“Nggak tahu, Dek. Mas nyadar kalau hape Mas nggak ada di saku, saat sudah sampai Puskesmas karena mau menghubungi kamu atau ibu. Untung ketemu Pak Sarkam,” jawab Mas Riko. Yah, mau gimana lagi. Tak bisa di paksakan untuk mengingat.“Tapi, kalau idenya Lika, untuk apa? lagian ibu dan Toni juga sudah lihat?” tanya Mas Riko lagi. Terdiam sesaat mengatur desah nafasku.“Memang, iya, tapikan keluarga Lika belum ada yang lihat video itu, Mas!” jawabku, bergabung duduk lagi di dekatnya. Mas Riko mengusap wajahnya. “Benar juga,” jawabnya pelan. “Takutku, nanti Lika berkilah. Bilang ke semua keluarganya kalau Toni yang bermasalah,” ucapku. Mas Riko mengangguk menyetujui pemikiranku.“Lika yang sudah ketahuan selingkuh dan ada bukti videonya, masih berkilah menuduh aku dalang di balik semua ini, apalagi kalau tanpa bukti?” ucapku lagi. Mas Riko semakin berdesah kasar. Terlihat bingung.“Semoga saja hape itu memang hilang dan ada orang baik yang menemukan, di kembalikan kepada yang punya,” uca
Read more