga bisa bahagia tanpamu." jawabnya"Dengar ya mas, sudah jelas Kayla anak kamu. Selama menikah apa kamu ngga pernah berpikir bahwa aku nggak pernah pergi keluar rumah selain bekerja dan kamu tahu itu. Bagaimana kegiatanku di kantor, sesibuk apa aku dikantor." Riri menahan tangis.Entahlah berbicara dengan Rian kali ini sungguh membuat hatinya teramat sakit karena luka yang di torehkan terlalu dalam oleh Rian."Dengan baik baik ya mas, aku akan tetap melakuk
Dua pekan sudah berlalu, Rian menatap berkas yang ada dimeja kerjanya. Surat gugatan cerai dari Riyani kini harus ia tanda tangani. Tangannya terasa begitu berat, apalagi saat mengingat ia tak bisa membuat Riri kembali padanya.Ia menyenderkan kepalanya sejenak dan memejamkan mata, bayangan tentang Riri yang menolak dengan tegas untuk kembali padanya kembali berputar di kepalanya."Lalu setelah hasil tes DNA itu keluar, dan terbukti bahwa Kayla adalah anak kamu, apa yang akan kamu lakukan mas? Membatalkan talak itu? Dan berdamai denganku?" Sorot mata Riri terlihat penuh kebencian. Rasa kecewa yang teramat dalam pada pria yang dulu pernah memberikannya kebahagiaan, namun kini semua hanya tinggal kenangan saja."Kalau kita bisa memperbaiki semuanya, mengapa tidak?" jawab Rian."Hah. enak sekali kamu bicara seperti itu mas, setelah kamu tidak percaya sama aku dan kamu menolak mentah mentah anak kita. Lantas kamu bilang mau memperbaiki hubungan kita, memperbaiki semuanya? Kamu punya otak
"Ras, aku pulang dulu ya."Riri mengangguk sebagai respon, "Hati hati, makasih ya Vin.""Ras, besok aku temani ke pengadilan." ujar Kevin saat berada di ambang pintu."Loh untuk apa?" Riri bertanya heran."Aku nggak mau kamu tertekan melihat mantan suami kamu yang brengsek itu.." Kevin tertawa, kemudian melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan rumah Riri.******"Besok sidang perceraian kamu dan Riri kan?" tanya bu Dara"Iya bu, kenapa?" tanya balik Rian."Baguslah, semoga saja proses perceraian kalian bisa berjalan cepat sehingga kamu bisa segera menikah dengan Joana. Ibu sudah tidak sabar untuk menjadi orang kaya.""Bu, Rian dan Riri belum resmi bercerai. Kenapa sih ibu harus membahas tentang masalah pernikahan."Saat ini, Rian sangat membenci membahas masalah tentang pernikahan sebab ia merasa seperti di teror. Apalagi ia baru saja mengalami kegagalan dalam berumah tangga, jadi ia tidak bisa begitu saja untuk memulainya kembali. Meskipun ia di suguhkan dengan wanita cantik seperti